Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

SOSIOLOGI XI: PERMASALAHAN SOSIAL

 

 

                                                    MODUL SOSIOLOGI

Kompetensi Dasar

 

3.2      Menganalisis     permasalahan     sosial       dalam       kaitannya     dengan pengelompokan  sosial  dan  kecenderungan  eksklusi  sosial  di masyarakat dari sudut  pandang dan pendekatan Sosiologis.

 

4. 2  Memberikan   respons   dalam    mengatasi   permasalahan   sosial    yang terjadi  di masyarakat dengan cara  memahami kaitan  pengelompokan sosial dengan kecenderungan eksklusi dan timbulnya permasalahan sosial.

 

 

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

DEFINISI MASALAH SOSIAL, EKSKLUSI SOSIAL dan FAKTOR PENYEBAB MASALAH SOSIAL

 

 

A. Ringkasan Materi

 

Sering kali kita  mendengar  kata  masalah.  Kita pasti  juga pernah mengalami masalah. Ketika kalian mendapatkan masalah, sesegera mungkin kalian akan mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut karena pada hakekatnya   masalah   adalah   sesuatu   yang   tidak   kita   inginkan   dan   harus   diselesaikan.

Masalah sosial ialah sesuatu hal yang timbul di masyarakat dan harus dicari solusi permasalahannya. Permasalahan yang timbul di masyarakat begitu kompleks dan muncul di berbagai sektor kehidupan bermasyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan

kelompok sosial.

Vincent Parillo Parillo dalam Soetomo (2013), menyatakan bahwa pengertian masalah sosial mengandung empat komponen sebagai berikut:

1.  Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu

tertentu.  Suatu  kondisi  yang  dianggap  sebagai  masalah  sosial,  namun  hanya terjadi dalam waktu singkat dan menghilangkan bukan termasuk masalah sosial.

2.  Apabila dirasakan dapat menyebabkan kerugian fisik atau nonfisik, baik pada individu maupun masyarakat.

3.  Merupakan     suatu     pelanggaran     terhadap     nilai-nilai     dalam     kehidupan bermasyarakat.

4.  Dapat menimbulkan kebutuhan akan pemecahan.

            Menurut   Soetomo   masalah   sosial   adalah   sebagai   suatu   kondisi   yang   tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat. Menurut Lesli,  masalah sosial sebagai suatu kondisi  yang  mempunyai  pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karena perlunya untuk diatasi atau diperbaiki. Jadi kalian bisa menyimpulkan pengertian dari masalah sosial yaitu suatu kondisi yang tidak diinginkan yang tidak sesuai dengan unsur-unsur budaya serta membahayakan kehidupan kelompok sosial sehingga perlu diatasi.

 

            Eksklusi sosial juga disebut marginalisasi sosial yaitu tindakan penyingkiran atau pengucilan  ke  pinggiran masyarakat.  Eksklusi  sosial  mengacu  pada cara-cara di mana individu dapat terputus dari keterlibatan penuh dalam masyarakat yang lebih luas. Misalnya, orang-orang yang tinggal di perumahan yang bobrok, dengan sekolah-sekolah  miskin  dan  sedikit  kesempatan  bekerja  di  daerah  itu,  dapat secara efektif mengalami penolakan dari kesempatan untuk memperbaiki diri yang dimiliki kebanyakan orang di masyarakat.


 

1.   Faktor penyebab masalah sosial.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah sosial di masyarakat antara lain :

a.  Faktor Ekonomi

Faktor  ekonomi  merupakan  faktor  terbesar  penyebab  masalah  sosial, ketidak  mampuan  individu  atau  kelompok  untuk  mencukupi  kebutuhan

hidupnya secara layak khususnya secara materi.   Masalah ekonomi adalah

masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam hal ini kehadiran pemerintah    untuk    mengatasi    masalah    ekonomi    sangat    diharapkan.

Sebenarnya masalah ekonomi tidak hanya dipandang suatu kondisi kekurangan dalam mencukupi kebutuhan secara ekonomi tetapi juga dalam pengaturan,   distribusi   dan   produksi   mempengaruhi   kondisi   ekonomi

bangsa yang pada akhirnya akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat yang adil dan merata.

Contoh faktor ekonomi menjadi masalah sosial yaitu kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, pengangguran, dan lain-lain.

b.  Faktor Budaya

Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya dipicu karena adanya ketidaksesuaian pelaksanaan norma, nilai, dan kepentingan sosial pada pola

masyarakat yang heterogen atau multikultural. Contoh kenakalan remaja,

konflik  antarsuku, diskriminasi,  gender, pernikahan  dini,  dan  Perceraian, eksploitasi lingkungan dan lain-lain.

