KERAJAAN HINDU-BUDDHA 1
KERAJAAN KUTAI
Keberadaan
keraajaan Kutai dibuktikan berdasarkan prasasti yang dikenal dengan prasasti
Yupa. Prasasto tersebut ditemukan di sungai muara kaman, Kalimantan Timur pada
tahun 1879. Menurut Kern berpendapat bahwa huruf yang dipahatkan pada yupa itu
adalah huruf pallawa yang berasal dari awal abad ke V. Prasasti Yupa merupakan
salah satu sumber utama dalam mempelajari Kerajaan Kutai. Dalam Prasasti yupa
di jelaskan silsilah dari raja yang mengeluarkan prasasti yaitu raja
Mulawarman. Berdasarkan Prasasti tersebut dijelaskan bahwa raja mulawarman
memiliki ayah aswawarman yang mendirikan dinasti. Aswawarman memiliki ayah
bernama kudungga. Didalam prasasti itu juga diterangkan bahwa Asmawarman
memiliki tiga orang anak, namun yang terkenal adalah mulawarman. Raja
Mulawarman dikatakan sebagai raja terbesar dari kerajaan Kutai. Agama yang
dipeluk raja mulawarman adalah agama hindu-siwa. Ia juga terkenal dengan raja
yang dekat dengan para brahmana dan rakyat. Raja mulawarman sangat dermawan hal
itu dibuktikan bahwa ia mengadakan kurban emas dan 20.000 ekor lembu untuk para
brahmana. Oleh karena itu sebagai rasa terima kasih dan peringatan acara
upacara kurban para brahmana mendirikan yupa.
KERAJAAN TARUMA NEGARA
Kerajaan
tarumanegara diperkirakan berkembang
pada abad ke V-VI M. Berdasarkan temuan peninggalan kerajaan Taruma
Negara diperkirakan Bahwa luas wilayah Taruma sebagian besar wilayah Jawa
Barat. Raja yang terkenal dari kerajaan Tarumanegara adalah Raja
Purnawarman. Berdasarkan
prasasti-prasasti diperkirakan pusat kerajaan taruma negara berada diantara
sungai citarum dan cisadane.
Kehidupan Masyarakat
Dalam
berita china pada masa dinasti Sung (420-479 M) disebutkan dengan adanya perdagangan
dengan Koying yang dindentifikasikan oleh Wolters dengan karawang yang terletak
di pantai utara Jawa Barat. Berdasarkan fakta tersebut bisa diperkirakan bahwa
pada masa awal perkembangan Tarumanegara telah memiliki pelabuhan yang menjadi
pusat perdagangan Asia Tenggara. Berita
china lain dari dinasti tang (618-906) menambahkan pemberitaan adanya barang
dagangan dari jawa berupa kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading
gajah. Bahkan dalam berita tersebut di jelaskan bahwa masyarakat tarumanegara
telah pandai membuat minuman keras yang dibuat dari bunga kelapa. Masyarakat
juga memiliki profesi sebagai petani hal itu didasarkan pada prasasti tugu
tentang upaya raja purnawarman membangun sarana irigasi berupa kanal yang
bertujuan untuk pengendalian banjir dan sarana irigasi.
Agama dan Kesenian
Berdasarkan
lima prasasti peninggalan kerajaan tarumanegara kita mengetahui ajaran agama
weda. Ciri ajaran weda yang diperlihatkan adanya telapak kaki purnawarman yang
disamakan dengan kaki wisnu dan adanya penyamaan antar dewa indra (dewa perang)
dengan dewa wisnu. Selain itu fakta yang menunjukkan agama hindu berkembang di
kerajaan taruma negara yaitu ditemukannya 3 buah arca dari batu yang ditemukan
di percandian cibuaya. Pada kerajaan agama hindu agama terbesar adalah agama
Hindu akan tetapi menurut berita dari fa-hien pada tahun 414 M menyatakan bahwa di taruma negara terdapat
orang beragama buddha walaupun sedikit.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan
Sriwijaya merupakan kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang. Kerajaan ini
terletak disekitar sungai musi atau dekat dengan palembang sekarang. Agama yang
di anut kerajaan adalah agama buddha mahayana. Kerajaan ini lahir sekitar abad
ke 7. Tahun 629 Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah melayu dan melayu
berhasil ditaklukkan
Sumber Sejarah
Sumber
sejarah yang bisa dilihat untuk melihat sejarah sriwijaya terdiri dari berita
arab tentang negeri zabag (sriwijaya), berita china/ berita dari i-tsing yang
pernah belajar bahasa sansekerta di Sriwijaya selama 6 bulan, sumber dari india
tentang pemberian tanah kepada biara yang dilakukan oleh keluarga syailendra
yang berkuasa di Sriwijaya.
