BAB V
DINAMIKA KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
KOMPETENSI
DASAR:
3.5 menganalisis
dinamika kependudukan di Indonesia untuk perencanaan pembangunan
4.5 menyajikan data kependudukan dalam bentuk peta, tabel,
grafik,dan/atau gambar
A. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
1. DINAMIKA PENDUDUK
a.
Pengertian
Dinamika Penduduk
Dinamika penduduk
adalah kondisi di saat struktur
penduduk, jumlah dan persebarannya mengalami perubahan akibat terjadinya proses demograf yaitu kelahiran, kematian, perpindahan. Jumlah penduduk tersebut dapat
diketahui melalui sensus,
registrasi dan survey
penduduk.
b.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah
penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor
yaitu: Kelahiran (natalitas), Kematian (mortalitas), dan Migrasi (perpindahan).
1)
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran
merupakan kemampuan riil dari seorang wanita untuk melahirkan yang dicerminkan
dari banyaknya bayi yang lahir dalam keadaan hidup. Bertambahnya jumlah
penduduk suatu daerah
salah satunya adalah karena
adanya kelahiran pada daerah tersebut. Berikut dikemukakan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadapa tingkat kelahiran pada suatu
wilayah:
a)
Faktor Pendorong Kelahiran
(Pro Natalitas) antara lain;
1)
Menikah usia muda.
2) Pandangan masyarakat “banyak anak banyak rezeki”.
3)
Anak menjadi harapan bagi
orang tua sebagai pencari nafkah.
4) Anak merupakan penentu status sosial.
5)
Anak merupakan penerus
keturunan terutama anak laki-laki.
b) Faktor Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain
1)
Pelaksanan Program Keluarga
Berencana (KB).
2) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan.
3)
Semakin banyak wanita
karir.
4)
Adanya pembatasan
tunjangan anak bagi para PNS
5)
Munculnya anggapan
bahwa anak adalah beban
6)
Adanya peraturan
tentang pembatasan usia menikah
2)
Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda
kehidupan manusia secara permanen. Tingkat kematian dalam setiap wilayah
berbeda-beda. Faktor yang pendorong dan menghambat kematian
(mortalitas) di Indonesia, adalah:
a)
Faktor Pendorong Kematian
(Pro Mortalitas) antara lain:
1)
Rendahnya kesadaran masyarakat
akan pentingnya kesehatan
2)
Fasilitas kesehatan yang
belum memadai
3)
Keadaan gizi penduduk
yang rendah
4)
Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, Peperangan, wabah
penyakit, pembunuhan
5)
Tingkat
pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat
b)
Faktor Penghambat Kematian
(Anti Mortalitas) antara lain;
1)
Meningkatnya kesadaran
penduduk akan pentingnya kesehatan
2)
Fasilitas kesehatan yang
memadai
3)
Meningkatnya keadaan gizi
penduduk
4)
Memperbanyak tenaga medis
seperti dokter, dan bidan
5)
Negara dalam keadaan
aman
6)
Adanya kemajuan iptek
di bidang kedokteran
3)
Migrasi
Penduduk
Migrasi
merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen
(sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).
2. SUMBER
DATA KEPENDUDUKAN
Data kependudukan tersebut dapat
diperoleh melalui hasil
sensus, survey dan registrasi
penduduk. Agar lebih memahami materi tersebut silahkan
pelajari penjelasan berikut;
a. Sensus Penduduk
Sensus penduduk di Indonesia dilaksanakan setiap 10 tahun
sekali. Sehingga pada tahun
2020 ini, pemerintah Indonesia melaksanakan sensus
penduduk. Baik secara online maupun
pencatatan langsung.
1)
Pengertian Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses mengumpulkan,
menghimpun, menyusun, dan menerbitkan data demografi serta ekonomi dan sosial
yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu.
2)
Tujuan sensus penduduk
Sejalan dengan
pengertiannya, tujuan sensus penduduk diantaranya;
a)
Mengetahui perubahan penduduk
dari waktu ke waktu dalam suatu periode.
b)
Mengetahui jumlah, sebaran,
dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah.
c)
Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai
faktor yang memengaruhinya.
d)
Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan pembangunan nasional.
