Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

MODUL KELAS X BAB IV BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

BAB IV

BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

Kompetensi Dasar:

3.4 Menganalisis dinamika planet Bumi sebagai ruang kehidupan

4.4 Menyajikan karakteristik planet Bumi sebagai ruang kehidupan dengan menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, foto dan/atau video

 

A.      Teori Pembentukan Tata Surya


a.    Teori Pasang Surut 

 


        

















Gambar 1. Teori Pasang surut  
Sumber : https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-pasang-surut

 

Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys tahun (1891) Menurut mereka,terdapat bintang raksasa mendekati Matahari yang menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh Matahari yang saat itu masih berupa gas. Peristiwa itu membentuk gelombang raksasa pada tubuh Matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pijar akan mengalami perapatan gas hingga terpecah menjadi planet-planet.

 

b.   Teori Ledakan Besar





Gambar 2. Teori ledakan besar

Sumber: https://www.harapanrakyat.com

 

Teori ledakan besar (big bang) menjadi salah satu yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan bahwa bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan berkumpul membentuk cakram raksasa cakram tersebut meledak, membentuk galaksi dan nebula-nebula.

Selama kurang-lebih 4,6 miliar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk Galaksi Bima Sakti yang di dalamnya terdapat Tata Surya. Bagian ringan yang terlempar keluar di awal mengalami kondensasi hingga membentuk gumpalan yang mendingin dan memadat menjadi planet-planet, termasuk Bumi.

 

c.    Teori Nebula



    
                                                                    

                                                                Gambar 3. Teori Nebula

                                                        Sumber:https://www.konsepgeografi.net/2016/07/teori-nebula.html

 

Teori nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant di tahun 1755 yang kemudian disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace di tahun 1796. Karena itu, teori ini juga sering dikenal sebagai teori ”nebula” Kant-Laplace.

Teori ini menyebutkan bahwa di alam semesta terdapat kabut yang terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Gaya tarik-menarik antargas membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Proses perputaran ini mengakibatkan materi kabut di bagian khatulistiwa terlempar dan berpisah, kemudian memadat karena penurunan suhunya. 

 

d.    Teori Planetasimal



    
                                                                                     

Gambar 4. Teori Planetasimal

Sumber: https://www.geologinesia.com/2017/10/teori-pembentukan-tata-surya-menurut-perspektif-sains.html


 

Di awal abad ke-20, seorang ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton (1872-1952) beserta ahli geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli geologi mengemukakan teori planetesimal. Teori ini menyebutkan bahwa Matahari tersusun dari gas yang bermassa besar. Pada satu titik, bintang lain yang berukuran hampir sama melintas dekat dengan Matahari sehingga hampir menjadi tabrakan. Akibatnya, gas dan materi ringan di bagian tepi Matahari dan bintang tersebut menjadi tertarik.

 

e.    Teori Bintang Kembar


Gambar 5. Teori Bintang Kembar 
                                                Sumber: https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-bintang-kembar



Teori pembentukan Bumi yang terakhir dikenal dengan sebutan teori bintang kembar. Teori ini dicetuskan oleh ahli astronomi Raymond Arthur Lyttleton. Menurutnya, galaksi merupakan kombinasi dari bintang kembar. Salah satu bintang tersebut meledak dan menyebabkan banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang kuat, sebaran pecahan ledakan bintang lainnya mengelilingi bintang tersebut. Bintang yang tidak meledak kemudian dikenal dengan Matahari, sementara pecahan- pecahannya adalah planet yang mengelilinginya.

 

B.       Teori Pembentukan Bumi

Pada awal pembentukan seluruh bagian planet Bumi relatif dingin, namun lama kelamaan meningkat suhunya menjadi seperti saat ini. Sejumlah ahli memberikan penjelasan dengan mengajukan tiga faktor penyebab naiknya suhu di Bumi, yaitu karena adanya akresi, kompresi dan disintegrasi atau penguraian unsur-unsur radiokatif.

Akresi adalah penambahan panas oleh benda-benda angkasa. Kompresi adalah proses pemadatan Bumi karena gaya gravitasi. Bagian dalam bumi menerima tekanan yang lebih besar dibanding bagian luarnya. Tingginya suhu pada bagian inti Bumi mengakibatkan unsur besi mencair. Sedangkan disintegrasi adalah proses penguraian unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium dan potasium, dimana pada saat proses penguraian diiringi dengan proses pelepasan panas.

