Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kelas XI KD 1

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

 

Pengertian, Manfaat, dan Konsep Pendapatan Nasional

 

Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis konsep dan metode penghitungan pendapatan nasional

4.1 Menyajikan hasil penghitungan pendapatan nasional

 

Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam satu tahun (periode tertentu). Pendapatan nasional dapat diartikan dari tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pedapatan, dan pendekatan pengeluaran. Adapun yang mempengaruhi pendapatan nasional adalah keseluruhan permintaan dan penawaran, konsumsi dan tabungan, investasi, kualitas sumber daya manusia, keadaan sumber daya alam, ketersediaan modal, dan stabilitas dan kebijakan yang mantap.

Pelaku kegiatan ekonomi akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan. Jika seluruh pendapatan atau pengeluaran yang dilakukan pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan maka akan terbentuklah pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan oleh para pelaku ekonominya.

 

2. Manfaat Pendapatan Nasional

Manfaat dari mempelajari pendapatan nasional yaitu sebagai berikut.

a.    Mengetahui dan menganalisis struktur ekonomi suatu negara dalam hal ini struktur ekonomi industri, agraris, atau jasa.

b.   Membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu karena pendapatan nasional dicatat setiap tahun.

c.    Membandingkan perekonomian antarnegara di dunia.

d.   Pedoman bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi nasional.

 

Maka tujuan mempelajari pendapatan nasional adalah untuk mengetahui kemajuan perekonomian masyarakat dan hal-hal berikut, yaitu:

a.    Memperoleh taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu negara dalam satu tahun.

b.   Membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan berjangka untuk mencapai tujuan pembangunan.

c.    Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara.

Konsep-Konsep Pendapatan Nasional

Dalam penghitungan pendapatan nasional suatu negara dikenal beberapa konsep pendapatan nasional, yaitu:

a.      Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP) Merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. GDP dianggap bersifat bruto/kotor.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/Gross Regional Domestic Product (GRDP) adalah menghitung pendapatan nasional dalam lingkup wilayah atau daerah.

 

b.      Produk Nasional Bruto (PNB)/Gross Nasional Product (GNP)

Adalah jumlah seluruh produk barang dan jasa suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam pengertian ini, barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang berada di dalam negeri tidak diperhitungkan.

 

Ada dua aliran pembayaran penggunaan jasa faktor produksi.

1)   Apabila hasil produksi perusahaan asing yang berada di dalam negeri lebih besar dari hasil produksi perusahaan nasional di luar negeri, maka akan terjadi pembayaran penggunaan jasa faktor produksi ke luar negeri. Selisih tersebut dinamakan pendapatan neto terhadap luar negeri dari faktor produksi atau net factor income to abroad.

2)   Apabila hasil produksi perusahaan asing yang berada di dalam negeri lebih kecil daripada produksi perusahaan nasional di luar negeri maka akan terjadi pembayaran ke dalam negeri. Selisihnya dinamakan pendapatan neto ke dalam negeri dari faktor produksi atau net factor income domestic.

Jika PDB lebih besar daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi negara asing di dalam negeri lebih besar daripada investasi negara tersebut di negara lain. Dengan demikian menunjukkan perekonomian negara tersebut belum maju karena masih menerima banyak modal dari luar negeri. Sedangkan sebaliknya jika PDB lebih kecil daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih besar daripada investasi negara lain di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut sudah maju karena mampu menanamkan modalnya lebih besar di luar negeri daripada menerima penanaman modal dari negara lain. Dengan demikian dapat dirumuskan:

GNP = GDP – Pendapatan Neto Luar negeri

 

 

c.       Produk Nasional Neto atau Net National Product (NNP)

Adalah nilai pasar barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun.Untuk menghitung NNP adalah Produk Nasional Bruto (PNB) dikurangi dengan penyusutan (depreciation).

