BAB VII
HIDROSFER
DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN
Kompetensi Dasar:
3.7 Menganalisis Dinamika Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan
4.7 Menyajikan proses dinamika hidrosfer menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video, dan/atau animasi
A.
Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer
berasal dari dua kata yaitu hidros yang
berarti air dan sphere yang
berarti lapisan. Dapat diartikan bahwa hidrosfer merupakan lapisan air yang
berada di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari tentang air disebut hidrologi Secara
etimologi, hidrologi berasal dari
kata hydros yang berarti air, dan logos yang berarti ilmu.
B. Siklus Hidrologi
1.
Pengertian Siklus Hidrologi
Air
di bumi selalu bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dan berubah dari wujud
satu ke wujud lain. Air tersebut mengalami sirkulasi yang tidak pernah berhenti
dari laut ke atmosfer, ke daratan, dan kembali ke laut bersamaan dengan proses
perubahan wujud. Siklus hidrologi merupakan proses yang menjamin ketersediaan
air di muka Bumi untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi makhluk hidup.
Gambar 1.
Siklus Air
Sumber: https://duniapendidikan.co.id/siklus-hidrologi/
2.
Proses-proses siklus hidrologi.
Proses-proses
yang mengikuti siklus hidrologi adalah:
a. Evaporasi adalah proses
air berubah dari padat menjadi gas atau uap air di atmosfer.
b.
Transpirasi
adalah
proses penguapan air ke atmosfer dari daun dan batang tanaman.
c. Evapotranspirasi,
Adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi tumbuhan yang hidup di permukaan bumi.
d.
Kondensasi,
adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat, seperti gas (atau uap)
menjadi cairan.
e.
Presipitasi, ketika
titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi
berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju,
dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak
diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak
menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, menjadi jenuh
air,dan jatuh sebagai hujan, salju, dan
hujan es batu (hail).
f. Infiltrasi
dan Perkolasi,
air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan meresap ke dalam tanah
dengan cara mengalir secara infiltrasi atau
perkolasi melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan, sehingga
mencapai muka air tanah (water table) yang
kemudian menjadi air bawah tanah.
g. Surface
run off,
air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang
(danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan
mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
3.
Macam-macam Siklus Air.
Dalam
kehidupan manusia di permukaan bumi ini terdapat tiga macam siklus air yaitu
sebagai berikut.
1. Siklus
Pendek
Air laut
mendapat sinar matahari, kemudian mengalami penguapan yang semakin lama semakin
banyak. Setelah mencapai ketinggian tertentu, temperatur udara menurun, maka
terjadilah kondensasi (pengembunan),
dan terbentuklah awan yang mengakibatkan turunnya hujan di atas permukaan laut
tersebut. Siklus ini dinamakan dengan siklus pendek.
2. Siklus
Panjang
Siklus
ini terjadi karena pengaruh panas sinar matahari yang mengakibatkan air laut
menguap. Uap air tersebut terbawa oleh angin jauh ke wilayah daratan. Jika awan
tersebut telah jenuh oleh uap air, terjadilah hujan. Sedangkan jika mengalami
pendinginan, uap air tersebut berubah menjadi kristal es sehingga terjadilah
hujan salju. Salju yang berkumpul membentuk padang salju yang kemudian mencair
dan mengalir pada sungai es (gletser).
Setelah mencair akhirnya kembali ke laut. Siklus air ini disebut siklus
panjang.
C. Perairan Darat
Perairan darat
adalah semua bentuk air yang terdapat di daratan. Air dapat berupa benda cair
atau benda padat (es dan salju), sedangkan yang banyak dimanfaatkan oleh
manusia berwujud cair yaitu berupa air, baik air permukaan, air tanah, sungai,
danau, dan sebagian air rawa. Perbandingan
antara banyaknya air yang meresap dan mengalir di permukaan, bergantung pada
berbagai faktor, yaitu:
1)
jumlah curah hujan yang jatuh;
2)
kekuatan jatuhnya butiran air hujan di
permukaan bumi;
3)
lamanya curah hujan;
4)
penutupan vegetasi di permukaan bumi;
5)
derajat permeabilitas dan struktur bumi;
6)
kemiringan topografi
1. Perairan
darat di permukaan
a.
Sungai
Sungai
dapat didefinisikan sebagai massa air tawar yang mengalir secara alamiah mulai
dari sumber air sampai ke muara. Sumber air sungai umumnya berasal dari mata
air yang keluar dari dalam tanah melalui celah-celah atau retakan batuan.