Kebudayaan yang semakin berkembang akan mempunyai peran terhadap timbulnya masalah  sosial.  Kebiasaan   suka menerabas,  tidak berperilaku

disiplin dan tidak taat aturan menjadikan tumbuhnya kebiasaan yang mendarah daging dan pada akhirnya akan menjadi budaya yang tidak kita harapkan.

Lunturnya rasa menghargai, menghormati orang lain , kepekaan lingkungan menjadikan masyarakat cenderung apatis atau tidak peduli dengan keadaan

lingkungan sekitar.

Dalam  mengurus  sesuatu  misalnya,  akan  lebih suka  potong  kompas  dan mengabaikan proses/prosedur yang seharusnya. Maka merebaklah praktik-

praktik percaloan, suap, dan rendahnya budaya antre. Kemudian kebiasaan

membuang  sampah  misalnya,  kita  sering  melihat  di  jalan,  di  angkutan umum     atau     kendaraan     pribadi,     pengendara     membuang     sampah

sembarangan dengan melempar sampah dari kendaraan mereka. Sekecil apapun  sampah  ketika  terakumulasi  dengan  jangka  waktu  yang  panjang

maka akan menimbulkan maslah besar. Selokan akan tersumbat, pendangkalan sungai, polusi tanah,   dsb. Hal itu menyebabkan efek yang

akan menyebabkan bencana seperti banjir, polusi, dan juga kerusakan ekosistem alam.

c.  Faktor Biologis

Penyebab masalah sosial yang selanjutnya adalah faktor biologis. Masalah ini  dapat  timbul  akibat  adanya  ketidaksesuain  keadaan  lingkungan  yang

berpotensi   menimbulkan   ketidakstabilan   kondisi   biologis   masyarakat,

seperti  adanya  wabah  penyakit  menular,  virus  penyakit  baru  (HIV-AIDS, COVID-19), dan makanan beracun. Penyakit menular dapat menimbulkan

masalah  sosial  jika  penyakit  tersebut  sudah  menyebar  disuatu  wilayah. Kurang gizi juga merupakan masalah sosial yang disebabkan oleh faktor ini.

 

d.  Faktor Psikologis

Faktor ini berhubungan dengan masalah pola pikir suatu masyarakat atau pribadi tertentu yang bersinggungan dengan tatanan kehidupan sosial yang

ada. Seperti aliran sesat dan pemahaman lainnya yang menyimpang dari ajaran  agama  yang  jika  diamati  secara  detail  sangat  tidak  masuk  akal.

Misalnya  aliran  Ahmadyiah,  aliran  yang  menyimpang  dari  ajaran  agama, munculnya raja-raja palsu, dll. Masalah sosial yang satu ini tidak mudah

menanganinya    karena    menyangkut   soal    keyakinan,    sehingga    butuh penanganan secara berkesinambungan dengan pendekatanpendekatan yang

bijak. Contoh lain yang termasuk masalah faktor psikologis yaitu gerakan separatis anti pemerintah, penyimpangan seksual adanya LGBT.

 

Latihan Soal

1.   Setelah mengetahui definisi masalah sosial menurut para ahli, coba kemukakan pendapat kalian tentang definisi masalah sosial!

                          2.   Apakah hubungan antara eksklusi sosial dengan masalah sosial?

3.   Dari bebarapa faktor penyebab masalah sosial, menurut kalian faktor manakah yang paling prioritas untuk segera diatasi ? Jelaskan!

4.   Identifikasi masalah sosial yang ada di lingkungan kalian!

5.   Bagaimana pendapat kalian tentang pandemi Covid-19 ini? Bagaimana sikap kalian menghadapinya?



 

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

BENTUK-BENTUK MASALAH SOSIAL

 

A. Ringkasan Materi

 

1.  Kemiskinan

Kemiskinan   merupakan   kondisi   dimana   seseorang   tidak   mampu   untuk memenuhi  kebutuhan  hidupnya  sesuai  dengan  taraf  atau  standar  kehidupan

pada   umumnya.   Kondisi   ketidakmampuan   ini   ditandai   dengan   rendahnya

kemampuan   pendapatan   untuk   memenuhi   kebutuhan   pokok   baik   berupa pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga

akan  berdampak  berkurangnya  kemampuan  untuk  memenuhi  standar  hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan.