3) Jenis-Jenis
Sensus Penduduk
a)
Berdasarkan tempat
tinggal penduduk, sensus
dibedakan menjadi:
·
De facto,
yaitu cara menghitung jumlah penduduk terhadap warga yang ditemukan pada
saat pencacahan berlangsung, walaupun orang tersebut bukan warga asli
pada wilayah yang
sedang diadakan sensus.
·
De jure,
yaitu dilakukan dengan cara melakukan penghitungan terhadap warga penduduk asli
dari daerah yang sedang dilakukan sensus. Untuk membedakan antara penduduk asli dan bukan
asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda
Penduduk (KTP) atau
Kartu Keluarga (KK).
b)
Berdasarkan metode
pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
·
Metode Canvasser, yaitu pelaksanaan sensus
di mana petugas
mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar pertanyaan.
Keunggulan metode ini, data yang
diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan
kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena
jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang luas.
·
Metode
Householder, yaitu pelaksanaan sensus
di mana pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan
cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena
petugas tidak harus
mendata satu per satu penduduk. Daftar
pertanyaan dapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya
adalah data yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai dengan
kondisi sebenarnya.
4) Keunggulan
dan kelemahan sensus
a)
Keunggulan pelaksanaan sensus de jure,
sebagai berikut:
·
Jumlah
penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betul-betul memiliki bukti kependudukan secara
sah dalam sistem
pemerintahan.
·
Pelaksanaan sensus
tidak harus bersamaan waktunya dan serempak
karena hanya penduduk
yang memiliki bukti
kependudukan yang disensus.
·
Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih
pada penduduk yang sama dapat dihindari.
b)
Kelemahan pelaksanaan sensus de jure,
sebagai berikut:
·
Penduduk
yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan tercatat sebagai penduduk
meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.
·
Jumlah
penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang sebenarnya.
·
Data
hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan
layanan publik tidak akurat.
c)
Keunggulan pelaksanaan sensus de facto,
sebagai berikut:
·
Jumlah
penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.
·
Dilakukan
secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat terkumpul dan lebih cepat diolah.
·
Data
yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan layanan publik.
d)
Kelemahan pelaksanaan sensus de facto,
sebagai berikut:
·
Kemungkinan
pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat terjadi.
·
Untuk
negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar karena harus
dilakukan secara serempak.
·
Bagi
daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat, kereta,
atau kendaraan lainnya kemungkinan tidak tercatat.
b. Survei Penduduk
1) Pengertian
Survey Penduduk
Survei penduduk
merupakan salah satu metode mengumpulkan data penduduk dalam beberapa peristiwa demografi atau ekonomi
dengan cara penarikan sampel daerah sebagai kawasan yang bisa mewakili
karakteristik negara tersebut.
Setelah ditetapkan sebagai kawasan yang bisa
mewakili karakteristik negara
tersebut, baru dilakukan penghitungan terhadap seluruh responden yang ada
di kawasan sampel
survei itu.
Contoh survei
yang biasa dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) di Indonesia di antaranya:
a)
Survei
Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), dilakukan untuk menjaring data mengenai keadaan
sosial dan ekonomi
penduduk Indonesia secara keseluruhan, dengan cara mengambil sampel penelitian pada
wilayah-wilayah yang bisa mewakili karakteristik rakyat Indonesia. Hasil
yang diperolehnya nanti akan mewakili
rakyat Indonesia secara
keseluruhan.
b)
Survei
Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), dilakukan untuk mendapatkan angka jumlah
penduduk Indonesia secara keseluruhan dan biasanya dijadikan bahan rujukan dari representasi jumlah penduduk Indonesia dalam
setiap kurun waktu tertentu.