NNP = PNB – Penyusutan


 

 


Penyusutan di sini artinya penyusutan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi atau barang modal.

d.      Pendapatan Nasional Bersih atau Net National Income (NNI)

Dapat dilihat dari dua sisi. 1) Dari sisi pendapatan, yaitu pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. 2) Dari sisi produksi, yaitu sejumlah nilai bersih barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara. Untuk mengetahui besarnya NNI yaitu NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain, misalnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

 

 

e.       Pendapatan Perorangan/Personal Income (PI)

Adalah seluruh pendapatan yang benar-benar diterima oleh masyarakat. Jenis pendapatan yang tidak termasuk dalam pendapatan nasional, merupakan pendapatan pribadi. Berikut ini pendapatan yang tergolong dalam pendapatan nasional tetapi tidak termasuk sebagai pendapatan pribadi yaitu:

1) Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan,

2) Pajak yang dikenakan pemerintah atas keuntungan perusahaan,

3) Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan.

PI = NNI- (laba ditahan + iuran jaminan sosial + asuransi + pajak perseroan) + transfer payment PI = NNI- (laba ditahan + iuran jaminan sosial + asuransi + pajak perseroan) + transfer payment

 

 

 

 

 

 


Tranfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa pada tahun yang bersangkutan, melainkan diambil dari pendapatan tahun sebelumnya.

 

f.       Pendapatan Bebas/Disposable Income (DI)

Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposabel. Dengan demikian, pada hakikatnya pendapatan disposabel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli barang-barang dan jasa yang mereka inginkan.

DI = PI – Pajak Langsung

 

 


Untuk memberikan gambaran tentang penghitungan pendapatan nasional, di bawah ini diberikan contoh cara menghitung pendapatan nasional pada suatu negara. Angka berikut hanya merupakan contoh saja, agar memudahkan cara berpikir.

 

  contoh kedua berikut ini:

 


Latihan Soal

silahkan mengerjakan soal-soal latihan berikut ini.

1.   Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun disebut ....

A.     Pendapatan masyarakat

B.     Pendapatan per kapita

C.     Produk nasional

D.     Pendapatan neto

E.      Pendapatan perorangan

2.   Net National Income diperoleh dari ....

A.     GNP – replacement

B.     NNP – pajak tidak langsung

C.     NNP – pajak langsung

D.     GNP – NNP

E.      NNP – replacement

3.   Negara Indomakmur memiliki pendapatan neto faktor produksi yang bernilai negatif. Fakta tersebut menunjukkan bahwa ….

A.     negara Indomakmur menggunakan lebih banyak faktor produksi dari luar negeri daripada mengirimkan faktor produksi ke luar negeri

B.     kebutuhan masyarakat di negara Indomakmur bergantung pada barang dari luar negeri

C.     nilai produk domestik bruto negara Indomakmur sama dengan nilai produk nasional bruto

D.     nilai produk nasional bruto negara Indomakmur lebih tinggi daripada nilai produk domestik bruto

E.      jumlah faktor produksi yang masuk ke negara Indomakmur lebih kecil daripada jumlah faktor produksi yang ke luar dari negara tersebut

4.   Diketahui data milik suatu negara sebagai berikut (dalam miliar rupiah):

PDB Rp45.900, Pendapatan faktor produksi dalam negeri di luar negeri Rp1.800, Depresiasi barang modal Rp6.000, Pajak tidak langsung Rp3.500, Transfer payment Rp1.500, Pajak perseroan Rp1.800, Laba ditahan Rp1.000, Iuran asuransi Rp1.100, Pajak langsung Rp900.

Berdasarkan data tersebut pendapatan disposable negara tersebut adalah ….

A.     Rp47.700

B.     Rp41.700

C.     Rp38.200

D.     Rp35.700

E.      Rp34.900

5.   Jika suatu negara memiliki Produk Nasional Bruto (PNB) lebih kecil daripada Produk Domestik Bruto (PDB), negara tersebut memiliki ciri-ciri ….

 

A.     nilai impor lebih kecil daripada nilai ekspor sehingga mengalami defisit neraca perdagangan

B.     nilai produksi orang asing lebih kecil daripada penduduk di dalam negeri

C.     banyak sektor informal yang nilai produksinya tidak tercatat dalam PDB

D.     investasi asing di dalam lebih besar daripada investasi negara tersebut diluar negeri

E.      pendapatan tenaga kerja dalam negeri lebih besar daripada pendapatan tenaga kerja asing


Kunci

1.       C

2.       B

3.       A

4.       E

5.       D

Pembahasan Soal:

1.      Produk Nasional Bruto adalah jumlah seluruh produk barang dan jasa suatu negara dalam satu tahun, yang meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh warga negara (nasional) baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam pengertian ini, barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan asing yang berada di dalam negeri tidak diperhitungkan.