 

Bentuk-bentuk kemiskinan, yaitu sebagai berikut :

a.  Kemiskinan         absolut,         merupakan         tahap         dimana         individu sulit  atau  bahkan  tidak  sanggup  untuk  memenuhi  kebutuhan  pokoknya

sekaligus mendasar agar dapat menyambung hidup. Contohnya, apabila ada seorang yang mengalami disabilitas (lumpuh) maka ia tidak sanggup untuk mencari  pekerjaan  yang  upahnya  dapat  memenuhi  kebutuhan  sehari-hari

seperti  makan  dan  minum,  apalagi  ia  hidup  sebatang  kara  sehingga  ia terjebak dalam lingkaran kemiskinan (tidak dapat merubah nasib).

b.  Kemiskinan relative, merupakan kemiskinan yang melanda seseorang namun masih mampu untuk memenuhi kebutuhan mendasarnya. Misalnya, seorang

buruh yang selalu berangkat ke pabrik menggunakan sepeda, tetapi ia menyadari bahwa teman-temannya telah mempunyai sepeda motor, ketika

itu pun ia merasa kurang mampu dibandingkan rekan-rekannya. Ketidakmampuan seseorang dalam hal ini kemiskinan relatif sebagian besar

ditentukan oleh individu sendiri.

c.  Kemiskinan  Kultural,  merupakan  bentuk  kemiskinan  yang  terjadi  akibat adanya sikap dan unsur budaya masyarakat yang cenderung santai dan tidak memiliki motivasi  untuk memperbaiki taraf hidupnya menjadi lebih baik.

2.  Pengangguran

Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Pengangguran tidak terbatas pada

orang yang belum bekerja. Orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun perkerjaannya tidak produktif pun dapat dikategorikan

sebagai pengangguran.

Jenis-jenis pengangguran :

a.  Pengangguran  Terbuka  :  Pengangguran  yang  tidak  memiliki  pekerjaan.

Karena belum mendapat pekerjaan atau memang tidak mau bekerja. Pengangguran terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak tersedia,

atau  tidak  adanya  kecocokan  antara  lowongan  kerja  dan  latar  belakang

pendidikan.

b.  Pengangguran Siklikal : Kondisi ini terjadi karena adanya perubahan dalam

kegiatan perekonomian negara. Mundurnya perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat yang juga menurun, sehingga perusahaan akan mengurangi produksi dan memberhentikan karyawannya.

c.  Pengangguran Musiman : Kondisi ini disebabkan oleh siklus ekonomi yang berfluktuasi karena adanya pergantian musim sehingga pekerja harus menghentikan aktivitas produksi untuk sementara. Biasanya terjadi pada bidang pertanian dan perikanan, seperti petani dan nelayan.

d.  Setengah Pengangguran : Kondisi ini merupakan pekerja yang mempunyai pekerjaan, namum jam kerjanya sedikit, biasanya kurang dari 35 jam dalam seminggu.

3.  Kriminalitas

Kriminalitas berasal dari kata crime yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua  perilaku  warga  masyarakat  yang  bertentangan  dengan  norma-norma

hukum  pidana.  Kriminalitas  yang  terjadi  di  lingkungan  masyarakat  dapat dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor,  baik  dari  dalam  maupun  luar  individu.

Tindakan  kriminalitas  yang  ada  di  masyarakat  sangat  beragam  bentuknya, seperti  pencurian,  perampokan,  pembunuhan,  dan  lain  sebagainya.  Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan masyarakat sekitar.

 

Dampak tindakan kriminal seperti :

a.  Merugikan pihak lain baik material maupun non material b.  Merugikan masyarakat secara keseluruhan

c.  Merugikan Negara

d.  Menggangu stabilitas keamanan masyarakat e.  Mangakibatkan trauma kepada para korban.

Dengan kata lain dampak dari fenomena tindakan kriminal dan kekerasan ini

adalah mengakibatkan keresahan dimasyarakat dan peran penegak hukum seperti polisi akan sangat diandalkan untuk menanggulanginya, namun peran masyarakat juga akan sangat membantu para polisi dalam menangulangi seperti

memberikan    informasi    dan    pengamanan    lingkungan    sekitarnya    dengan melakukan siskamling (sistem keamanan lingkungan) yang terintregasi dengan

tokoh masyarakat dan polisi.