Selain dari resapan air hujan sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es
atau gletser. Adapun badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai
antara lain laut, danau, atau sungai lain.
1.
Klasifikasi
Sungai
– Berdasarkan letaknya,
sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.
a)
Bagian Hulu, memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1.
arus sungai deras;
2.
arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
3.
lembahnya curam;
4.
lembahnya berbentuk V;
5.
kadang-kadang terdapat air terjun;
6.
tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
7.
terdapat batu-batu besar dan runcing.
b)
Bagian Tengah, memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1.
arus air sungai tidak begitu deras;
2.
erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
3.
aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
4.
mulai terjadi proses sedimentasi dan
(pengendapan) karena kecepatan air mulai berkurang.
5.
batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran
lebih kecil dari daerah hulu.
c)
Bagian Hilir, memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1.
arus air sungai tenang;
2.
terjadi banyak sedimentasi;
3.
erosi ke arah samping (horizontal);
4.
sungai berkelok-kelok (meander);
5.
terkadang ditemukan
meander yang terpotong sehingga membentuk kali mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
6.
di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
7.
terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
– Berdasarkan Asal atau
sumber Airnya
1) Sungai
yang Bersumber dari Mata Air
Sungai
semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan sepanjang
tahun dan alirannya tertutup vegetasi.
2) Sungai
yang Bersumber dari Air Hujan
Sungai
hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia
pada umumnya termasuk sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis
dan banyak turun hujan.
3) Sungai Gletser
Sungai
gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis
ini biasanya hanya terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari
permukaan laut.
4) Sungai Campuran
Sungai
campuran yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan dan pencairan
es. Contoh sungai campuran di Indonesia adalah Sungai Memberamo dan Sungai
Digul di Papua.
– Menurut arah alirannya
Menurut arah alirannya sungai dapat dibedakan atas beberapa
macam,yaitu sebagai berikut:
1) Sungai konsekuen, yaitu
sungai yang alirannya searah dengan lerengnya.
2) Sungai insekuen yaitu
sungai yang arah alirannya tidak teratur.
3) Sungai subsekuen yaitu
anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen.
4) Sungai obsekuen yaitu
anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen.
5) Sungai resekuen yaitu sungai
subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen.
Gambar
2. Sungai menurut arah alirannya
Sumber:https://www.dosenpendidikan.co.id/gambar-sungai/
– Berdasarkan debit dan volumenya
Menurut keadaan airnya, sungai dibagi
menjadi sungai empat, yaitu:
1.
Sungai permanen
Sungai
permanen adalah sungai yang debit airnya tetap sepanjang tahun. Contoh sungai
permanen adalah sungai-sungai yang ada di Kalimantan (Sungai Kapuas), Sumatra
(Sungai Musi)
2.
Sungai
periodik/
sungai musiman
Sungai
periodik adalah sungai yang apabila musim penghujan debit (jumlah) air nya
banyak, namun saat kemarau debit airnya berkurang. Contoh sungai ini adalah
sungai-sungai yang ada di Jawa, yakni Sungai Bengawan Solo, Sungai Progo, dan
lain sebagainya.
3.
Sungai
episodik/
sungai
intermitten
Sungai
episodik merupakan sungai yang apabila musim penghujan airnya banyak, namun
apabila musim kemarau, kering. Contohnya adalah Sungai Batanghari di Sumatra.
4.
Sungai ephemeral
Sungai
ephemeral merupakan sungai yang apabila musim pengujan ada airnya dalam jumlah
yang sedikit.
2.
Pola
aliran sungai
1)
Pola aliran dendritik
Sungai
yang umum dijumpai. Daerah aliran sungainya luas, aliran sungai konsekuen, dan
anak-anak sungainya mirip cabang atau akar pohon. Terbentuk pada daerah dengan
kemiringan struktur batuan yang hampir horizontal dan memiliki tingkat
resistensi batuan yang seragam.
2)
Pola aliran trelis
Banyak
ditemukan di daerah yang memiliki struktur perlipatan dan daerah pesisir. Pola
trelis terbentuk di area bidang perlapisan yang tersingkap panjang dan sejajar.
Pola ini menunjukkan desain geometris berbentuk persegi dari jaringan konsekuen
dan anak-anak sungai. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 900 terhadap sungai induknya dengan panjang
yang relatif sama.