2) Jenis-jenis
Survey Penduduk
Berdasarkan tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, sebagai berikut:
a)
Survei
bertahap tunggal (single round surveys)
merupakan survei untuk menjaring data
berbagai peristiwa demografi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai berbagai kejadian
demografi yang dialami di masa lalu dalam periode
tertentu.
b)
Survei bertahap
ganda (multiround surveys)dilakukan melalui
kunjungan kepada responden tertentu berulang-ulang untuk mencatat
berbagai peristiwa demografi yang dalam kurun waktu tertentu,
apakah per tahun, per
dua tahun, per
tiga tahun, dan seterusnya.
c)
Survei bertipe
kombinasi, dilakukan dengan
cara menggabungkan cara survei
tahap tunggal atau
ganda dengan cara
registrasi.
c. Registrasi Penduduk
Registrasi
penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan,
perceraian, perpindahan penduduk,
dan kejadian-kejadian penting
lainnya yang tertulis. Semua catatan itu pada akhirnya
dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber data resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi.
Cakupan data yang
diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian
vital yang terjadi
dalam keluarga.
3. MOBILITAS PENDUDUK
a.
Pengertian Mobilitas Penduduk
Mobilitas
penduduk merupakan perpindahan penduduk dari suatu wilayah (geografis) ke wilayah lain dalam jangka
waktu tertentu.
b.
Jenis-jenis Mobilitas Penduduk
Secara garis
besar, mobilitas penduduk dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.
1) Mobilitas Vertikal adalah
semua gerakan penduduk
dalam usaha perubahan status sosial. Contohnya, seorang
buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi pedagang
termasuk gejala perubahan status sosial.
2) Mobilitas Horizontal adalah semua gerakan penduduk yang
melintas batas wilayah tertentu dalam
periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya
adalah batas adminitrasi, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan.
Mobilitas horizontal dibagi
menjadi dua, yaitu mobilitas permanen
dan mobilitas non permanen.
a)
Mobilitas
Permanen atau Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah
lain dengan maksud
untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas permanen secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu migrasi internasional dam
migrasi dalam negeri.
b)
Mobilitas Nonpermanen merupakan gerakan
penduduk dari satu wilayah
satu ke wilayah lain dengan
tidak ada niat
untuk menetap di daerah tujuan. Mobilitas nonpermanen disebut juga dengan sirkulasi.
B. KUALITAS KEPENDUDUKAN
1. KUALITASPENDUDUK
Kualitas
penduduk adalah tingkat kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan
dalam pemenuhan kebutuhan seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan,
pendidikan. Manusia selalu senantiasa berusaha untuk memperbaiki kualitas hidupnya, Salah
satunya adalah dengan
meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, mata pencaharian, dan lain-lain.
a. Kualitas Penduduk Menurut
Tingkat Pendidikan
Tingkat
pendidikan di Indonesia selalu mengalami kemajuan, namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia,
pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Hal ini disebabkan oleh :
1) Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnyapendidikan.
2)
Rendahnya pendapatanmasyarakat.
3)
BelummeratanyasaranapendidikandiseluruhwilayahIndonesia.
Berdasarkan fenomena tersebut, pemerintah telah melakukan
beberapa upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, seperti :
1) Menambah dan meningkatkan kualitas guru
2) Melaksanakan program wajib
belajar dan orang
tua asuh
3) Membangun sekolah di daerah yang
kurang jumlah sekolahnya
4) Memberikan beasiswa kepada
siswa yang berprestasi atau memerlukan
5) Mengadakan perbaikan dan penambahan sarana
dan prasarana sekolah
b. Kualitas Penduduk Menurut
Tingkat Kesehatan
Ukuran tingkat
kesehatan penduduk
di suatu negara
dapat dilihat dari angka
kematian kasar, angka
kematian ibu hamil/saat melahirkan, angka kematian bayi, angka kematian
menurut umur dan angka harapan
hidup.
Negara Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki kualitas kesehatan penduduk yang
rendah. Hal ini
diakibatkan oleh faktor
makanan dan gizi yang dikonsumsi, kondisi lingkungan, fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaga medis. Salah satu masalah yang
diakibatkan rendahnya kesehatan di Indonesia adalah kekurangan gizi. Kurangnya
gizi yang didapat oleh penduduk mengakibatkan rendahnya ketahanan tubuh,
daya kerja, cara berpikir, dan kreativitas.