Kehidupan Sosial
Berdasarkan
berita china selain Nalanda, India sebagai pusat pembelajaran agama buddha. Di
Sriwijaya juga terdapat pusat pembelajaran agama buddha di mana I-Tsing pendeta
agama buddha di china belajar selama 6 bulan di Sriwijaya sebelum berangkat ke
India. Sedangkan dalam pola kehidupan masyarakat tidak jauh berbeda dengan
sekarang. Rumah hunian berada di tepi sungan yang dibangun dengan bambu dan
kayu. Rumah ini merupakan rumah bertiang atau rumah rakit. Sedangkan dalam
kehidupan agama kerajaan sriwijaya adalah agama buddha mahayana akan tetapi
tidak menutup kemungkinan agama lain ada dalam kerajaan sriwijaya
Fakor Perkembangan
Ada
beberapa faktor yang mendukung perkembangan sriwijaya antara lain sebagai
berikut:
- Letak
geografis dari kota palembang yang berada disungai musi, didepan sungai
musi terdapat pulau yang berfungsi sebagai pelindung sungai musi - Sungai-sungai
besar dan perairan laut tenang serta penduduknya yang berbakat sebagai pelaut ulung
membuat pelabuhan Sriwijaya ramai. - Runtuhnya
Kerajaan Funnan di Kamboja
Kemunduran Sriwijaya
Kerajaan
sriwijaya mengalami beberapa hal dan akhirnya menjadi faktor penyebab dari
kemunduruan Sriwijaya , beberapa hal antara lain
- Perubahan
keadaan sekitar sriwijaya yang tidak lagi dekat dengan pantai karena
terjadi pengendapan tanah - Melemahnya
angkatan laut sriwijaya berakibat lepasnya wilayah-wilayah sriwijaya
karena pengawas yang lemah - Mendapat
serangan dari kerajaan lain seperti Raja Rajendracola (Kerajaan Colamndala
) Tahun 1017 M dan tahun 1025 M. Raja Kertanegara (Kerajaan Singasari)
tahun 1275 M. Serangan ini mengakibatkan lepasnya melayu dari sriwijaya.
Selanjutnya serangan dari Armada Laut Majapahit pada tahun 1337 M.
Serangan ini mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya.
KERAJAAN MATARAM
Kerajaan
mataram kuno berlokasi di pedalaman Jawa Tengah, disekitar daerah yang banyak
dialiri sungai. Kondisi masyarakat mataram bisa dikatakan maju dalam hal
budaya. Telihat dari adanya banyak candi yang berdiri dan khususnya terdapat
dua candi yang masyhur yaitu candi prambanan yang dibuat oleh rakai pikatan dan
candi borobudur yang dibuat oleh samaratungga dari dinasti syilendra. Sedangkan
dalam hal perekonomian mayoritas masyarakat mataram bekerja sebagai petani
berdasarkan informasi dari prasasti canggal disebutkan bahwa jawa kaya dengan
padi. Agama resmi kerajaan pada masa dinasti sanjaya bergama hindu siwa, ketika
wangsa syailendra berkuasa agama resmi kerajaan berganti menjadi buddha
mahayana. Bahkan ada yang memperkirakan kedua wanga memimpin secara bersamaan
jawa tengah bagian tengah dikuasai wangsa sanjaya dan bagian selatan dikuasai
wangsa syailendra
Perkembangan Pemerintahan
Sebelum
raja sanjaya berkuasa di jawa sudah ada berkuasa seorang raja bernama Sanna.