3)
Pola aliran rektangular
Terbentuk
akibat adanya patahan atau rekahan pada permukaan suatu area. Juga memiliki
geometri berbentuk persegi dengan sudut 900. Berbeda dengan trelis, pola
ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur batuan sehingga terkadang tidak
ada jaringan antarsungai. Ruang antar sungai memiliki jarak lebih lebar antara
sungai satu dengan berikutnya.
4)
Pola aliran paralel
Pola
aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar dengan sungai induk. Terbentuk
di daerah dengan batuan seragam dengan kemiringan yang sama. Umumnya terbentuk
di wilayah pesisir yang sempit atau lereng perbukitan yang panjang.
5)
Pola aliran radial sentripetal
Terbentuk
pada sungai-sungai dari arah yang berbeda bertemu didalam satu cekungan,
seperti laut pedalaman, danau, atau cekungan struktural
6)
Pola aliran radial sentrifugal
Pola
aliran yang ditemukan di daerah topografi seperti kubah, bukit terisolasi, atau
kerucut vulkanik dengan lereng divergen yang ditemukan disemua arah. Daerah
aliran sungai berasal dari puncak topografi dan menyebar ke segala arah dari
atas dataran tinggi.
7)
Pola
anular
Pola
anular melingkar menunjukkan aliran konsentrasi sungai disekitar dataran
tinggi. Umumnya terjadi ketika batuan keras dan lunak tersusun dalam bentuk
konsentris di sebuah struktur seperti kubah.
8)
Pola
pinnate
Pola
pengaliran anak-anak sungai yang bermuara ke sungai indukmembentuk sudut
lancip. Banyak ditemui di daerah yang memiliki lereng tinggi dan curam.
Gambar 3. Pola aliran sungai
Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/gambar-sungai/
3.
Manfaat
sungai bagi kehidupan manusia
1) Menampung
dan mengalirkan air hujan.
2) Pembangkit
listrik.
3) Pusat
dari ekosistem.
4) Sumber
mata pencaharian.
5) Sebagai
tempat wisata.
6)
Sumber air kehidupan.
7) Pencegah banjir.
b.
Danau dan Pemanfaatannya
Secara
sederhana, danau dapat diartikan sebagai suatu cekungan muka Bumi yang secara
alamiah terisi oleh massa air (umumnya air tawar) dalam jumlah relatif besar.
Sebagian besar sumber air yang mengisi cekungan danau berasal dari air hujan
dan aliran sungai yang bermuara ke danau yang bersangkutan. Pada beberapa
wilayah yang memiliki tingkat penguapan sangat tinggi, maka memiliki kadar
garam atau salinitas tinggi. Contoh danau air asin, antara lain Great Salt
Lake, Laut Kaspia, dan Laut Mati.
Berdasarkan
proses terbentuknya, danau dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu sebagai
berikut.
a. Danau Tektonik yaitu danau yang
terjadi akibat adanya proses tektonik yang mengakibatkan dislokasi lapisan
batuan, seperti lipatan, dan patahan. Pada bagian muka Bumi yang mengalami
pemerosotan diisi oleh air. Contoh danau tektonik yang terdapat di Indonesia
antara lain Danau Poso, Towuti, Singkarak, Tempe, dan Takengon.
b. Danau Vulkanik yaitu jenis
danau yang terletak pada bekas lubang kepundan (kawah) sebuah gunungapi,
seperti Danau Kelimutu, Kerinci, Rinjani, Telaga Warna, dan Danau Batur.
c. Danau Tekto-vulkanik merupakan
jenis danau yang terbentuk dari gabungan proses tektonik dan vulkanik, misalnya
Danau Toba.
d. Danau Karst (Dolina) yaitu
danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan
batu kapur yang membentuk cekungan-cekungan yang terisi air.
e. Danau Glasial yaitu jenis
danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser. Jenis danau glasial banyak
dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh danau glasial antara
lain Danau Ontario, Danau Superior, Danau Mc. Kanzie, Danau Michigan, dan Danau
St. Laurence di sekitar Amerika
Serikat dan Kanada.
f.
Cirques yaitu
danau yang airnya berasal dari pencairan es.
Cirques
banyak dijumpai di wilayah pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup
massa es.
g. Danau
Buatan atau sering disebut Bendungan (Waduk).