Adapun upaya
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat
adalah :
1)
Membangun Posyandu
2)
Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dan gizi
3)
Megadakan imunisasi masal yang murah dan gratis
4)
Menambah jumlah
dan menaikkan kualitas
tenaga medis
5)
Memperbanyak fasilitas kesehatan seperti rumah
sakit, klinik, dan
puskesmas
6)
Sosialisasi dan
pencegahan wabah.
c. Kualitas Penduduk Menurut
Mata Pencarian
Pertambahan
jumlah penduduk yang pesat di negara Indonesia sangat berkaitan dengan jumlah
angkatan kerja yang tersedia. Semakin tinggi pertambahan penduduk, maka jumlah angkatan kerja juga
semakin banyak. Hal ini berdampak pada semakin ketatnya
persaingan tenaga kerja,
karena angkatan kerja muda yang
merupakan tenaga kerja
kurang produktif pun ikut bersaing. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja harus segera diatasi
karena berkaitan dengan ketahanan
nasional. Untuk mengatasi
masalah ini, pemerintah telah melakukan beberapa
upaya, diantaranya :
1)
Meningkatkan
keterampilan tenaga kerja melalui program melalui Kartu Pra Kerja,
2) Mengadakan program hubungan
dan perlindungan tenaga kerja
3)
Mengurangi
pengangguran di daerah berpenduduk padat, miskin dan rawan terhadap bencana alam,
misalnya pembangunan desa
4) Meningkatkan penyaluran, penyebaran, dan pemanfaatan tenaga kerja
2. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
Salah satu
tahapan dari proses dan tujuan dalam
pembangunan nasional Indonesia adalah
pengembangan sumberdaya manusia. Pada dasarnya pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang
bertujuan agar manusia mampu
memiliki Iebih banyak pilihan, khususnya dalam pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Secara garis besar pembangunan
manusia sebagai ukuran kinerja pembangunan secara keseluruhan dibentuk
melalui pendekatan tiga
dimensi dasar, yaitu :
·
umur
panjang dan hidup
sehat (a long and healthy life)
·
pengetahuan (knowledge)
·
standar
hidup layak (decent standard
of living)
Pendekatan
tersebut kemudian dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehingga IPM adalah pengukuran
perbandingandari harapan hidup,
melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah
sebuah negara adalahnegara maju, negara berkembang atau negara terbelakang. Ditentukannya IPM menjadikan kita dapat mengukur keberhasilan pemerintah dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia. Selain itu,
IPM dapat menentukan peringkat atau level
pembangunan suatu wilayah/negara.
Kriteria IPM suatu
daerah dapat dibagi
atas :
·
Jika IPM < 50, maka IPM rendah
·
Jika 50 < IPM < 80, maka IPM sedang
·
Jika IPM > 80, maka IPM tinggi
Semakin tinggi nilai
IPM suatu daerah,
dalam arti semakin
mendekati nilai 100, maka semakin bagus
tingkat pembangunan manusia
di daerah tersebut.
3.
BONUS DEMOGRAFI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN
Didalam ilmu demografi
Bonus Demografi terjadi
dimana terjadi kondisi
transisi demografi yang sangat
menguntungkan ketika penduduk
usia produktif (15-64
tahun) mengalami jumlah terbesar dibandingkan dengan proporsi penduduk
usia non-produktif (usia 0-14
dan di atas 64 tahun).
Karena pada proporsi
penduduk ini, terdapat suatu keuntungan yang bisa
dinikmati oleh suatu
negara sebagai batu loncatan untuk memajukan negara yang bersangkutan.
Munculnya bonus
demografi ini tentu akan membawa dampak sosial-ekonomi. Salah satunya menyebabkan tingkat penduduk produktif yang
menanggung penduduk non-produktif akan sangat
rendah. Adanya kondisi
bonus demografi, tentu bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memajukan kesejahteraan serta memakmurkan masyarakat apabila masyarakat usia produktif memiliki
kualitas sumber daya yang dapat menunjang serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan negara.
Apabila suatu
negara gagal dalam
memanfaatkan bonus demografi ini maka, akan terjadi kerugian
yang sangat besar
bagi negara yang bersangkutan khususnya Indonesia. Maka dari itu, untuk meraih
manfaat dari bonus
demografi ini diperlukan usaha bersama dari seluruh lapisan masyarakat dan lembaga
terkait serta pemerintah sebagai agen pembangunan yang ada disuatu
negara agar manfaat
bonus demografi ini menjadi semakin kuat.