2.      Rumus-Rumus Konsep Pendapatan Nasional

a.    GNP = GDP – Faktor Neto Luar Negeri

b.    NNP = GNP – (penyusutan + pengganti barang modal)

c.    NNI = NNP – pajak tidak langsung + subsidi

d.    PI = NNI + transfer payment – (pajak perseroan + laba ditahan + iuran jaminan sosial + iuran asuransi)

e.    DI = PI – pajak langsung

3.      Jika PDB lebih besar daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi negara asing di dalam negeri lebih besar daripada investasi negara tersebut di negara lain. Dengan demikian menunjukkan perekonomian negara tersebut belum maju karena masih menerima banyak modal dari luar negeri. Sedangkan sebaliknya jika PDB lebih kecil daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih besar daripada investasi negara lain di dalam negeri.Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut sudah maju karena mampu menanamkan modalnya lebih besar di luar negeri daripada menerima penanaman modal dari negara lain.

4.       GNP          =             GDP + Pendapatan faktor neto terhadap luar negeri

=                  45.900 + 1.800

=                  47.700

NNP         =            GNP – Penyusutan

=                  47.700 – 6.000

=                  41.700

=                  41.700 – 3.500

=                  38.200

PI                  =             NNI + TP – (Pajak perseroan + Laba ditahan + Iuran asuransi)

=                  38.200 + 1.500 – (1.800 + 1.000 + 1.100)

=                  35.800

=                  35.800 – 900

=                  34.900

 

5.      Jika PDB lebih besar daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi negara asing di dalam negeri lebih besar daripada investasi negara tersebut di negara lain. Dengan demikian menunjukkan perekonomian negara tersebut belum maju karena masih menerima banyak modal dari luar negeri. Sedangkan sebaliknya jika PDB lebih kecil daripada PNB maka menunjukkan bahwa investasi negara tersebut di luar negeri lebih besar daripada investasi negara lain di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut sudah maju karena mampu menanamkan modalnya lebih besar di luar negeri daripada menerima penanaman modal dari negara lain.

 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Perhitungan Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita

 

Pengertian Perhitungan Pendapatan Nasional Melalui Tiga Pendekatan

Hasil penghitungan pendapatan nasional tergantung pada metode atau pendekatan yang digunakan. Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

a. Pendekatan Produksi (Production Approach)

Yaitu dengan menjumlahkan nilai produksi tiap-tiap sektor ekonomi atau dengan menjumlahkan secara keseluruhan nilai tambah (value added) dari semua kegiatan ekonomi yang dihasilkan perusahaan.

 

Untuk menghindari penghitungan ganda, dalam menghitung PDB dengan metode produksi yang dijumlahkan adalah nilai tambah tiap-tiap sektor. Nilai tambah adalah sumbangan perusahaan terhadap produksi nasional. Penghitungan nilai tambah adalah biaya atau harga bahan baku output dikurangkan dari harga produk perusahaan atau input.

Tabel Contoh Penghitungan Nilai Tambah

No

Jenis Kegiatan

Nilai Produksi (Rp)

Nilai Tambah (Rp)

1.

Mengambil singkong

120.000

120.000

2.

Membuat tepung

350.000

230.000

3.

Membuat kue

680.000

330.000

 

Dari penghitungan di atas, besar sumbangan bagi pendapatan nasional adalah jumlah seluruh nilai tambah produk kue sebesar Rp 680.000,00 atau harga akhir dari produk kue dari singkong. Proses penghitungan dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang dihasilkan berbagai sektor perekonomian bertujuan mengetahui sumbangan berbagai sektor ekonomi dalam penghitungan pendapatan nasional dan menghindari penghitungan ganda karena yang dihitung hanya nilai produk neto.

 

b. Pendekatan Pendapatan (Income Approah)

Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh penerimaan atas faktor produksi, sebagai berikut:

1)   Upah/gaji sebagai penerimaan bagi tenaga tenaga kerja.

2)   Sewa sebagai penerimaan pagi pemilik property.

