BAB II IMAN KEPADA ALLAH
BAB II
IMAN KEPADA KITAB ALLAH
{AL-QUR’AN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP }
Sejak Nabi Adam as. sampai Nabi Muhammad saw., para rasul
datang untuk menyampaikan ajaran Allah Swt. kepada umat-Nya. Sebagai manusia
biasa, para rasul juga pasti akan menemui ajalnya, yaitu meninggal dunia.
Sepeninggal rasul-rasul itu, kehidupan umat manusia mengalami pergeseran dan
ada yang mulai meninggalkan ajarannya. Saat itulah kehidupan mulai kacau karena
tanpa pedoman sebagaimana telah dibawa oleh rasul. Dengan diturunkannya kitab
suci, umat manusia kembali memiliki pedoman hidup.
hidupnya selama berpegang teguh pada al-Qur’ān dan hadis.
Artinya:
“Kutinggalkan untukmu dua perkara
(pusaka), kalian tidak akan tersesat
selama berpegang teguh kepada keduanya,
yaitu (al-Qur’ān) dan sunnah rasul-Nya.” (H.R.
Hakim)
(Rasulullah
saw. menegaskan: janganlah kau jadikan rumahmu itu kuburan, tetapi hiasilah
rumahmu dengan bacaan-bacaan al-Qur’ān)
TADABBUR DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR
Dalam hadis yang bersumber dari Hudzaifah bin Yaman,
Rasulullah saw. meramalkan kelak pada suatu masa akan terjadi perpecahan dan
perselisihan sepeninggal beliau. Hudzaifah berkata, Aku bertanya kepada
Rasulullah: Wahai Rasulullah, apa yang paduka perintahkan kepadaku jika aku
menjumpai hal itu? Beliau menjawab, “Pelajarilah kitab Allah dan amalkan,
karena itu solusinya.” Lalu aku mengulang pertanyaan itu 3x, dan Rasul juga menjawab
3x: “Pelajarilah kitab Allah dan amalkanlah, karena itu kunci keselamatan.”
Kritisi
perilaku berikut ini, kemudian berikan tanggapanmu dengan beberapa sudut
pandang (contoh dari sisi agama, sosial, budaya, dan sebagainya)!
Pada bulan suci Ramaḍan, hampir di seluruh masjid dan muṡalla terdengar suara lantunan al-Qur’ᾱn, tidak terkecuali di
rumah-rumah orang Islam. Sungguh pengalaman yang sangat menakjubkan. Akan
tetapi, setelah selesai Ramadhan, selesai pula tradisi tersebut. Mengapa, ya?
Padahal Rasulullah saw. menegaskan bahwa: “Sebaik-baik
kamu adalah orang yang belajar al-Qur’ᾱn dan mengamalkannya.”
Dalam kehidupan sehari-hari masih
kita rasakan banyaknya problem kehidupan yang sulit diatasi. Berbagai macam
penyakit timbul seolah-olah tanpa diketahui cara pengobatannya. Bencana yang
terjadi tidak disangka-sangka, tawuran antarwarga, tawuran antarpelajar, dan
lain sebagainya. Semua itu merupakan dampak perilaku manusia yang sudah
meninggalkan al-Qur’ᾱn. Mengapa hal
ini terjadi?
Perlu disadari, bahwa membaca dan
mempelajari al-Qur’ᾱn akan
meminimalisir kegelisahan batin, bahkan gangguan jiwa yang erat kaitannya
dengan penyakit jasmani. Memperbanyak membaca dan mempelajari al-Qur’ᾱn akan meningkatkan kewaspadaan
diri dan termotivasi untuk selalu taat kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Dengan
banyak mengkaji dan mengamalkan isi al-Qur’ᾱn,
kehidupan akan menjadi aman, tenteram, damai, sejahtera, selamat dunia dan
akhirat serta mendapat riḍā Allah
swt. Betulkah demikian adanya?
Firman
Allah Swt.:
Kitab-kitab
yang dimaksud pada ayat di atas adalah kitab yang berisi peraturan, ketentuan,
perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia. Kitab-kitab
Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut
berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran meng-esa-kan Allah (tauh³d).
Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan
keadaan umat pada waktu itu.
Jelaskan
pesan-pesan yang terkandung dalam ayat yang kamu temukan tersebut!
Kitab dan ṡuḥuf
merupakan wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para rasul untuk disampaikan
kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Perbedaan antara kitab dan ṡuḥuf bisa dilihat pada tabel berikut.
|
Ṡuḥuf |
|
Kitab |
|
|
|
|
1. |
Wahyu
Allah Swt. yang |
1. |
Wahyu
Allah Swt. yang |
|
disampaikan
kepada para |
|
disampaikan
kepada para rasul |
|
rasul,
tetapi masih berupa |
|
sudah
berbentuk buku/kitab. |
|
“lembaran-lembaran”
yang |
2. |
Isi
kitab lebsih lengkap jika |
|
terpisah. |
|
dibandingkan
dengan isi ṡuḥuf. |
2. |
Isi
ṡuḥuf sangat simpel. |
|
|
|
|
|
|
Artinya: “Sesungguhnya
ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) ṡuḥuf-ṡuḥuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’lā/87:
19)
Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya
Kitab
Taurāt
Kata taurat
berasal dari bahasa Ibrani (thora:
instruksi). Kitab Taurāt adalah salah
satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. untuk menjadi
petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi Bani Israil. Firman Allah Swt:
Artinya: “Dan Kami
berikan kepada Musa, Kitab (Taurāt) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman),
“Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku.” (Q.S. al-Isrā’/17: 2)
Isi pokok Kitab Taurāt
dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten
Commandements) atau Sepuluh Firman yang diterima Nabi Musa as. di atas
Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan
(akidah) dan asas-asas kebaktian (syar³'ah),
seperti berikut.
1.
Hormati dan cintai Allah satu saja,
2.
Sebutkan nama Allah dengan hormat,
3.
Kuduskan hari Tuhan (hari ke-7 atau hari Sabtu),
4.
Hormati ibu bapakmu,
5.
Jangan membunuh,
6.
Jangan berbuat cabul,
7.
Jangan mencuri,
8.
Jangan berdusta,
9.
Jangan ingin berbuat cabul,
10. Jangan ingin memiliki
barang orang lain dengan cara yang tidak halal.
Kata zabur
(bentuk jamaknya zubūr) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti
menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabūr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmūr (jamaknya mazāmir), dan
dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang
dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmūr,
yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’ān
(selain Taurāt dan Inj³l ).
Dalam bahasa Ibrani, istilah zabur berasal dari kata zimra,
yang berarti “lagu atau musik”,
zamir (lagu)
dan mizmor (mazmur), merupakan Sumber:
Dok. Kemdikbud pengembangan
dari kata zamar, artinya “nyanyi
nyanyian
pujian”. Zabūr adalah kitab suci yang
diturunkan kepada Nabi Daud as.
diturunkan Allah Swt. kepada kaum Bani Israil melalui utusannya yang bernama
Nabi Daud as.
Kitab Zabūr
berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabūr yang tidak mengandung hukum-hukum,
tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah
Swt.Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as.dalam
Kitab Zabūr terdiri atas lima macam:
1.
nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
2.
nyanyian perorangan sebagai
ucapan syukur,
3.
ratapan-ratapan jamaah,
4.
ratapan dan doa individu, dan
5.
nyanyian untuk raja.
Nyanyian
pujian dalam Kitab Zabūr (Mazmur: 146) antara lain:
1. Besarkanlah olehmu akan Tuhan hai jiwaku, pujilah Tuhan.
2.
Maka aku akan memuji Tuhan.
seumur hidupku, dan aku akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3.
Janganlah kamu percaya pada
raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4.
Maka putuslah nyawanya dan
kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya
upayanya.
5.
Maka berbahagialah orang yang
memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan.
6.
Yang menjadikan langit, bumi dan
laut serta segala isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
3. Kitab Inj³l
Kitab Inj³l
diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Inj³l yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata,
yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula
penjelasan, bahwa di dalam Kitab Inj³l
terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan
penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw.Kitab Inj³l diturunkan kepada Nabi Isa
3. Nabi
Isa as.
as.
sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Inj³l sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya
atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis
dalam Q.S. al-Ḥad³d /57: 27.
Artinya: “Kemudian
Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Inj³l
kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang
yang mengikutinya....” (Q.S. al-Ḥad³d/57: 27)
4. Kitab
Al-Qur’an
Al-Qur’ān
diturunkan
Allah Swt. kepada Nabi Muhammad
saw. melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān
diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Waktu turun al-Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun
atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236
ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. |
Hanya saja Inj³l
pun senasib dengan Taurāt , yakni
sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia.
Kitab Inj³l yang sekarang memuat
tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab
ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya
(Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya
Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Inj³l versi Barnaba. Isi dari Inj³l Barnaba ini sangat berbeda dengn
isi Kitab Inj³l empat macam yang
tersebut di atas.
Wahyu yang
terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun
pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10
Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji
perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw.
wafat.
Artinya: “Kitab (al-Qur’ān) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)
kEISTIMEWAAN BAGI PENGHAFAL AL-QUR'AN
Diriwayatkan bahwa Allah Swt. akan memberikan
keistimewaan kepada para penghafal al-Qur’ān
dan orang tuanya. Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari kiamat nanti, al-Qur’ān akan menemui penghafalnya
ketika keluar dari kuburnya. Al-Qur’ān
akan berwujud seorang yang ramping. Ia akan bertanya pada penghafalnya, “Apakah
Anda mengenalku?” Maka, penghafal itu menjawab “Tidak, saya tidak mengenal
Anda.”
Al-Qur’ān
berkata,
“Saya adalah kawanmu, al-Qur’ān yang
membuatmu kehausan di tengah hari.
Sesungguhnya, setiap pedagang akan mendapatkan keuntungan. Dan Anda pada hari
ini mendapatkan keuntungan.”
Isi
al-Qur’ān
Adapun
isi pokok al-Qur’ān adalah seperti
berikut.
2.
'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah
maupun gairu maḥḍah.
3.
Akhlaq
seorang
hamba kepada Khāliq, kepada sesama
manusia dan alam sekitarnya.
4.
Mu’āmalah,
yaitu
hubungan manusia dengan sesama manusia.
5.
Qiṡṡah,
yaitu
cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar.
6.
Semangat mengembangkan ilmu
pengetahuan
Kegiatan
siswa
Jelaskan pesan yang terkandung
pada ayat yang menjelaskan aq³dah, 'ibādah, akhlak, mu’āmalah, dan qiṡṡah!
Cara
mengamalkan isi al-Qur’ān adalah
dengan mempelajari cara belajar membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian, mempelajari artinya,
menganalisis isinya, dan langsung mengamalkannya.
Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai berikut.
1.
Sebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan bertakwa
2.
Sebagai informasi kepada setiap
umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya
masing-masing dalam menyembah Allah Swt.
3.
Al-Qur’ān
sebagai
kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya.
4.
Al-Qur’ān
tidak
dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya.
5.
Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah.
APLIKASI PERILAKU MULIA TEHADAP AL-QUR’AN
Bagi
orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt., ia akan melakukan perilaku
mulia sebagai berikut.
a.
Meyakini bahwa kitab-kitab suci
sebelum al-Qur’ān datang dari Allah
Swt., tetapi akhirnya tidak murni lagi sebab dicampuradukkan dengan ide-ide manusia di zamannya.
b.
Al-Qur’ān
sudah
dijaga kemurniannya oleh Allah Swt. sampai sekarang. Umat Islam juga sebagai penjaganya. Menjaga kemurnian al-Qur’ān adalah tugas kita sebagai
muslim. Salah satu cara menjaga al-Qur’ān
adalah dengan berusaha menghormati, memuliakan, dan menjunjung tinggi kitab
suci al-Qur’ān.
c.
Menjadikan al-Qur’ān sebagai petunjuk dan pedoman hidup, dan tidak sekali-kali
berpedoman kepada selain al-Qur’ān.
d.
Berusaha untuk membaca al-Qur’ān dalam segala kesempatan di
kala suka maupun duka, kemudian belajar memahami arti dan isinya.
e.
Berusaha untuk mengamalkan isi al-Qur’ān di dalam kehidupan
sehari-hari, baik di waktu sempit maupun di waktu lapang.
1. Umat Islam wajib mengimani kitab-kitab Allah Swt, baik al-Qur’ān maupun kitab-kitab sebelumnya, yaitu Taurāt, Zabūr, dan Inj³l .
2. Kitab Taurāt diturunkan kepada Nabi Musa as. berisi tentang sepuluh perintah, yaitu: meng-esa-kan Allah, larangan menyebut nama Allah dengan main-main, memuliakan hari Sabtu, menghormati kedua orang tua, larangan mencuri, larangan membunuh manusia, larangan berbuat syirik, larangan melakukan zina, larangan menjadi saksi palsu, larangan memiliki keinginan atas hak orang lain.
Posting Komentar untuk "BAB II IMAN KEPADA ALLAH"