Prasyarat yang harus
dipenuhi oleh suatu
negara apabila ingin
memperoleh manfaat besar dari bonus demografi yaitu harus memperhatikan;
a.
Sumber daya
manusia yang berkualitas.
b.
Daya serap
tenaga kerja terhadap
diversitas pekerjaan
c.
Meningkatkan tabungan di tingkat rumah
tangga.
d.
Peranan wanita
dalam pasar kerja
4.
PERMASALAHAN YANG DIAKIBATKAN OLEH
DINAMIKA PENDUDUK
a. Masalah Penduduk yang
Bersifat Kuantitatif (jumlah)
1 )
Jumlah Penduduk Besar
Masalah jumlah penduduk yang besar
diantaranya Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas
masalah ini sulit
diatasi sehingga berakibat
seperti masih banyaknya penduduk kekurangan
gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh. Penyediaan lapangan
kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial
lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas
masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
2) Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih
relatif cepat. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan tidak
diimbangi dengan daya
dukung lingkungan yang seimbang
akan mengakibatkan berbagai
permasalahan baik lingkungan hidup, ekonomi dan social.
3)
Persebaran Penduduk
Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik
persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten
maupun antara perkotaan
dan pedesaan. Sebagai
contoh Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah
daratan Indonesia, dihuni lebih kurang
60% penduduk Indonesia. Akibat dari tidak
meratanya penduduk, yaitu
luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian
dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu
saja tanpa ada kegiatan
pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan
pertahanan keamanan negara.
Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia
terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas
wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota
besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk
terhadap lingkungan hidup seperti:
a)
Munculnya permukiman liar.
b)
Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat
pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun
dari pabrik-pabrik industri.
c)
Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
d)
Timbulnya berbagai masalah sosial seperti
perampokan, pelacuran dan lain-
lain.
b. Masalah Penduduk yang
Bersifat Kualitatif
1)
Tingkat Kesehatan
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas
kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat
kualitas kesehatan penduduk adalah
dengan melihat Angka kematian dan Angka harapan
hidup. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi.
Penduduk yang pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang
memenuhi standar kesehatan.
2) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk
di negara-negara yang sedang berkembang relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju. Rendahnya
tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
a)
Pendapatan perkapita penduduk rendah, sehingga
penduduk tidak mampu sekolah atau
berhenti sekolah sebelum
selesai.
b)
Ketidakseimbangan antara
jumlah murid dengan
sarana pendidikan yang
ada seperti jumlah kelas,
guru dan buku-buku pelajaran. Ini berakibat tidak semua anak usia sekolah
tertampung belajar di sekolah.
c)
Masih rendahnya
kesadaran penduduk terhadap pentingnya pendidikan, sehingga banyak orang
tua yang tidak
menyekolahkan anaknya.
d)
Dampak yang
ditimbulkan akibat dari
rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga
ahli dari negara
maju.
3) Tingkat Pendapatan
Indonesia tidak termasuk negara miskin, namun jumlah penduduk
Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan pada tahun 2020 menurut catatan BPS meningkat. Pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk
tidak mampu memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit
mencapai manusia yang sejahtera. Pendapatan per kapita
rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah, sehingga
hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Penduduk
yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan menabung menjadi rendah. Bila
kemampuan menabung rendah,
pembentukan modal menjadi lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak
lancar.
5.
UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Upaya Mengatasi
Permasalahan Kependudukan di Indonesia telah diupayakan melalui:
a. Pengurangan pertumbuhan
penduduk.