3)   Bunga sebagai penerima bagi pemilik modal.

4)   Laba sebagai imbalan atas kerjanya sebagai pengusaha yang di dalamnya termasuk deviden.

Berdasarkan metode pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama satu tahun. Pendapatan dari faktor produksi meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan laba.

 

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

Yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh para penerima pendapatan seperti rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, rumah tangga negara, dan masyarakat luar negeri.

 

Metode Penghitungan Pendapatan Nasional Melalui Tiga Pendekatan

Metode penghitungan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a.    Pendekatan Produksi (Production Approach)

Y =P1Q1 + P2Q2 + P3Q3 + ............ + PnQn

 

 

 

Keterangan: P = Tingkat Harga Q = Jumlah Produk

 

b.    Pendekatan Pendapatan (Income Approach)



 

 

 

Keterangan:

Y            : Yearly income (pendapatan nasional)

r              : rent (sewa), yaitu balas jasa atas faktor produksi tanah

w            : wages (upah), yaitu balas jasa atas faktor produksi tenaga kerja

i               : interest (bunga) yaitu balas jasa atas faktor produksi modal

p             : profit (laba) yaitu balas jasa atas faktor produksi kewirausahaan

 

 

c. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)



Keterangan:

C     =  Pengeluaran masyarakat / konsumen

I            = Pengeluaran pengusaha

G    = Pengeluaran pemerintah

X    = Ekspor

M    =  Impor


Perhatikan contoh berikut!

 


 

Pendapatan Per Kapita

Selain menggunakan pendapatan nasional, tingkat kemakmuran rakyat dapat diukur dari pendapatan per kapita. Besarnya pendapatan per kapita, sangat erat kaitannya dengan pertambahan penduduk.

Pendapatan per kapita menunjukkan kemampuan yang nyata dari suatu bangsa dalam menghasilkan barang dan jasa dan kenikmatan yang diperoleh setiap penduduk. Hasil penghitungan pendapatan per kapita sebenarnya tidak dapat secara langsung digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Hal ini disebabkan pendapatan per kapita kurang memerhatikan aspek distribusi pendapatan.

Misalnya dua negara mempunyai pendapatan nasional yang sama besarnya, namun belum tentu kesejahteraan penduduk negara-negara tersebut sama. Misalkan pada tahun tertentu diketahui bahwa pendapatan nasional negara A dan pendapatan nasional negara B sama, yaitu Rp200 juta. Jumlah penduduk negara A adalah 200 jiwa sedangkan jumlah penduduk negara B adalah 400 jiwa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pendapatan rata-rata penduduk negara A adalah Rp200 juta dibagi 200 maka hasilnya Rp1.000.000,00 sedangkan pendapatan rata-rata penduduk B adalah Rp200 juta dibagi 400 adalah Rp500.000,00.

Dengan demikian terlihat bahwa pendapatan rata-rata penduduk di negara A lebih besar dibandingkan di negara B. Namun, apakah penduduk di negara A lebih makmur dari negara B? Jawabnya, belum tentu! Karena bagaimana pendistribusian pendapatan di negara A atau B belum diketahui.

Berdasarkan contoh di atas, pendapatan rata-rata penduduk negara A sebesar Rp1.000.000,00, artinya nilai barang dan jasa yang dapat diperoleh masing-masing penduduk sebesar Rp1.000.000,00.

Jadi apa yang dimaksud pendapatan per kapita? Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara selama satu periode tertentu. Atau pendapatan per kapita dapat juga diartikan sebagai nilai atau jumlah suatu barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara selama satu periode tertentu.

Secara matematis, pendapatan per kapita dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

 

Adapun saat ini Bank Dunia mengelompokkan negara-negara di dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya menjadi empat kelompok:

a.       Kelompok negara berpendapatan rendah (lower income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita lebih kecil dari US $ 1.035.

b.      Kelompok negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income economies), yaitu negara yang memiliki PNB perkapita sekitar US $ 1.036 - US $ 4.045

c.       Kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income economies) yaitu negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US $ 4.046 US $ 12.535

d.      Kelompok negara berpendapatan tinggi (high income economies), yaitu negara yang memiliki PNB per kapita lebih dari US $ 12.535.