Gaya dan proses yang terjadi di dalam bumi akan dapat menyebabkan terbentuknya berbagai macam bentuk muka bumi, seperti terjadinya daratan (benua), pegunungan dan perbukitan, cekungan, lembah, tebing, dan lain-lainnya yang merupakan relief muka bumi.

Berikut ini adalah beberapa teori pembentukan muka bumi menurut para ahli:

1)        Teori Kontraksi dan Pemuaian (Contraction and Expasion Theory)

Awalnya teori ini dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan didukung oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates menyebutkan bahwa bumi terus mengalami penyusutan dari masa  ke masa karena adanya proses pendinginan. Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi mengkerut dan terbentuklah relief berupa gunung, lembah dan dataran. Teori ini belum dapat menjelaskan proses terbentuknya daerah-daerah tekanan.

2)        Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 menyebutkan bahwa bumi awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di bagian kutub utara (benua Asia, Eropa dan Amerika Utara) dan Gondwana pada bagian kutub selatan (benua Afrika, Australia dan Amerika Selatan).

3)        Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)

Pada tahun 1912, Alfred Wegener mengemukakan bahwa pada awalnya hanya terdapat satu benua yang sangat besar dimuka bumi yang disebut Pangea. Kemudian Pangea ini terpecah dan terus mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan sentripugal dari rotasi bumi menyebabkan pecahan-pecahan pangea tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti bahwa terdapatnya kesamaan garis pantai, batuan dan fosil antara Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan bagian timur.

 

4)        Teori Konveksi (Convection Theory)

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Arthur Holmes sekitar tahun 1927, kemudian dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini menyebutkan bahwa terdapat arus konveksi dari dalam mantel bumi yang terdiri dari massa berupa lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava sampai ke permukaan bumi di bagian punggung tengah samudra (mid oceanic ridge), menyebabkan lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian mid oceanic ridge seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific Atlantic Ridge. Selain itu berdasarkan sebuah penelitian mengenai umur laut juga dibuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera, umur batuan-batuannya semakin tua.

 

5)        Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)

Teori yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer, dan lempeng-lempeng pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer.

Litosfer bumi terdiri dari dua lempeng yaitu lempeng benua dan lempeng samudera. Lempeng samudera tersusun oleh batuan basa yang dapat dijumpai di dasar samudera, sedangkan lempen benua tersusun oleh batuan asam.

Berdasarkan arah pergerakan lempeng tektonik ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a)    Gerak konvergen yaitu berupa gerakan saling bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng benua maupun lempeng samudra. Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan Andes disebut merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.

Ada tiga jenis gerakan konvergen yaitu:

-               Subduksi : Pergerakan konvergen antara lempeng benua dan lempeng samudera, dengan lempeng samudera jatuh di bawah lempeng benua, karena gravitasi spesifik lempeng benua kurang dari lempeng samudera. Contohnya adalah parit yang membentang dari barat Sumatra, selatan Jawa, ke selatan Nusa Tenggara.

-               Obduksi : Pergerakan konvergen diantara kerak benua dan kerak samudera, tempat kerak benua tenggelam/ menunjam di bawah kerak samudera. Penunjaman ini terjadi yakni karena adanya perubahan dari batas lempeng divergen kemudian menjadi konvergen, menimbulkan terjadinya kerak benua berbenturan dengan kerak samudera.

-               Kolisi : Gerakan konvergen antara lempeng benua dan lempeng benua. Kedua pelat memiliki massa jenis yang tidak berbeda untuk membentuk pegunungan yang tinggi, seperti Pegunungan Himalaya.

b)   Gerak divergen, yaitu Gerakan lempeng dimana lempeng bergerak saling menjauh, dengan gaya yang bekerja pada gerakan ini adalah gaya tarik (tensional). Perbedaan ini menyebabkan magma naik dari pusat bumi, membentuk dasar lautan atau kerak samudera. Contohnya adalah MOR (Mid Ocean Ridges) di dasar Samudera Atlantik;

c)    Sesar Mendatar (Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan terjadinya pergesekan antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang sepanjang 1.200 km merupakan salah satu relief yang terbentuk akibat adanya proses transform ini.