Seperti
halnya sungai, danau merupakan wahana sumber daya air yang dapat kita
manfaatkan bagi kebutuhan hidup manusia. Selain untuk memenuhi kebutuhan air
bersih, dalam sektor perikanan danau adalah salah satu sumber penghasil ikan
air tawar yang cukup potensial. Contoh danau di negara kita sebagai penghasil
ikan air tawar
Pemanfaatan Danau
1) Danau
merupakan tempat hidup berbagai jenis flora dan fauna.
2) Sebagai
sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat yang berada di lingkungan
sekitarnya untuk kepentingan rumah tangga, industri, maupun pertanian (untuk
mengairi lahan persawahan atau ladang).
3) Sebagai
sumber listrik. Air danau juga dapat dijadikan sebagai sumber pembangkit
listrik, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air.
4) Sarana
rekreasi keluarga seperti memancing, berkeliling danau menggunakan perahu,
maupun sekedar menikmati pemandangan alam yang ada di sekitarnya.
5) Sebagai
sarana edukasi. Ekosistem danau juga mempunyai fungsi sebagai sarana edukasi
atau pendidikan tentang ketergantungan makhluk hidup terhadap lingkungannya.
c.
Rawa
Rawa
(swamp/marsh) adalah tanah basah yang selalu digenangi air secara alami karena
sistem drainase (pelepasan air) yang jelek atau letaknya lebih rendah dari
daerah sekelilingnya.
Rawa-rawa
biasanya ditumbuhi oleh vegetasi dan selalu berlumpur. Rawa-rawa di Indonesia
terdapat di sekitar muara-muara sungai yang besar dan rapat, seperti di Pulau
Sumatra bagian timur, Kalimantan sebelah barat, selatan, dan bagian timur,
serta Papua sebelah barat dan selatan. Sebagian rawa-rawa tersebut terpengaruh oleh
pasang naik dan pasang surut air sungai terdekat sehingga air tidak begitu
asam. Ada juga air rawa yang sama sekali tidak mengalir sehingga airnya sangat
asam.
Pada
rawa-rawa yang airnya asam, tidak terdapat kehidupan binatang.
Karakteristik
rawa antara lain :
1.
Air rawa adalah airnya
asam dan berwarna coklat tampak kehitam- hitaman.
2.
Air rawa disekitar
pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
3.
Pada saat air laut
pasang permukaan rawa banyak tergenang dan saat air surut, daerah ini kering.
4.
Rawa di tepi pantai
banyak ditumbuhi oleh Pohon Bakau sedangkan yang ada di daerah pedalaman banyak
ditumbuhi Palem Nipah (sejenis palem).
5.
Kadar keasaman airnya
tinggi.
6.
Airnya tidak dapat di minum.
7.
Dasar rawa terdapat
tanah gambut.
a.
Persebaran Rawa Di Indonesia
Persebaran rawa
di Indonesia, secara dominan terdapat di empat
pulau besar di luar Jawa,
yaitu Pulau Sumatera,
Kalimantan, dan Papua, serta
sebagian kecil di Pulau Sulawesi.
b.
Manfaat
Rawa
1) Persawahan
pasang surut
Baik
di Kalimantan maupun di pantai timur Pulau Sumatera, rawa- rawabanyak dijadikan
sebagai wilayah persawahan pasang surut.
2) Menghasilkan
kayu
Di
daerah pedalaman Kalimantan dan pantai timur Sumatera, rawabanyak menghasilkan
kayu, seperti bakau, ulin, meranti, dan sebagainya.
3) Menghasilkan
nipah dan rumbia
Nipah
dan rumbia banyak terdapat di rawa-rawa pantai. Daunnyadigunakan sebagai atap
rumah oleh penduduk setempat.
4) Wilayah permukiman
Di
daerah Kalimantan dan pantai timur pulau Sumatera, daerah rawa banyak dijadikan
sebagai wilayah permukiman. Wilayah ini dihuni oleh penduduk setempat dan
transmigran dari Jawa, Bali, dan Lombok.
5) Perikanan
Di
daerah-daerah rawa air tawar banyak terdapat ikan air tawar yang dimanfaatkan
penduduk sebagai lauk pauk. Daerah rawa air payau dimanfaatkan penduduk untuk
memelihara ikan bandeng, udang, dan kepiting bakau. Adapun di daerah rawa air
asin, pohon bakau menjadi tempat bersarangnya kepiting dan udang.
d.