Menurut berita yang di temukan dalam prasasti canggal yang berangka tahun 732 M
dalam prasasti tersebut dijelaskan bahwa raja sanna digantikan oleh sanjaya.
Raja Sanjaya adalah putra dari sanaha
saudara perempuan sanna. Sanjaya tampil sebagai penguasa mataram pada
tahun 717-780 M. Pada masa
kepemimpinannya sanjaya menaklukkan raja-raja kecil yang melepaskan diri dari
raja sanna.
Setelah
raja sanjaya wafat ia digantikan oleh putranya yaitu rakai panangkaran. Rakai
Panangkaran mendukung perkembangan agama buddha. Pada prasasti kalasan yang
berangka tahun 778 M menjelaskan tentang pemberian raja panangkaran berupa
tanah dan memerintahkan untuk membangun sebuah candi untuk dewi tara dan sebuah
biara untuk untuk para pendeta buddha. Raja Panangkaran dikena sebagai penakluk
yang gagah berani bagi musuh kerajaan. Pada masa kepemimpinanya agama buddh
aliran mahayana berkembang pesat ia juag memrintahkan pembangunan suci seperti
candi kalasan dan arca majusri
Berakhirnya
kekuasaan panangkarang, timbul persoalan dalam keluarga syailendra terjadi
perpecahan antara anggota keluarga yang sudah memeluk agama buddha dan masih
memeluk agama siwa. Namun pepercahan itu tidak bertahan lama. Keluarga kerajaan
yang berbeda agama kembali bersatu dengan di tandai perkawinan rakai pikatan
dan pramodawardhani perkawinan ini terjadi pada tahun 832 M sedangkan dinasti
dipimpin oleh rakai pikatan.
Rakai
pikatan turun tahta pada pada tahun 856 dan digantikan oleh kayuwangi atau Dyah
lokapala. Kemudian Kayuwangi digantikan Dyah Balitung yang kemudian menjadi
raja terbesar mataram yang mempimpin pada tahun 898 M – 911 M. Setelah Dyah
balitung berakhir secara bergantian digantikan oleh daksa, tulodong dan wawa.
Kemudian mataram mengalami keruntuhan akibat adanya serangan dari sriwijaya dan
akibat bencana alam.
WANGSA ISYANA
Terjadi
pertentangan di kalangan keluarga mataram ditambah dengan bencana alam
mengakibatkan pada tahun 929 M Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan ke Jawa
Timur. Di Jawa Timur Mpu Sindok membuat dinasti baru yang dikenal dengan Wangsa
Isyana. Berdasarkan sumber Prasasti Pusat Kerajaan Wangsa Isyana berada di
Tawlang yang diperkirakan dekat dengan Jombang. Kekuasaan Wangsa Isyana
mencakup Jawa bagian timur, jawa bagian tengah dan bali.
Setelah
Mpu Sindok meninggal ia digantikan anak perempuannya bernama Sri
Isyanatunggawijaya. Sri Isyana Naik tahta dan menikah dengan Sri Lokapala dari
perkawinan itu lahir makutawangsa wardana. Kemudian yang menggantikan Sri
Isyana menjadi raja yaitu makutawangsa wardhana. Kemudian Pemerintahan dipimpin
oleh Dharmawangsa Teguh. Pada masa kepemimpinnya ia memerintahkan untuk
menyadur kitab mahabharata dalam bahasa jawa kuno. Setelah Dharmawangsa turun
tahta ia digantikan Raja Airlangga yang berusia 16 Tahun. Namun Sebelum Raja
Airlangga naik tahta kerajaan Dharmawangsa Teguh mengalami serangan dan membuat
Airlangga hidup berkelana di Hutan kemudian dinobatkan oleh pendeta hindu dan
buddha sebagai raja.
Setelah
dinobatkan raja Airlangga segera mengadahkan pemulihan hubungan dengan keraajan
sriwijaya, bahkan membantu raja sriwijaya saat diserang raja Colamandala tahun
1037. Selain itu Airlangga juga berhasil
menyatuhkan kembali kerajaan Dharmawangsa Tguh yang mencakup Seluruh Jawa
Timur. Kemudian Raja Airlangga Memindahkan Pusat Kerajaan dari Daha Ke
Kahuripan.