4.  Kesenjangan Sosial

Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak ekonomi antara kelompok satu dengan    kelompok   yang   lain.   Faktor-faktor   yang   mendorong   terjadinya

kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat, antara lain:

a.  Menurunnya pendapatan per kapita.

b.  Ketidakmerataan pembangunan di daerah-daerah. c.  Rendahnya mobilitas sosial.

d.  Adanya pencemaran lingkungan alam.

e.  Kesenjangan  sosial  ekonomi  dapat  menimbulkan  masalah  di  masyarakat, seperti munculnya tindakan kriminal, adanya kecemburuan sosial, dan lain

sebagainya

 

5.  Penyakit Menular

Penyakit  menular  adalah  adalah  gangguan  yang  disebabkan  oleh  organisme seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit. Disebabkan oleh agen biologi seperti

mikroorganisme patogenik (virus, bakteri, dan fungi) serta parasit. Keberadaa

mereka  ada  di  dalam  atau  permukaan  tubuh,  sehingga  dapat  menyebabkan infeksi.

Terdapat tiga kelompok utama penyakit menular, yaitu:

a.  Penyakit sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.

b.  Penyakit menular tertentu yang menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama.

c.  Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang menimbulkan kerugian materi dan kesehatan.

Virus  bukanlah  organisme  hidup,  sebaliknya  mereka  adalah  fragmen  asam nukleat yang dikemas dalam mantel protein yang membutuhkan sel hidup untuk

bereplikasi. Ada banyak virus lain yang ditransmisikan antara manusia dan yang secara signifikan menyebabkan penyakit dan kematian. Salah satunya yang baru-

baru ini muncul menjadi masalah global yaitu virus corona atau COVID-19.

 

Coronavirus  adalah  suatu  kelompok  virus  yang dapat  menyebabkan  penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius MERS atau SARS. Virus ini menyebabkan penyakit Covid-19.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien

meliputi  rasa  nyeri  dan  sakit,  hidung  tersumbat,  sakit  kepala,  konjungtivitis,

sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam  pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami

biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.

Jika Anda mengalami gejala ringan, seperti batuk ringan atau demam ringan. secara umum tidak perlu mencari pertolongan medis. Tetap di rumah, isolasi diri, dan pantau gejala Anda. Ikuti panduan nasional tentang isolasi mandiri.

Namun, jika Anda tinggal di daerah dengan malaria atau demam berdarah, Anda tidak  boleh  mengabaikan  gejala  demam.  Segera cari  pertolongan  medis. Saat

Anda  pergi  ke  fasilitas  kesehatan,  kenakan  masker  jika  memungkinkan,  jaga jarak setidaknya satu meter dari orang lain, dan jangan menyentuh permukaan

benda dengan tangan Anda. Jika yang sakit adalah anak, bantu anak untuk mematuhi nasihat ini.

Segera cari perawatan medis jika Anda mengalami kesulitan bernapas atau nyeri/tekanan   di   dada.   Jika   memungkinkan,   hubungi   penyedia   layanan

kesehatan Anda terlebih dahulu, sehingga Anda dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.

6.  Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja atau juvenile delinquency memiliki arti kejahatan yang dilakukan  oleh  anak  remaja.  Dengan  demikian  kenakalan  remaja  merupakan

                          perbuatan yang melanggar hukum yang dapat dikenai sanksi pidana bagi yang

melanggar larangan tersebut. Masa remaja dikenal dengan masa Storm dan Stres dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan psikis  yang bervariasi. Masa remaja identik dengan lingkungan sosial  tempat  berinteraksi,  membuat  mereka  dituntut  untuk  dapat menyesuaikan diri secara efektif.

 

Secara garis besar kenakalan remaja dapat disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.

a.  Faktor Internal

1) Krisis identitas

Hal ini dapat terjadi sebab pada masa remaja kondisi kejiwaan yang labil remaja  masih  sangat  menonjol.  Remaja  sedang  dalam  kondisi  untuk

mencari identitas diri, dimana kesulitan ini sering tanpa disadari oleh para

remaja. Remaja tidak mau lagi dianggap sebagai anak kecil, tetapi pada sisi yang lain kematangan untuk menjadi dewasa juga belum terpenuhi. Dalam

kondisi ini sering remaja juga terjerumus ke dalam hal – hal yang negatif, sebagai akibat dari ketidaktahuannya.