Keluarga berencana (KB) merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak
dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap
keluarga dianjurkan mempunyai
dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil. Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua
kebutuhan hidup anggota keluarga dapat
terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Selain program
keluarga berencana, pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan dengan kewajiban pendidikan
dasar dan menengah. Wawasan masyarakat yang mulai terbuka melalui proses
pendidikan menimbulkan paham kesetaraan antara
jenis kelamin sehingga perempuan diberi kesempatan untuk sekolah yang
tinggi dan menempati
posisi-posisi pekerjaan strategis dengan jenjang karier jelas menjadikan perempuan menunda pernikahannnya untuk mengejar karier
atau sekolah. Tentu saja hal tersebut akan
berdampak pada tidak
terjadinya pernikahan dini sehingga
menahan laju tingkat
kelahiran penduduk.
1)
Upaya mengatasi masalah penyebaran penduduk
yang tidak merata.
2)
Pemerataan pembangunan.
3)
Penciptaan lapangan
kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan.
4)
Pemberian penyuluhan
terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya.
5)
Program Transmigrasi, dengan tujuan;
b. Upaya mengatasi masalah
rendahnya kualitas kesehatan.
1)
Melaksanakan program
perbaikan gizi, teruatama pada balita dengan
POSYANDU
2)
Perbaikan lingkungan
hidup dengan cara mengubah perilaku sehat penduduk, serta melengkapi sarana
dan prasarana kesehatan.
3)
Penambahan jumlah
tenaga medis seperti
dokter, bidan, dan perawat.
4)
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
5)
Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.
6)
Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
7)
Penyediaan air bersih.
c. Upaya mengatasi masalah
rendahnya kualitas pendidikan.
1)
Menambah jumlah
sekolah dari tingkat
SD sampai dengan
perguruan tinggi.
2)
Menambah jumlah
guru (tenaga kependidikan) di semua jenjang
pendidikan.
3)
Pelaksanaan program
wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun yang telah dimulai
tahun ajaran 1994/1995.
4)
Pemberian
bea siswa kepada pelajar dari keluarga tidak mampu tetapi berprestasi di sekolahnya.
5) Membangun perpustakaan dan laboratorium di sekolah-sekolah.
6)
Menambah sarana
pendidikan seperti alat
ketrampilan dan olah
raga.
7)
Menggalakkan partisipasi pihak swasta untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan ketrampilan.
8)
Penyediaan fasilitas
pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
9)
Penciptaan
kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
10)
Peningkatan
kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
11) Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
12)
Mempelopori riset
dan penemuan baru dalam bidang
IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
d.
Upaya mengatasi masalah rendahnya tingkat
pendapatan penduduk.
1)
Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber
daya alam yang ada.
2)
Meningkatkan
kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah
sendiri sumber daya alam
yang dimiliki bangsa
Indonesia.
3)
Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan
penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.
4)
Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa
(pelayanan)
5)
Memperluas lapangan
kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.
6)
Penciptaan perangkat
hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang-
nya usaha/investasi, baik PMDN
ataupun PMA.
7)
Optimalisasi peranan
BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat
lebih banyak menyerap tenaga
kerja.
8)
Penyederhanaan
birokrasi dalamperizinan usaha. Pembangunan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga
dapat mendorong kegiatan ekonomi.
C. PENGOLAHAN
DAN ANALISIS DATA KEPENDUDUKAN
1. Menghitung
Angka Kelahiran Dan Kematian
a.
Menghitung Angka Kelahiran Kasar(Crude Birth Rate)
Menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam suatu
periode tertentu – biasanya satu tahun.
Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya tingkat kelahiran
suatu wilayah dapat menggunakan Penggolongan angka kelahiran kasar
(CBR) sebagai berikut:
1) Angka kelahiran rendah
apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk.
2) Angka kelahiran sedang,
apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk.
3)
Angka kelahiran tinggi, apabila lebih
dari 40 per 1000 penduduk.
b. Angka
Kelahiran Menurut Umur ( Age Specific
Fertility Rate)
ASFR
menunjukkan jumlah kelahiran dari setiap seribu wanita pada kelompok umur
tertentu selama setahun.
c.
Menghitung
Angka Kematian Kasar (Crude Birth Rate)
Menunjukkan jumlah
kematian per 1000
penduduk dalam periode
tertentu. Rumus CDR:
Untuk mengkategorikan tinggi rendahnya tingkat kematian
suatu wilayah dapat menggunakan Penggolongan angka kelahiran kasar
adalah sebagai berikut.