                                                           


Gambar 6. Gerak Lempeng Tektonik 

Sumber: https://brainly.co.id/tugas/21005499

 

C.      ROTASI DAN REVOLUSI BUMI

 

1.      Rotasi Bumi


                                                        Gambar 7. Rotasi Bumi 
                                                       Sumber: https://www.kelaspintar.id

 

Rotasi Bumi adalah pergerakan Bumi pada porosnya. Artinya, Bumi selalu berputar sambil mengelilingi Matahari dengan pergerakan Bumi yang lebih stabil. Bukti bahwa Bumi berputar yakni waktu siang dan malam. Poros bumi berada pada Kutub Utara dan Kutub Selatan. Ketika Bumi berputar, sebagian permukaan akan terkena matahari, sementara sebagian lainnya tidak. Wilayah yang terpapar cahaya matahari akan mengalami siang dan wilayah yang tidak akan mengalami malam.

Akibat perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) maka akan terjadi beberapa peristiwa di bumi yaitu:

 

1)   Terjadinya siang dan malam

Bagian bumi yang menghadap kearah matahari ketika berputar pada porosnya akan mengalami siang, sebaliknya bagian bumi yang membelakangi matahari akan mengalami malam, dan hal ini terjadi secara bergantian yaitu panjang waktu siang dan malam rata-rata 12 jam. Perbedaan waktu siang dan malam akan menjadi lebih besar pada tempat-tempat yang jauh dari khatulistiwa.

2)   Terjadinya perbedaan waktu diberbagai tempat di muka bumi

Orang-orang yang berada disebelah timur akan mengalami matahari terbit dan terbenam lebih dahulu. Bumi berbentuk bulat (3600) dan periode rotasinya 24 jam maka tiap selisih 10 dibutuhkan waktu 1/360 x 24 jam =4 menit. Untuk menyeragamkan perhitungan waktu di seluruh dunia, bumi dibagi menjadi 24 daerah waktu. Masing-masing daerah waktu memiliki selisih waktu satu jam dengan lebar 150 bujur (15 x 4 menit= 60 menit=1 jam). Indonesia terletak pada 950 BT – 1410BT, jadi memiliki wilayah selebar 460. Oleh sebab itu, dibagi menjadi tiga daerah waktu yang masing-masing berbeda 150 bujur dengan selisih waktu 1 jam. Pembagian waktu tersebut Waktu Indonesia Timur (WIT), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Barat (WIB).

 

3)   Gerak semu harian bintang

Akibat rotasi bumi maka kita seolah-olah matahari yang bergerak berputar dari timur ke barat mengelilingi bumi. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah matahari tidak bergerak, tetapi bumilah bergerak berputar mengelilingi matahari dari barat ke timur .Gerak yang tidak sebenarnya ini dinamakan gerak semu harian bintang. Disebut gerak semu harian karena kita dapat mengamatinya setiap hari atau setiap saat.

 

4)   Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi

Dampak selanjutnya yakni perbedaan dalam percepatan gravitasi bumi. Rotasi bumi menghasilkan gerakan yang tidak teratur pada logam cair di dalam inti bumi. Kondisi ini mengakibatkan massa bumi tidak terdistribusi secara merata dan mengakibatkan percepatan gravitasi berbeda nilainya di berbagai tempat di belahan bumi. Hal ini kemudian juga berdampak pada bentuk Bumi yang tidak menjadi bulat sempurna, tetapi mengembang di tengah dan mampat di kutub.

 

5)   Perubahan arah angin

Perubahan arah angin juga merupakan dampak dari rotasi Bumi. Angin bergerak menuju area dengan tekanan minimal. Ini menyebabkan perubahan arah angin sebagai efek dari gaya Coriolis di angin. Di belahan bumi utara angin akan berbelok ke kanan. Sebaliknya, di belahan bumi selatan angin akan berbelok ke kiri. Efek dari gaya Coriolis ini juga berdampak pada beberapa hal lain di bumi seperti perubahan arah aliran laut.