Pada Tahun 1042 M Airlangga Kemudian
Mengundurkan diri lalu hidup sebagai pertapa. Tahta diserahkan kepada putrinya
namun putrinya menolak dan menjadi pertapa. Kemudian Raja Airlangga
memerintahkan Mpu Bharada untuk membelah
dua kerajaan untuk di bagikan kepada putra-putranya dari selir. Kerajaan
tersebut yaitu Panjalu dan jenggala. Kediri Berada disebelah barat gunung kawi
sedangkan jengala sebelah timur gunung kawi. Kerajaan Jenggala diberikan kepada
putra sulungnyayang beribukota di
Kahuripan dengan wilayah kekuasaan Surabaya, sampai Pasuruan. Sedangkan
Kerajaan Panjalu beribukota di Daha diberikan kepada Putra Bungsunya bernama
Samarawijaya dengan wilayah kekusaan sekitar kediri dan madiun
KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan
Kediri merupakan kelanjutan dari keraajaan yang dipimpin oleh raja Airlangga.
Kerajaan ini bercorak hindu dan berdiri antara tahun 1042-1222 M .
Sumber Sejarah
1. Prasasti Sirah Keting berangka
tahun 1104 M berisi tentang pemberian hadiah tanah kepada desa oleh raja
Jayawarsa
2. Prasasri Ngantang berangka tahun
1135 berisi tentang pemberian hadiah sebidang tanah yang bebas pajang kepada
desa ngantang oleh jayabaya.
3. Prasasti Kamulan berangka tahun
1194 M yang menceritakan penaklukkan musuh di katang-katang pada masa kertajaya
Kehidupan Politik
Pada
tahun 1117 M Raja Bameswara tampil memimpin kerajaan kediri. Kemudian pada
tahun 1135 M Raja Jayabaya raja yang terkenal dari kerajaan kediri naik
tahta.Pada masa kepemimpinannya kitab bharatayudha digubah oleh Mpu Sedah dan
kemudian dilanjutkan Mpu Manuluh. Pada Tahun 1135 Jayabaya berhasil memadamkan
kekaucauan di dengan jenggala. Pada masa jayabaya inilah kerajaan berhasil
memperluas wialayah dan mulai terjadi penataan kerajaan sehingga kehidupan
kerajaan kediri menjadi teratur. Karena keteraturan itu Rakyat hidup makmur dan
mata pencaharian utama adalah pertanian
dengan hasil utamanya padi. Selain pertanian pelayaran dan perdagangan juga
berkembang hal ini didukung oleh angkatan laut kediri yang cukup tangguh.
Bahkan dikediri telah ada Senopati Sarwajala (panglima Angkatan Laut).
Sedangkan barang perdagangan dari Kediri adalah emas, perak, gading, kayu,
cendana, dan pinang.
Gambaran Kediri Menurut berita china
Kitab
Ling-Wai-Tai-La salah satu berita cina yang menjeaskan bahwa kehidupan
sehari-hari orang kediri memakai kain sampai dibawah lutut. Rambutnya diurai,
rumah-rumah mereka bersih dan teratur, lantainya ubin berwarna kuning dan
hijau, dalam perkawinan keluarga wanita menerima mas kawin berupa emas, Rajanya
menggunakan pakaian Sutera, memakai sepatu dan perhiasan emas. Rambutnya
disanggul keatas. Kalau berpergian raja naik gajah atau kereta diiringi 500-700
Prajurit
Kehidupan Budaya
Berikut merupakan karya sastra yang
diciptakan pada zaman kerajaan kediri
1. Saduran Kitab Baratayudha ditulis
zaman jayabaya ditulis oleh Mpu Sedah dan Manuku
2. Saduran Kitab Kresnaya ditulis
oleh Mpu Triguna pada zaman raja jayawarsa
3. Kitab Smaradahana ditulis pada
zaman Raja Kameswari oleh Mpu darmaja
4. Kitab Lubdaka ditulis oleh mpu
tanakung pada zaman Raja Kameswara.