 

Bagaimana dengan negara Indonesia?

Bank Dunia telah menaikkan status Indonesia dari lower-middle income country menjadi upper-middle income country pada Rabu 1 Juli 2020. Kenaikan status tersebut diberikan berdasarkan assessment Bank Dunia terkini, GNI per kapita Indonesia tahun 2019 naik menjadi US $ 4.050 dari posisi sebelumnya US $ 3.840. Kenaikan status Indonesia tersebut merupakan bukti atas ketahanan ekonomi Indonesia dan kesinambungan pertumbuhan yang terjaga dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut menunjukkan hasil kerja keras masyarakat dan Pemerintah Indonesia dalam upaya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.

Manfaat penghitungan pendapatan per kapita meliputi hal-hal berikut ini:

a.    Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat suatu negara dari tahun ke tahun.

b.   Untuk mengetahui tingkat produktivitas suatu negara.

c.    Pedoman pengambilan kebijakan dalam bidang ekonomi.

 

4. Distribusi Pendapatan Nasional

Ada dua tolok ukur untuk mengetahui kemerataan pendapatan:

a.       Rasio Indek Gini biasa disebut Koefisien Gini.

Koefisien gini adalah ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan pendapatan suatu negara. Angka koefisien gini berkisar antara 0-1. Semakin kecil koefisien gini, semakin merata distribusi pendapatannya. Semakin besar koefisien gini atau mendekati 1, semakin tidak merata pendapatannya.

Kriteria ketimpangan pendapatan berdasarkan besarnya koefisien gini yaitu:

Nilai Koefisien Gini

 

Distribusi Pendapatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

X = 0



 

Merata Sempurna

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0<X<0,4

 

Tingkat Ketimpangan Rendah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0,4

<X<0,5

 

Tingkat Ketimpangan Sedang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0,5

<X<1

 

Tingkat Ketimpangan Tinggi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

X = 1

 

Tidak Merata Sempurna

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nilai Rasio Indeks Gini / Koefisien Gini dapat digambarkan dalam bentuk kurva yang disebut Kurva Lorenz sebagaimana yang tampak pada gambar di bawah ini:

 

 

 

Gambar Kurva Lorenz                             Sumber: Slideshare, 2020

 

Kurva Lorenz adalah kurva yang menujukkan perbandingan persentase pendapatan yang diperoleh dengan persentase jumlah penduduk. Jika garis Kurva Lorenz mendekati garis diagonal, maka distribusi pendapatan semakin merata, artinya pendapatan nasional yang diterima suatu negara dapat secara merata dirasakan oleh masyarakat. Sebaliknya semakin menjauh garis Kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tidak merata distribusi pendapatan.

b.      Kriteria Bank Dunia dalam menghitung persentase distribusi pendapatan, menurut Kriteria Bank Dunia yang menjadi patokan adalah 40% penduduk termiskin kriterianya sebagai berikut.

1)      Jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan nasional maka ketimpangan tinggi.

2)      Jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% - 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan sedang.

3)      Jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan rendah.

 

Latihan Soal

silakan mengerjakan soal-soal latihan berikut ini.

1.      Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di suatu negara selama satu tahun dan dinyatakan dengan uang, merupakan ciri pendapatan nasional dengan pendekatan ....

A.    produksi

B.     pendapatan

C.     pengeluaran

D.    distribusi

E.     koefisien gini

2.      Dengan menggunakan pendekatan pendapatan, besarnya pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan ....

A.    jumlah produksi barang dan jasa

B.     C+I+G+X-M

C.     penjumlahan sewa, bunga, upah, dan laba

D.    jumlah produksi ditambah dengan upah pengusaha

E.     jumlah investasi yang dilakukan masyarakat, produsen, dan konsumen

3.      Negara Kuratama pada tahun 2019 memperoleh GNP sebesar Rp400 triliun, penduduk negara tersebut pada tahun yang sama sebesar 80 juta jiwa. Pendapatan per kapita negara Kuratama adalah ....

A.    Rp5.000.000,00

B.     Rp500.000,00

C.     Rp50.000,00

D.    Rp5.000,00

E.     Rp500,00

4.      Jika suatu negara terdapat kelompok 40% penduduk termiskin menerima pendapatan lebih dari 17% pendapatan nasional, sesuai kriteria Bank Dunia negara tersebut berada pada tingkat ketimpangan distribusi pendapatan ....