ü
angka kematian
rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
ü
angka kematian
sedang, apabila antara
10 – 20 per 1000 penduduk
ü
angka kematian
tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
d.
Angka Kematian Menurut Umur (Age
Specific Death Rate)
Angka ini menunjukkan hasil yang lebih teliti dibandingkan
dengan angka kematian kasar karena angka ini menyatakan banyaknya kematian pada
kelompok umur tertentu per 1000 penduduk dalam kelompok
umur yang sama.
2.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan
penduduk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a.
Faktor alami, yaitu kelahiran (natalitas) yang bersifat menambah penduduk dan kematian (mortalitas) yang bersifatmengurangijumlahpenduduk.
b.
Faktornonalami,yaitumigrasimasuk(imigrasi) yang
bersifat menambah jumlah pendudukdankeluar(emigrasi) yang bersifat mengurangi
jumlahpenduduk.
Kriteria pengukuran tingkat
pertumbuhan penduduk adalah :
a.
pertumbuhan penduduk rendah:
< 1%
b.
pertumbuhan penduduk sedang:
1 – 2%
c.
pertumbuhan penduduk tinggi:
> 2%
Pertumbuhan
penduduk dapat dibedakan menjadi pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk total, pertumbuhan penduduk
geometri dan pertumbuhan penduduk eksponensial.
Pertumbuhan penduduk alami,
yaitu selisih jumlah
kelahiran dengan jumlah
kematian.
Rumus :
Keterangan:
Pt : jumlah
penduduk tahun akhir
perhitungan
Po : jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L : jumlahkelahiran
M : jumlahkematian
Pertumbuhan penduduk total,
yaitu selisih jumlah
kelahiran dengan jumlah kematian ditambah selisih
jumlah imigrasi dengan
jumlah emigrasi.
Rumus :
Keterangan :
Pt : jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
Po : jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L : jumlah kelahiran
M : jumlah kematian
I : jumlah imigrasi
E : jumlahemigrasi
Jumlah pendudk geometri
Rumus :
Keterangan :
Pt : jumlah
penduduk akhir tahun
Po : jumlah
penduduk awal tahun
1 : bilangan konstanta
r : rata-rata tingkat pertumbuhan pertahun
t lama waktu perhitungan
Pertumbuhan penduduk eksponensial
Rumus :
Keterangan
:
Pt : jumlah
penduduk akhir tahun
Po : jumlah
penduduk awal tahun
e : angka eksponensial, besarnya 2,718282
r : rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk
t : lama waktu
perhitungan
3.
Piramida Penduduk
Piramida penduduk merupakan grafik komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin. Dengan adanya
piramida penduduk, kita dapat
mengetahui perbandingan antara jumlah
laki-laki dan perempuan serta jumlah tenaga
kerja dan struktur penduduk
suatu negara. Piramida
penduduk memiliki tiga bentuk,
yaitu :
a.
Piramida
Ekspansif (muda), jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
muda, ada pada
negara yang memiliki
angka kelahiran dan kematian tinggi, pertumbuhan penduduk cepat,
rasio ketergantungan besar, dan butuh
lapangan kerja luas.
Contoh : Indonesia, Thailand, Filipina
b.
Piramida
Konstruktif (tua), jika jumlah kelompok umur muda sedikit, ada pada negara yang memiliki tingkat kelahiran rendah,
pertumbuhan penduduk lambat,
rasio ketergantungan kecil.
Contoh : Jepang,
Swedia, dan Amerika Serikat
c.
Stasioner,
jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama, kecuali
pada kelompok umur
tertentu, terdapat pada
negara yang memiliki tingkat kelahiran dan kematian rendah atau
seimbang, pertumbuhan penduduk stabil,
rasio ketergantungan hampir
nol. Contoh : Belanda, Jerman dan Perancis.
DAFTAR PUSTAKA
K. Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Wiguna, Cipta Suhud. 2020. Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas XI.
Jakarta: Kemendikbud
Haryanto, Tri dan Gita Arfiani.
2017. PR Geografi. Klaten: PT Intan Pariwara
Kusumawati, Indah. Modul
Pengayaan Geografi. Surakarta: Putra Nugraha