 

2.      Revolusi Bumi



    
                                                                


                                                                Gambar 8. Revolusi Bumi 

                                            Sumber: https://pakdosen.co.id/revolusi-bumi/

 

Revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari dengan memerlukan waktu 365,25 hari atau 1 tahun. Arah revolusi bumi berlawanan arah dengan perputaran jarum jam terbukti jika kita berada dalam pesawat antariksa tepat di atas kutub utara maka kita akan melihat Bumi mengitari Matahari dalam arah yang berlawanan arah jarum jam. Revolusi Bumi adalah gerak Bumi pada orbitnya mengelilingi Matahari. Selama mengitari Matahari, poros Bumi selalu miring 23,50 terhadap garis yang tegak lurus ekliptika. Tiap planet memiliki bidang orbit sendiri-sendiri, sudut yang dibentuk oleh bidang ekliptika dengan bidang orbit planet tertentu disebut sudut inklinasi. Gerak revolusi Bumi mengakibatkan beberapa peristiwa yang dapat dirasakan oleh para penghuni bumi. Akibat revolusi bumi adalah:

 

 

1)   Gerak Semu Tahunan Matahari

Matahari yang terbit setiap pagi tidak selalu muncul ditempat yang sama. Pergeseran titik terbit matahari mengikuti garis edar matahari, yaitu mulai dari katulistiwa ke garis balik utara kemudian ke garis balik selatan dan kembali lagi ke katulistiwa. Pergeseran ini berlangsung selama satu tahun. Perhatikan gambar berikut.

Gambar 9. Gerak Semu Matahari 

 

Pada gambar gerak semu matahari diatas ditunjukkan bahwa pada tanggal 21 Maret, matahari berada di khatulistiwa untuk waktu tiga bulan (21 Maret– 21 Juni), matahari mulai bergeser dari khatulistiwa menuju ke GBU (Garis Balik Utara = garis 23,5o LU). Tiga bulan berikutnya (21 Juni–23 September) matahari bergeser lagi dari GBU menuju ke khatulistiwa. Tiga bulan berikutnya (23 September–22 Desember) matahari bergeser lagi dari khatulistiwa menuju ke Garis Balik Selatan (garis 23,5o LS). Akhirnya, tiga bulan berikutnya (22 Desember–21 Maret) matahari bergeser lagi dari GBS menuju kembali ke khatulistiwa.

Gerak semu ini berupa pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22 Desember-21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni-21 Desember). Disebut gerak semu karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak itu diakibatkan oleh terjadinya revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.

 

2)   Perubahan Musim

Pergeseran garis edar matahari juga mengakibatkan perubahan musim. Didaerah tropis secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Sedang didaerah sub tropis dapat mengalami 4 musim, yaitu musim semi (spring), musim panas (summer), musim gugur (autumn), dan musim dingin (winter). Setiap tanggal 21 Maret, belahan bumi utara dan selatan mendapatkan penyinaran matahari dalam jumlah yang sebanding. Matahari tampak mulai bergerak ke utara. Daerah di belahan bumi utara mulai mendapatkan penyinaran matahari lebih banyak. Pada saat ini daerah di belahan bumi utara mulai memasuki musi semi. Sebaliknya, daerah di belahan bumi selatan mulai menerima penyinaran matahari yang makin sedikit. Saat ini daerah terebut memasuki musim gugur. Musim ini berlangsung hingga tanggal 21 Juni.

Pada tanggal 21 Juli, matahari mulai berada di kedudukan paling utara dan mulai bergerak ke bagian selatan. Belahan bumi utara mulai memperoleh penyinaran matahari yang makin berkurang. Pada saat ini bagian bumi utara mulai memasuki musim panas. Sebaliknya, daerah di belahan bumi selatan mulai menerima penyinaran matahari yang bertambah. Saat ini daerah tersebut mulai memasuki musim dingin. Musim dingin ini berlangsung hingga tanggal  23 September.

Pada tanggal 23 September matahari kembali mencapai khatulistiwa dan mulai bergerak ke belahan selatan. Sinar matahari di bagian bumi utara terus berkurang dan di belahan bumi selatan semakin bertambah. Saat tersebut bagian bumi utara memasuki musim gugur. Sebaliknya, bagian bumi selatan mengalami musim semi. Musim ini berlangsung hingga tanggal 22 Desember.