2) Kontrol diri yang lemah

Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat  diterima  dengan  yang  tidak  dapat  diterima  akan  terseret  pada

perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan

dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. Kontrol diri yang

lemah  ini  menyebabkan  remaja  mudah  terbawa  arus  kehidupan  yang

sering hanya untuk menunjukkan identitas dirinya agar diakui, tanpa berpikir lebih jauh apakah yang dia lakukan itu benar atau salah.

b.  Faktor Eksternal

1) Keluarga dan perceraian orang tua

Keluarga merupakan lembaga yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Dalam keluarga pertamakali seorang anak akan

dikenalkan  dengan  nilai  dan  norma  yang berlaku,  baik  dalam  keluarga sendiri maupun dalam masyarakat yang lebih luas. Keluarga menjadi pusat komunikasi yang baik bagi seluruh anggotanya, sehingga jika  tidak ada

komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah

di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi

penyebab terjadinya kenakalan remaja.

Perceraian keluarga seringkali membawa efek yang buruk terhadap perkembangan  kepribadian  seorang  anak.  Anak  yang  menjadi  korban

perceraian  akan  mencari  sosoak  panutan  di  luar  keluarganya.  Jika  dia

menemukan atau bergaul dengan orang dan lingkungan yang salah, tidak


menutup kemungkinan bahwa hal tersebut akan mendorong perilaku yang nakal dari anak tersebut.

2) Teman dan lingkungan yang kurang baik

Dalam masa ini pola pergaulan harus menjadi perhatian semua pihak agar perilaku yang tidak baik dari remaja tidak muncul. Dalam tata pergaulan

remaja seringkali menemukan situasi yang tidak baik dari teman-teman

sebayanya.  Pola  pergaulan  dengan  teman  sebaya  sangat  besar pengaruhnya,  sebab  di  tengah-tengah  teman  sebaya  eksistensi  seorang

remaja mendapat pengakuan. Jika para remaja menenmukan lingkungan pergaulan dengan perilaku yang salah maka hal ini akan membawa kepada

mereka untuk berperilaku nakal.

3) Pengaruh budaya asing yang cenderung negatif

Seringkali remaja beranggapan bahwa semua yang berasal dari luar negeri itu baik, keren, dan kekinian. Tetapi tidak semua budaya barat meberikan

manfaat yang baik dan bahkan tidak cocok dengan budaya masyarakat kita, remaja sebagai individu yang ingin diakui keberadaannya oleh orang lain seringkali terpengaruh dengan budaya asing yang hanya dirasa enak,

mudah, glamor dll.

7.  Aliran Sesat

Aliran  sesat  adalah  pandangan  atau  doktrin  teologis  atau  keagamaan  yang dianggap   berlawanan   atau   bertentangan   dengan   keyakinan,   atau   sistem

keagamaan manapun. Dalam pengertian ini, ajaran sesat adalah pandangan atau doktrin  dalam  filsafat,  politik,  ilmu, seni,  dll,  yang berbeda  dengan  apa  yang

umumnya   diakui   sebagai   yang   berwibawa.   Beberapa   aliran   sesat   atau manyimpang yang pernah ada di Indonesia adalah:

a.  Komunitas Eden atau Salamullah

Ajaran ini didirikan oleh Lia Aminuddin atau Lia Eden dengan jemaat yang disebut  Salamullah.  Dia  mengaku  Imam  Mahdi  sebagai  penyebar  wahyu

Tuhan.  Dia  juga  menyatakan  dirinya  reinkarnasi  Bunda  Maria,  sedangkan

anaknya, Ahmad Mukti, adalah jelmaan Yesus Kristus. b.  Gafatar

Gerakan  Fajar  Nusantara  (Gafatar)  didirikan  oleh  Ahmad  Musadeq,  yang

menyatakan  dirinya  sebagai  nabi.  Dia  meneruskan  ajaran  Al-Qiyadah  Al- Islamiyah yang pernah dinyatakan sesat oleh MUI pada tahun 2007. Gerakan

ini bersifat sinkretik, yang menggabungkan ajaran Islam, Kristen, dan Yahudi. c.  Dimas kanjeng Taat Pribadi

Pada tahun 2016, MUI Jawa Timur mengeluarkan fatwa sesat terhadap ajaran sesat Dimas  Kanjeng  Taat  Pribadi.  Pria  itu  dianggap  melakukan  sejumlah

kegiatan menyimpang, menyesatkan, dan melecehkan agama. Dimas Kanjeng, antara lain mendoktrin pengikutnya dapat menggandakan uang lewat praktik

kun fayakun’. Dimas  Kanjeng turut mendoktrin keyakinan kufarat kepada

pengikutnya bahwa ada bank gaib.

d.  Munculnya kerajaan kerajaan palsu atau raja-raja palsu.