A.    sangat tinggi

B.     sangat rendah

C.     menengah

D.    tinggi

E.     rendah

5.       Perhatikan tabel kegiatan pembuatan kertas sebagai berikut!

 

No

Jenis Kegiatan

Nilai Produksi (Rp)

 

1

Membeli kayu

5.000.000,00

 

2

Membeli bahan baku

15.000.000,00

 

3

Pelengkap

30.000.000,00

 

4

Membuat pulp dan kertas

55.000.000,00

Berdasarkan data di atas jumlah nilai tambahnya sebesar ….

A.

Rp105.000.000,00

 

B.

Rp55.000.000,00

 

C.

Rp54.000.000,00

 

D.

Rp50.000.000,00

 

E.

Rp5.000.000,00

 

 

Kinci

1.       B

2.       C

3.       A

4.       E

5.       B

Pembahasan Soal:

1.   Pendapatan nasional diperoleh dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di suatu negara selama satu tahun dan dinyatakan dengan uang, merupakan ciri pendapatan nasional dengan Pendekatan Pendapatan.

2.   Pendapatan nasional dengan Pendekatan Pendapatan (Income Approach) dengan menjumlahkan sewa, bunga, upah, dan laba.

3.   Pendapatan Per Kapita adalah membagi GNP dengan jumlah penduduk, sehingga Pendapatan Per Kapita = Rp400 triliun/80 juta = Rp5.000.000,00.

4.   Kriteria Bank Dunia Dalam menghitung persentase distribusi pendapatan, menurut Kriteria Bank Dunia yang menjadi patokan adalah 40% penduduk termiskin kriterianya sebagai berikut.

 

a.    Jika 40% penduduk termiskin menikmati < 12% pendapatan nasional maka ketimpangan tinggi.

b.    Jika 40% penduduk termiskin menikmati 12% - 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan sedang.

c.    Jika 40% penduduk termiskin menikmati > 17% pendapatan nasional, maka ketimpangan rendah.

5.   Perhitungan Nilai Tambah:

No

Jenis Kegiatan

Nilai Produksi (Rp)

Nilai Tambah

1

Membeli kayu

5.000.000,00

5.000.000,00

2

Membeli bahan baku

15.000.000,00

10.000.000,00

3

Pelengkap

30.000.000,00

15.000.000,00

4

Membuat pulp dan kertas

55.000.000,00

25.000.000,00

 

Total Nilai Tambah

55.000.000,00


DAFTAR PUSTAKA

Agus Mahfudz dkk. 2009. Ekonomi Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Nasional.

Chumidatyus Sad’ya. 2009. Ekonomi Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Geminastiti, Kinanti dan Nella Nurlita. 2013. Ekonomi: Untuk Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Bandung: Yrama Widya.

Ismawanto. 2009. EKONOMI Jilid 2 untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Leni Pernama dkk. 2009. Ekonomi 2: Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Nurcahyaningtyas, 2009. Ekonomi Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

S. Alam. 2013. Mandiri Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta:

Erlangga.

Sadono Sukirno. 2012. Makro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Gapindo Persada.

Sutarno, dkk. 2012. Ekonomi Untuk Kelas XI SMA dan MA. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri .

Tim Widya Gamma. 2012. Ujian Nasional dan Ujian Sekolah SMA/MA IPS. Bandung: Yrama Widya.

Yuliana Sudremi dan Nurhadi. 2016. Ekonomi: SMA/MA Kelompok Peminatan IPS Kelas XI.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4294317/selain-indonesia-ini-daftar-lengkap - negara-berstatus-menengah-atas LIPUTAN 6.com (diakses tanggal 20 September 2020 jam 02.00 WIT)

https://datahelpdesk.worldbank.org/knowledgebase/articles/906519-world-bank-country-and-lending-groups (diakses tanggal 20 September 2020 jam 02.15 WIT)

https://www.slideshare.net/YUSUFULAL/5-distribusi-pendapatandankemiskinan-1 (diakses tanggal 21 September 2020 jam 23.10 WIT)


 

Posting Komentar untuk "Kelas XI KD 1"