AIR TANAH
Air
tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang
antara butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan tanah yang disebut akuifer. Air tanah dapat disebut aliran yang secara
alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
air tanah
1) Tingkat
porositas tanah dan batuan
Porositas
tanah adalah ruang volume pori-pori tanah yang dapat meloloskan air dari satu
lapisan ke lapisan yang lain.
2) Kemiringan
lereng
Lereng
yang miring memiliki tingkat infiltrasi lebih tinggi daripada lereng yang
landai atau lereng yang datar.
3) Tingkat
kelembaban tanah
Tanah
kering memiliki kemampuan untuk menyerap air lebih banyak dibanding dengan
tanah yang lembap atau basah.
b. Klasifikasi
air tanah
1) Berdasarkan
letaknya
a) Air tanah freatis
Air
tanah ini terjadi karena adanya penyerapan air dari permukaan tanah. Air tanah
ini dimanfaatkan manusia dalam bentuk sumur dangkal dengan kedalaman 15–30
meter. Air tanah ini volumenya tergantung dengan musim. Ketika musim penghujan,
volumenya akan banyak, namun ketika musim kemarau, volumenya akan sedikit.
Air tanah permukaan disebut juga freatik atau air tanah dangkal. Air
tanah ini berada di atas permukaan batuan kedap air.
b)
Air
tanah artesis
Air yang terperangkap diantara
dua lapisan kedap air. Untuk pemanfaatan perlu dibuat sumur artesis atau sumur bor.
2) Berdasarkan
asal-airnya
a) Air
tanah meteorik
Air tanah yang airnya berasal dari hujan dan
gletser.
b) Air
tanah tubir
Air tanah yang airnya berasal
dari dalam perut bumi, seperti airtanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen.
c) Air
tanah juvenile
Mata
air panas yang naik ke permukaan karena gas-gas magma yang dilepaskan
d)
Air tanah fosil
Air tanah yang terperangkap dalam
rongga-rongga batuan dan tetap tinggal dalam batuan tersebut sejak penimbunan
terjadi.
Manfaat air tanah bagi manusia
1)
Memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti
memasak dan mencuci.
2)
Membantu proses
produksi pada industri kecil atau industri rumah tangga.
3) Sebagai
sumber irigasi pertanian, yang dialirkan melalui sumur bor.
e.
Konservasi Air Tanah dan Daerah Aliran Sungai.
1.
Konservasi Air Tanah
a. Pengertian
Konservasi Air Tanah
Konservasi
air tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan,
sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun
yang akan datang.
b. Konservasi
Air Tanah
1)
Perlindungan air tanah
Upaya
perlindungan air tanah dapat dilakukan dengan menetapkan kawasan lindung air
tanah pada suatu wilayah cekungan air
tanah atau kawasan sempadan mata air.
2)
Pelestarian air tanah
Upaya–upaya
pelestarian air tanah dapat berupa kegiatan pelestarian fungsi daerah imbuhan
air tanah dengan vegetasi (reboisasi, pembuatan hutan kota, dan pembuatan jalur
hijau), dan teknologi (pembuatan sumur resapan air hujan) serta membuat
peraturan tentang luasan lahan bangunan.
3)
Pengawetan air tanah
Upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk pengawetan air tanah,antara lain menghemat
penggunaan air tanah, sosialisasi gerakan hemat air, pemanfaatan air tanah
untuk air minum menjadi prioritas utama
2.
Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Konservasi
DAS adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan DAS dengan tetap memperhatikan
manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan
keberadaan setiap komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di masa yang akan
datang.
Tujuan
konservasi DAS adalah untuk membina kelestarian dan keserasian ekosistem DAS
serta meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara
berkelanjutan.
D. Perairan Laut
Laut
adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumi yang memisahkan atau
menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang
sangat luas disebut samudera. Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi.
1. Klasifikasi Laut
a. Berdasarkan
proses terjadinya
1)
Laut
Transgresi adalah
laut yang terjadi karena genangan air laut terhadap daratan akibat kenaikan
tinggi permukaan air laut yang mencapai kurang lebih 70 m pada zaman es. Inilah
yang menyebabkan dataran rendah di Indonesia timur dan barat tergenang air laut
dan sekarang menjadi laut dangkal. Contoh: Laut Jawa, Selat Sunda, Selat
Karimata, Laut Cina Selatan, dan Laut Arafuru.
2)
Laut
Ingresi adalah
laut yang terjadi karena dasar laut mengalami gerak menurun, dapat berupa
palung laut atau lubuk laut. Contoh: Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi dan
Laut Maluku.