Pada tanggal 22 Desember matahari berada pada kedudukan paling  selatan dan sekarang mulai bergerak ke utara. Daerah di bagian bumi utara mulai memperoleh penyinaran matahari yang bertambah. Sebaliknya, daerah di bagian bumi selatan mulai mendapatkan penyinaran matahari yang berkurang. Saat ini bagian bumi utara memasuki musim dingin dan bagian bumi selatan memasuki musim panas. Musim ini berlangsung hingga tanggal 21 Maret tahun berikutnya

 

3)   Perbedaan lama siang dan malam

Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam yang diamati berulang setiap tahunnya.

a.    Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September

-        Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan menjauhi matahari.

-        Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi selatan.

-        Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada dibelahan bumi selatan.

-        Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang mengalami malam 24 jam.

-        Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke utara.

-        Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21 juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,50 ke utara.

 

b.   Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret

-        Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan kutub utara lebih menjauhi matahari.

-        Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak daripada belahan bumi utara.

-        Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada belahan bumi utara.

-        Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam 24 jam dan ada daerah disekitar kutub selatan mengalami siang 24 jam.

-        Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke selatan.

-        Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,50 ke selatan.

 

c.    Pada tanggal 21 Maret dan 23 Desember

-        Kutub utara dan kutub selatan berjarak sama ke matahari.

-        Belahan bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama banyaknya.

-        Panjang siang dan malam sama diseluruh belahan bumi.

-        Di daerah khatulistiwa matahahari tampak melintas tepat di atas kepala.

 

4)   Perubahan kenampakan Rasi Bintang

Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan, karena letak bintang- bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain

Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari. Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari. Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari bumi selalu berubah


Gambar 10. Rasi Bintang 
Sumber: https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konstelasi-bintang-atau-rasi-bintang/110223

 

 

5)   Penentuan Kalender Masehi

Revolusi bumi mempengaruhi penetapan kelender masehi. Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan timur, maka batas penanggalan internasional ialah bujur 1800, akibatnya apabila di belahan timur bujur 1800 tanggal 14 maka di belahan barat bujur 1800 masih tanggal 13, seolah-olah melompat satu hari.

Lama waktu dalam setahun adalah 365 hari. Untuk menampung kelebihan ¼ hari pada tiap tahun maka lamanya satu tahun diperpanjang 1 hari menjadi 366 hari pada setiap empat tahun.Satu hari tersebut  ditambahkan pada bulan februari. Tahun yang lebih panjang sehari ini disebut tahun kabisat.Untuk mempermudah mengingat, maka dipilih sebagai tahun kabisat adalah tahun yang habis di bagi empat. Contohnya adalah 1984, 2000, dan lain- lain.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Shindu P, Yashinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Lestari, Ika. 2019. Teori Pasang Surut. (https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-pasang-surut, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Supendi, Deni. 2020. Teori Big Bang, Sejarah dan kekurangannya. (https://www.harapanrakyat.com/2020/06/teori-big-bang-sejarah-dan-kekurangannya/, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Armansyah, Wawang. Teori Nebula  serta beberapa ahli Pencetusnya. (https://www.konsepgeografi.net/2016/07/teori-nebula.html, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Geologinesia. 2017. Teori Pembentukan Tata Surya Menurut Perspektif Sains. (https://www.geologinesia.com/2017/10/teori-pembentukan-tata-surya-menurut-perspektif-sains.html, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Lestari, Ika. 2019. Teori Bintang Kembar. (https://ilmugeografi.com/astronomi/teori-bintang-kembar, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

https://brainly.co.id/tugas/21005499, diakses hari kamis, 17 Juni 2021

Kelas Pintar. 2019. Rotasi dan Revolusi Bumi. (https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/rotasi-dan-revolusi-bumi-bagaimana-cara-kerjanya-2536/, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

Pak dosen. 2021. Revolusi Bumi. (https://pakdosen.co.id/revolusi-bumi/, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-konstelasi-bintang-atau-rasi-bintang/110223, diakses hari kamis, 17 Juni 2021)

https://www.gurugeografi.id/2017/10/mamahami-gerak-semu-harian-dan-tahunan.html, diakses hari kamis, 17 Juni 2021

 

Posting Komentar untuk "MODUL KELAS X BAB IV BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN"