MODUL SOSIOLOGI
Kompetensi Dasar
3. 3 Memahami arti penting prinsip kesetaraan
untuk menyikapi perbedaan sosial demi terwujudnya kehidupan sosial
yang
damai dan demokratis.
4. 3 Menerapkan prinsip–prinsip kesetaraan untuk mengatasi perbedaan
sosial dan mendorong terwujudnya kehidupan sosial yang damai dan demokratis.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
STATUS, PERAN DAN MOBILITAS SOSIAL MASYARAKAT
A. Ringkasan Materi
1. KEDUDUKAN (STATUS)
Menurut
Roucek
dan
Warren kedudukan
adalah tempat
atau
posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Apabila dikaitkan dengan stratifikasi sosial,
maka kedudukan (status) dapat
dimaknai sebagai tempat seseorang secara umum
dalam (lapisan) masyarakat sehubungan dengan keberadaan orang lain, meliputi
lingkungan pergaulan,
harga
diri, hak,
dan
kewajiban.
Pada
prinsipnya setiap
individu dalam
pergaulan hidupnya memiliki
beberapa status sosial pokok
(key
status), yaitu sebagai berikut:
a. Status dalam lingkungan kerja
atau pekerjaan seseorang
b. Status dalam sistem kekerabatan
c. Status religius dan status politik
Status menurut cara memperolehnya terbagi atas tiga macam, yaitu sebagai
berikut :
a. Ascribed Status
Status atau Kedudukan tersebut
diperoleh secara turun temurun, melalui
kelahiran. Status ini diartikan sebagai kedudukan seseorang
dalam masyarakat
yang diberikan tanpa memandang kemampuan atau perbedaan antar individu.
Contohnya adalah status sebagai keturunan bangsawan.
b. Achieved Status
Achieved status adalah kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha usaha yang
sengaja dilakukan,
bukan diperoleh
melalui
kelahiran.
Kedudukan ini
bersifa terbuka bagi siapa
saja,
tergantung
kemampuan
dari masing–masing
individu dalam mengejar dan mencapai tujuannya. Contohnya adalah, seorang dokter
spesialis, pilot dan akuntan.
c. Assigned Status
Assigned status adalah status yang
diperoleh melalui penghargaan atau pemberian
dari
pihak
lain
atas
jasa–jasa tertentu. Contohnya
adalah para pahlawan dan peraih nobel.
2. PERAN (ROLE)
Peran (Role) merupakan aspek
yang dinamis
dari
kedudukan (status).
Apabila seseorang
telah menjalankan hak
dan kewajiban
sesuai
dengan kedudukannya, maka ia
telah
melaksanakan
suatu peran.
Suatu
status pasti
memiliki sejumlah peran yang melekat padanya, sedangkan peran tidak mungkin ada tanpa
status. Jadi
dapat
disimpulkan bahwa
status dan peran tidak
dapat
dipisahkan satu sama lain.
3. MOBILITAS SOSIAL
Secara etimologis, mobilitas berasal dari kata mobilitas yang artinya mudah dipindahkan. Secara umum, mobilitas sosial berarti perpindahan posisi seseorang
atu kelompok dari lapisan satu ke
lapisan yang lainnya.
Masyarakat terbagi ke dalam lapisan-lapisan, baik secara vertikal maupun
horizontal. Gerak masyarakat sangat bergantung pada struktur sosial masyarakat
yang bersangkutan. Apabila masyarakat tersebut berada dalam struktur sosial yang
kaku (misalnya,
pada
masyarakat kasta, kerajaan, atau suku
pedalaman), maka gerak sosial masyarakat relatif lebih sempit karena terbatas oleh aturan serta nilai–
nilai sosial yang
tidak
memungkinkan seseorang untuk
berpindah
lapisan. Sebaliknya, pada masyarakat dengan struktur
sosial terbuka, peluang untuk
bermobilitas sangat terbuka karena
masyarakat bebas untuk
mengembangkan
potensi dan kemampuannya untuk bisa berpindah dari lapisan satu ke lapisan yang lainnya, terutama
perpindahan secara
vertikal.
Secara prinsip terdapat
tiga jenis mobilitas yang utama, yaitu :
1. Mobilitas horizontal
Yaitu perpindahan seseorang atau
kelompok dalam lapisan sosial yang
sama. Ciri
utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati
orang tersebut tidak mengalami perubahan.
Contoh: Seorang guru SMK yang berpindah menjadi guru SMA, seorang tukang
batu berganti pekerjaan menjadi tukang kayu.
2. Mobilitas vertikal
Yaitu perpindahan status sosial seseorang atau kelompok pada lapisan sosial
yang berbeda. Dalam
mobilitas sosial vertikal terjadi perpindahan lapisan yang tidak sederajat, bisa berupa kenaikan
lapisan dan bisa juga karena penurunan lapisan/kedudukan.
Mobilitas sosial tersebut terbagi menjadi dua:
a. Social climbing
Social
climbing
adalah peningkatan
status/kedudukan seseorang
ke
dalam lapisan yang lebih tinggi.
Social climbing memiliki dua bentuk,
yaitu:
Kenaikan pangkat seseorang ke golongan yang lebih
tinggi
Misalnya: seorang walikota yang kemudian menjadi gubernur.
Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari
lapisan yang
sudah
ada
Misalnya: dalam pemilihan pengurus kelas, Andre terpilih sebagai ketua
kelas yang berhak mengatur seluruh
siswa di kelas itu.
b. Social sinking
Social sinking merupakan penurunan status/kedudukan seseorang ke dalam lapisan sosial
yang lebih rendah.
Social sinking
juga memiliki dua bentuk, yaitu:
Turunnya kedudukan seseorang ke golongan yang lebih
rendah Misalnya:
seorang
karyawan yang di–PHK,
seorang pejabat
yang pensiun.
Tidak dihargainya
lagi kedudukan sebagai lapisan sosial
atas
Misalnya: tidak berlakunya lagi gelar kebangsawanan seseorang.
3. Mobilitas intra-generasi, antar–generasi, dan antar–wilayah. a. Mobilitas intra-generasi
Yaitu perpindahan kedudukan sosial
seseorang/ anggota masyarakat yang
terjadi dalam satu generasi yang sama.
Misalnya: Alumni SMA Unggul angkatan 2020 ( ada yang menjadi pengusaha, sopir, mahasiswa,
tentara, dll)
b. Mobilitas antar-generasi
Yaitu perpindahan kedudukan sosial
seseorang/ anggota masyarakat yang
terjadi di antara beberapa generasi dalam satu keturunan.
Mobilitas sosial antar–generasi
bisa
berbentuk vertikal naik
atau vertikal turun.
Mobilitas antar-generasi naik
Misalnya: Atep adalah seorang PNS, padahal ayahnya hanya seorang
petani dan kakeknya seorang buruh tani.
Mobilitas antar-generasi turun
Misalnya: Unang adalah seorang
kuli bangunan, padahal ayahnya seorang
pedagang, dan kakeknya
seorang kepala desa.
c. Mobilitas antar-wilayah
Yaitu perpindahan
seseorang/ kelompok dari suatu tempat ke tempat lain. Bentuk–bentuk migrasi antar-wilayah adalah
migrasi, urbanisasi,
dan transmigrasi, mobilitas ini juga dissebut mobilitas gerak sosial geografis.
Penugasan Mandiri
Buatlah tabel seperti di bawah ini, kemudian isilah setiap kolom sesuai
dengan aspek yang diminta. Isikan status dan mobilitas yang dialami oleh semua anggota
keluargamu.
NO | Nama keluarga | Status | Mobilitas yang pernah dilakukan |
1. | Conth (x) | – Anak, pelajar, ketua karang taruna, dll | – Vertikal naik – Gerak geografis – Dsb. |
2. | |||
3. | |||
Dst. |
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
DIFERENSIASI SOSIAL
A. Ringkasan Materi
1. Pengertian Diferensiasi Sosial
Diferensiasi adalah
pembedaan masyarakat dalam kelompok–kelompok sosial
secara horizontal (dimensi
Horizontal).
Wujud dari diferensiasi
sosial adalah penggolongan masyarakat kedalam kelompok–kelompok tertentu namun tidak
secara hierarkis (Bertingkat).
Diferensiasi sosial menunjukkan
kemajemukan dan
heterogenitas sosial masyarakat. Hal tersebut mencakup ras, etnis, klen, agama, pekerjaan,
jenis kelamin dll.
2. Jenis–jenis Diferensiasi Sosial
Dilihat dari jenisnya diferensiasi sosial terdiri dari :
a. Diferensiasi tingkatan
(rank diferentiation)
Diferensiasi ini muncul karena adanya ketimpangan distribusi barang
atau sesuatu yang dibutuhkan
namun jumlahnya sangat terbatas.Contohnya adalah minyak tanah, dimana minyak tanah menjadi barang yang tidak semua orang dapat memilikinya. Hal ini menyebabkan
perbedaan–perbedaan yang diakibatkan oleh
kemampuan individu untuk memilikinya. Demikian
juga dengan kepemilikan logam
mulia seperti emas, hanya orang – orang
yang secara ekonomi berada
pada posisi di ataslah yang dapat memperolehnya dengan cara membeli.
b. Diferensiasi fungsional (functional diferentiation)
Diferensiasi yang muncul karena setiap orang melakukan pekerjaan yang
berbeda.
Hal
ini
menjadi suatu
kenyataan
dalam kehidupan kita. Dengan
pekerjaan yang saling berbeda maka manusia lebih mudah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tidak ada
profesi yang paling penting dan tidak ada
profesi yang
tidak penting. Semua
memberi sumbangan
masing–masing
sesuai kemampuan dan keilmuanya.
c. Diferensiasi adat (custom diferentiation)
Diferensiasi ini muncul
karena adanya aturan berperilaku yang berbeda menurut situasi tertentu Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda–beda. Dalam hal menyajikan makanan misalnya, ada yang dengan
cara
dihidangkan di atas
meja lengkap dengan peralatannya, tetapi ada juga
yang dihidangkan di atas
tikar dengan duduk
bersila. Bagaimana tradisi yang ada di daerah kalian? Mungkin saja ada perbedaan satu dengan tempat yang lain tetapi itu merupakan
keberagaman yang memperkaya
budaya luhur bangsa Indonesia.
3. Bentuk–Bentuk Diferensiasi Sosial
a. Jenis Kelamin (Gender)
Manusia diciptakan oleh Tuhan menjadi dua jenis yaitu laki–laki
dan
perempuan dan dimata
Tuhan keduanya memiliki derajat yang sama, walalupun secara fisik antara laki-laki dengan wanita itu berbeda, namun perbedaan itu bukan suatu pertanda bahwa yang satu lebih mulia atau lebih
baik daripada yang lain.
b. Usia
Manusia sebagai makhluk
yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan
pastilah satu dengan yang lain mempunyai perbedaan umur, tetapi umur
tidak melambangkan
jenis pekerjaan atau aktifitas yang
harus dilakukan
olehvsetiap individu.vUsia merupakan ukuran
lamanya setiap individu menjalani kehidupannya.
Perlu diingat juga bahwa usia juga dapat
menjadi pengingat bahwa kita harusvjuga memegang teguh ajaran bahwa yang lebih muda harus menghormati yang lebih
tua.
c. Ras merupakan penggolongan manusia
berdasarkan
ciri–ciri
fisiknya. Ciri fisik yang dimaksud dapat berupa warna kulit, bentuk rambut, warna mata,
tinggi badan serta warna
rambut.
Perbedaan ciri fisik tidak berarti membedakan antara hak dan kewajiban
mereka, karena pada dasarnya semua
ras sama kedudukannya.
Tidak ada
satu raspun yang lebih tinggi atau lebih
baik dari ras yang lain.
d. Suku Bangsa
Suku bangsa merupakan golongan
sosial
yang dibedakan
dari
golongan–
golongan sosial lainnya karena mempunyai ciri-ciri yang paling mendasar
dan umum berkaitan dengan asal usul serta
kebudayaannya.
Menurut Koentjaraningrat Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang
terikat oleh kesadaran dan identitas atas kesatuan kebudayaan.
Setiap suku bangsa mempunyai keunikan
dan kebudayaan
masing–masing,
semuanya mempunyai makna dalam kehidupan masyarakatnya. Jadi tidak
ada suku yang paling baik atau suku yang paling buruk. Semuanya sama satu
bangsa yaitu
Indonesia Raya.
Coba cermati di lingkungan kalian, mungkin terdapat tidak hanya satu suku
dalam suatu wilayah dan tentunya hal itu menjadikan keragaman tersebut
menjadi penguat
dalam menjalin keharmonisan masyarakat.
e. Diferensiasi Agama
Adanya berbagai macam agama yang berkembang dan saling menghormati
antara yang satu dengan yang lain dapat memberi bukti adanya diferensiasi
dalam hal agama.
Menurut Emile Durkheim, Agama adalah suatu sistem kepercayaan beserta
praktiknya, berkenaan dengan hal–hal yang sakral yang menyatukan
pengikutnya dalam suatu komunitas moral.
Agama dapat mengikat secara
rohani kepada
setiap warga tanpa memandang
suku
atau
asal–usul seseorang, sebab nilai-nilai setiap agama pasti
mengajarkan tentang kebaikan
disamping mengatur hubungan antara
manusia
dengan Tuhan dan juga hubungan antara
manusia
dengan manusia.
Agama mengajarkan
kepada kita semua untuk hidup secara teratur tanpa memandang pangkat, jabatan ras dan lain–lain perbedaan yang melekat pada
manusia.
f. Diferensiasi
Pekerjaan
Setiap orang memiliki profesi sendiri–sendiri sesuai dengan kemampuan dan
kemauannya. Perbedaan pekerjaan atau profesi merupakan
hal yang wajar
bahkan sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat,
sebab dengan
perbedaan itu kebutuhan
manusia justru
dapat dipenuhi. Kita
tidak
akan dapat memenuhi
kebutuhan
hidup
bila
kita
secara keseluruhan memiliki
pekerjaan yang sama.
Latihan Soal
Untuk mengetahui pemahaman kalian tentang materi Deferensiasi sosial, cobalah kerjakan soal – soal di bawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling tepat.
1. Pengertian diferensiasi sosial adalah
....
A. usaha–usaha untuk
menyelesaikan konflik
B. pembedaan anggota
masyarakat ke kelas–kelas secara bertingkat
C. pembedaan anggota masyarakat
secara horizontal
D. upaya untuk memperbaiki perilaku
masyarakat
E. hubungan timbal
balik antar individu
2. Di bawah
ini
adalah
perbedaan–perbedaan
yang menjadi dasar diferensiasi
sosial,
kecuali….
A. Ras
B. Agama
C. Suku
bangsa
D. Jenis kelamin
E. Kekayaan
3. Perwujudan pembagian sosial yang
termasuk
diferensiasi sosial adalah
perbedaan …
A. agama, klan, status dan keturunan
B. klan, golongan, status dan ras
C. agama, klan,
ras
dan suku bangsa
D. ras, peranan, kelas dan suku
bangsa
E. suku bangsa, klan, agama dan peranan
4. Masyarakat kota bersifat heterogen yang terdiri dari para pegawai, pedagang dan
buruh. Deferensiasi semacam ini
didasarkan pada
…
A. ras
B. Profesi
C. kelas
sosial D. pendapatan E. status sosial
5. Suatu
kelompok manusia
yang memiliki ciri–ciri fisik bawaan
yang sama disebut ..
A. Kelompok
B. Suku
C. Ras
D. Kebudayaan
E. Bangsa
6. Suatu golongan manusia yang terikat oleh asal usul, kesadaran dan identitas atas kesatuan kebudayaan
disebut juga dengan ….
A. Ras
B. Suku
C. agama
D. Kelompok
E. Kebudayaan
7. Perhatikan ciri–ciri berikut ini :
1. Kulit warna kuning
2. Rambut lurus
3. Mata sipit
4. Hidung mancung
5. Bibir
tebal
Manakah dari ciri-ciri tersebut
yang merupakan ciri ras
mongoloid .….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 1, 2, dan 5
D. 2, 3, dan 4
E. 2, 3, dan 5
8. Sikap yang tepat dan perlu dilakukan pada masyarakat yang majemuk berkaitan
dengan agama/kepercayaan agar
terhindar dari konflik horisontal adalah …..
A. Kompromis B.
Koordinasi
C.Kerjasama
D. Toleransi
E. Demokratis
9. Bangsa Indonesia dalam kemajemukannya dapat
bersatu menjadi Negara besar
karena ….
A. Memiliki ciri fisik yang sama
B. Memiliki agama
dan kebudayaan yang sama
C. Memiliki persamaan nasib dan perjuangan yang sama
D. Setiap suku
bangsa memiliki
wilayah yang sangat luas
E. Setiap
warga dapat menyesuaikan diri dengan adatnya
10.Hidung mancung,
kulit putih, rambut pirang merupakan ciri dari ras …..
A. Mongoloid
B. Negroid
C. Kaukasoid
D. Australoid E.Veddoi
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
STRATIFIKASI SOSIAL dan DINAMIKA MASYARAKAT dalam
KEBERAGAMAN
A. Ringkasan Materi
1. Pengertian Stratifikasi
sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat/penduduk kedalam kelas-kelas
secara
bertingkat–tingkat (hierarkis).
Pelapisan sosial
merupakan
terjemahan
dari Sosial
Stratification. Kata stratification
berasal dari
kata
stratum yang
artinya
tingkatan.
Para
ahli
yang memberikan
pengertian tentang stratifikasi
sosial antara lain :
a. Paul B.
Horton dan Chester L. Hunt
Stratifikasi
sosial berarti
sistem perbedaan status yang
berlaku dalam suatu masyarakat.
b. Pitirim
A. Sorokin
Stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial yang teratur.
Lebih lanjut beliau mengatakan stratifikasi sosial merupakan
pembedaan penduduk atau masyarakat
ke
dalam kelas–kelas secara
bertingkat.
c. Robert
MZ. Lawang
Stratifikasi
sosial adalah penggolongan orang–orang
yang termasuk dalam
suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan–lapisan
hierarkis menurut dimensi kekuasaan,
previlese
dan prestise.
d. Bruce
J.
Cohen
Stratifikasi sosial
adalah sistem yang menempatkan
seseorang
sesuai
dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial
yang sesuai.
2. Dasar–dasar stratifikasi dalam masyarakat
Dasar stratifikasi
dalam masyarakat
disebabkan
oleh adanya sesuatu yang
dihargai lebih. Dasar atau ukuran yang umumnya dipakai untuk menggolongkan
anggota masyarakat kedalam suatu pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
a. Ukuran Kekayaan
Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan
tersebut, misalnya, dapat
dilihat pada bentuk rumah yang
bersangkutan, mobil
pribadinya, cara menggunakan pakaian, kebiasaan
berbelanja dan lain-lain.
b. Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
terbesar, menempati lapisan atas. Dalam hal ini dapat dicontohkan dengan
kehidupan para raja, dimana
mereka memiliki kekuasaan yang absolut,
sehingga
raja dan keluarga
atau
keturunannya
selalu
berada
pada
lapisan
atas, dalam kehidupannya. Di samping raja dapat juga diambil contoh para kepala
negara, yang
meskipun mereka dipilih oleh rakyatnya secara demokratais, tetapi kekuasaan itu akan melekat secara otomatis
pada diri
para pemimpin negara.
c. Ukuran Kehormatan
Orang yang paling disegani atau dihormati , mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai
pada masyarakat–masyarakat
tradisional. Biasanya yang mendapat tempat diatas adalah golongan tua atau
mereka yang pernah berjasa. Demikian juga para pemimpin agama, mereka sangat dihormati oleh umatnya, bahkan perilakunya dijadikan sebagai suri
tauladan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan
demikian para
rohaniawan
secara umum berada pada lapisan atas karena kehormatan.
d. Ukuran Ilmu Pengetahuan/Pendidikan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat yang meng–hargai ilmu
pengetahuan. Tetapi
kadang kadang–kadang ukuran tersebut
menyebabkan terjadinya hal–hal yang negatif. Karena ternyata yang dijadikan ukuran
bukan ilmu pengetahuannya
melainkan
gelar kesarja–nannya.
Dampaknya ada–lah segala macam cara akan ditempuh untuk mengejar gelar tersebut walau dengan cara-cara yang tidak benar.
Ukuran–ukuran di atas
tidaklah
bersifat
Terbatas (limitatif),
karena
masih banyak ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan, Tetapi ukuran–ukuran di atas
sangat
menentukan sebagai dasar
timbulnya sistem lapisan dalam masyarakat.
3. Sifat – sifat stratifikasi sosial
Secara umum sifat yang ada
dalam stratifikasi sosial adalah
sebagai berikut :
a. Bersifat tertutup
Startifikasi dengan sifat yang tertutup membatasi seseorang untuk
berpindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain, baik pindah
ke atas maupun
ke bawah. Satu-satunya
jalan untuk menduduki
lapisan tersebut hanya
melalui kelahiran. Contohnya pada masyarakat yang menganut sistem kasta, masyarakat feodal dan masyarakat yang menggunakan ciri–ciri fisik sebagai