3)
Laut
Regresi,
yaitu laut yang menyempit pada waktu zaman es, terjadi penurunan permukaan air
laut. Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul pada
zaman glasial merupakan daratan. Dangkalan Sunda merupakan bagian dari Benua
Asia, sedangkan dangkalan Sahul merupakan bagian dari Benua Australia. Pada
waktu air surut ada bagian dari laut yang masih merupakan laut karena dalamnya,
laut inilah yang dinamakan laut regresi. Contohnya Laut Banda dan Selat Makassar.
b. Berdasarkan
letaknya
1)
Laut
Tepi (sub/ocean), adalah laut yang letaknya di tepi benua dan
terpisah dengan lautan oleh adanya deretan pulau. Contohnya, Laut Jepang dan
Laut Cina Selatan.
2)
Laut
Pertengahan (middle sea) adalah laut yang terletak di antara
benua, contohnya Laut Tengah.
3)
Laut
Pedalaman (inland sea) adalah laut yang
terletak di tengah-tengah benua (daratan). Contohnya, Laut Hitam dan Laut Kaspia.
c.
Berdasarkan kedalamannya
Tingkat-tingkat
kedalaman dasar laut adalah sebagai berikut.
1).
Zona
Litoral (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis
pasang naik dan pasang surut.
2).
Zona
Neritik (laut dangkal), dengan ketentuan sebagai berikut.
a)
Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 m.
b) Sinar
matahari masih tembus ke dasar laut.
c)
Pada zona ini banyak
binatang dan tumbuhan laut sehingga zona ini penting artinya bagi kehidupan manusia.
d)
Zona ini meliputi Landas Kontinen Sunda,
seperti Laut Jawa, Laut Natuna, Selat Karimata, Selat Malaka, dan Landas
Kontinen Sahul yaitu Laut Arafuru.
3).
Zona
Batial (wilayah laut dalam), dengan ketentuan sebagai berikut.
a)
Kedalamannya antara 200–2000 m.
b)
Sinar matahari sudah tidak tembus sampai
ke dasar laut, karena itu tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas demikian juga
binatang- binatang lautnya.
4)
Zona
Abissal (wilayah laut sangat dalam), dengan
ketentuan sebagai berikut.
a)
Kedalamannya antara 2000–5000 m.
b)
Tekanan airnya sangat besar.
c)
Suhu sangat rendah.
d)
Tidak terdapat tumbuhan laut.
e)
Binatang laut sangat terbatas.
5) Zona Hadal (wilayah laut
yang paling dalam > 6000 m).
2. Relief
dasar laut
Gambar 4. Penampang dasar laut Sumber:https://geograpik.blogspot.com/2018/03/relief-dasar-laut.html
a.
Paparan Benua (Continental Shelf)
b.
Lereng Samudra (Continental Slope)
c.
Dasar Samudra (Ocean Floor)
d.
The Deep
adalah
cekungan-cekungan yang sangat dalam di dasar samudra. Pada umumnya, topografi the deep adalah berupa lubuk (basin) dan palung (trench dan trough).
Lubuk laut / Bekken / Basin bentukan
dasar samudra berupa cekungan yang relatif hampir bulat, yang terjadi akibat
pemerosotan muka Bumi karena adanya tenaga endogen. Palung adalah bentukan dasar samudra yang bentuknya menyerupai
parit memanjang dan sangat dalam. Sebagian besar palung laut terletak pada
pertemuan lempeng samudra dan benua (subduction
zone).
e. Ambang adalah relief
dasar laut berupa punggungan (bukit) yang memisahkan dua wilayah laut dangkal.
f. Pematang
tengah samudra (Mid Oceanic Ridge) adalah
jalur punggungan yang bentuknya memanjang di sepanjang zone pemisahan dua buah
lempeng samudra (zone divergensi).
g. Submarine canyon adalah
alur-alur ngarai yang terletak di kawasan paparan benua, yang dahulunya
diperkirakan merupakan lembah sungai paparan tersebut masih berupa kawasan darat.
h.Gunung Laut, adalah gunung yang dasarnya di dasar laut, baik yang
puncaknya menjulang di atas permukaan laut atau tidak.
i. Guyot merupakan bekas gunung api yang puncaknya datar dan
tenggelam karena tererosi.
j. Atol adalah pulau karang di laut yang bentuknya menyerupai cincin
yang besar.
3. Manfaat
Laut bagi kehidupan
a.
Di Bidang Perikanan Di
dalam laut terdapat berbagai jenis ikan yang jumlah sangat banyak.
b.
Di Bidang Pertanian Laut Di bidang
pertanian laut khususnya untuk budidaya rumput laut. Manfaat dari rumput laut
di antaranya, sebagai bahan pembuat agar-agar dan bahan dasar kosmetika.
c.
Sumber Mineral
a) Fosfat,
b) Endapan
metalik, seperti timah dan bauksit,
c)
Garam,
d)
Bahan baku obat-obatan,.
d. Tempat
Olahraga dan Wisata Pemandangan laut yang indah.
e. Sarana Transportasi
f. Pengatur Iklim
g. Alat
Pertahanan dan Keamanan
h. Sumber
Bahan Tambang
i. Wahana
Konservasi Alam
4. Pencemaran
dan Konservasi Perairan Laut
1. Pengertian
Pencemaran Laut
Pencemaran
laut adalah peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan
perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut,
yang berpotensi memberi efek berbahaya. Semakin panjang rantai yang
terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan.
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan.
2. Penyebab
Pencemaran Perairan Laut
a.
Pencemaran oleh minyak
Kecelakaan kapal
tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar yang mengakibatkan
tercecernya minyak di lautan yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.
b.
Pencemaran oleh logam berat
Logam berat
ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap
cm , sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan.
Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd),
kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan bentuk materi anorganik yang
sering menimbulkan berbagai permasalahan pada perairan. Penyebab terjadinya
pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang
terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
c.
Pencemaran oleh sampah
Sekitar 80% dari
sampah di laut adalah plastik.Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang
terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan.
d.
Pencemaran oleh pestisida
Pencemaran yang
disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Pestisida sengaja
ditebarkan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme
lain yang tidak diinginkan.
e.
Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian
peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau
fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas
primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung
cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan
kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi
yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi.
f.
Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut
dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti
kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar
angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan
laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di wilayah
yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik.
3. Upaya
Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air
Laut
Berikut ini beberapa cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut :
a.
Tidak membuang sampah ke laut
b. Penggunaan
pestisida secukupnya
c. Selalu
biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.
d. Kurangi
penggunaan plastik
e.
Tidak meninggalkan tali pancing, jala,
atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.
f.
Setiap industri atau pabrik menyediakan
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
g.
Menggunakan pertambangan ramah
lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
h.
Daur ulang sampah organik
i.
Tidak menggunakan deterjen fosfat,
karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok
yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
j.
Penegakan hukum serta pembenahan
kebijakan pemerintah
E. Lembaga
Yang Menyediakan dan Memanfaatkan Data Hidrologi di Indonesia
a. Pusat
penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Badan penelitian ini bertugas melaksanakan
penelitian, pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang sumberdaya air.
b. Balai
Besar Wilayah Sungai, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Badan
ini bertugas mengelola seluruh sungai yang ada di Indonesia.
c. Badan
Informasi Geospasial (BIG)
Badan ini
memerlukan data yang terkait dengan hidrologi, curah hujan,oseanografi yang
nantinya dapat digunakan untuk pemetaan dalan kajian hidrologi.
d. Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Badan ini
memanfaatkan data terkait hidrologi di suatu wilayah terkait dengan potensi
wilayah yang rawan terhadap bencana, baik bencana banjir, longsor, maupun
kekeringan.
e. Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Badan ini
memanfaatkan data hidrologi di suatu wilayah yang nantinya dapat digunakan
untuk memberikan data informasi perkiraan iklim, cuaca, maritim,potensi bencana
tsunami di wilayah Indonesia.
f. Pusat Hidrografi
dan Oseanografi TNI
Angkatan Laut (Pushidrosal). Pushidosal
menyediakan data dan informasi hidro- oseanografi yang akurat dan mutakhir
sebagai data dasar yang akan digunakan sebagai bahan analisis strategi
pertahanan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Shindu
P, Yashinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Pratomo,
Agus. 2020. Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas X. Jakarta: Kemendikbud
Anonim.
2021. Apa itu Siklus Hidrologi. (https://duniapendidikan.co.id/siklus-hidrologi/,
diakses hari jum’at tanggal 25 Juni 2021.
Nurhuda.
2018. Relief Dasar Laut. (https://geograpik.blogspot.com/2018/03/relief-dasar-laut.html,
diakses hari jum’at tanggal 25 Juni 2021)