Contohnya  munculnya  Raja  dan  Ratu  Agung  Sejagat  dari  Purworejo,  yang mengaku raja dan ratu. Keduanya menjadi tersangka menyebar berita bohong

yang menimbulkan keonaran dengan mengaku sebagai raja dan ratu Keraton

Agung Sejagat (KAS) awal tahun 2020. Dan divonis 4 tahun dan 1,5 tahun penjara oleh Putusan Pengadilan Negeri (PN) Purworejo pada 15 September

2020.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penugasan Mandiri

 

Pada penugasan mandiri sebelumnya kalian telah membuat tabel identifikasi masalah sosial, nah sekarang identifikasi kembali masalah sosial yang ada di lingkunganmu, temukan faktor penyebabnya dan berikan tanggapan kalian tentang masalah tersebut. Diskusikan   dengan temanmu, dan tetap selalu memperhatikan protokol kesehatan.

 

 

NO.

 

BENTUK MASALAH SOSIAL

 

FAKTOR PENYEBAB

 

TANGGAPAN TERHADAP MASALAH SOSIAL

1.

 

 

 

2.

 

 

 

3.

 

 

 

Dst.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

DAMPAK MASALAH SOSIAL dan PEMECAHAN MASALAH SOSIAL

 

 

            A.  Ringkasan Materi

1. Dampak  masalah sosial

Dalam lingkungan masyarakat pasti terdapat berbagai macam permasalahan sosial. Contoh masalah sosial di masyarakat, seperti kenakalan remaja, masalah kependudukan,  masalah  pencemaran  lingkungan,  masalah  kesehatan masyarakat maupun masalah sosial lainnya. Adanya berbagai masalah sosial di lingkungan masyarakat dapat membawa dampak bagi masyarakat itu sendiri. Tidak hanya dampak yang bersifat negatif tetapi masalah sosial juga mempunyai dampak yang bersifat positif.

Adapun  dampak  yang  bersifat  negatif  dari  adanya  permasalahan  sosial  di masyarakat, antara lain:

a.  Meningkatnya tingkat kriminalitas.

b. Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin.

c.  Adanya perpecahan kelompok.

d. Munculnya perilaku menyimpang. e.  Meningkatkan pengangguran.

f.   Banyak terjadinya Bencana akibat kerusakan lingkungan, dll

Dampak positif adanya masalah sosial antara lain :

a.  Potensi Munculnya Nilai dan Norma Baru

Gejala sosial bisa menjadi penanda bahwa ada nilai dan norma masyarakat yang sudah ketinggalan zaman. Sehingga munculnya gejala sosial diharapkan

dapat memunculkan nilai dan norma baru yang sesuai dengan perkembangan

zaman.

b.  Adanya Upaya Mewujudkan Kesetaraan Gender

Perkembangan zaman di masyarakat akan meningkatkan kesadaran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak asasi yang sama sebagai manusia. Ini

jelas  merupakan  pertanda  yang  baik  karena  dengan  adanya  kesetaraan gender, tidak ada lagi ketimpangan atau judgement dari lingkungan terhadap suatu gender.

c.  Adanya Diferensiasi Struktural

Diferensiasi   struktural   ini   mengacu   kepada   berkembangnya   lembaga- lembaga sosial baru. Berbagai macam kebutuhan di masyarakat yang semakin

kompleks   membutuhkan   wadah   dan   lembaga   baru   untuk   memenuhi

kebutuhan tersebut.

d.  Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata

Gejala  sosial  yang  berhasil  diatasi  akan  membawa  pemahaman  bahwa

pendidikan itu penting. Akibatnya, masyarakat akan lebih aware terhadap pendidikan dan berusaha untuk mendapatkan akses pendidikan, khususnya

pendidikan formal, yang lebih baik lagi.

e.  Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Seiring   dengan   meningkatnya   kebutuhan   akan   pendidikan,   munculnya berbagai  penelitian  ilmiah  terkait  gejala  sosial  yang  telah  terjadi  semakin

menyadarkan     masyarakat     terhadap     pentingnya      penguasaan     ilmu

pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup.


 

 

 

f.   Berkembangnya Industrialisasi

Ketika masyarakat sudah mendapatkan pendidikan yang baik, produktivitas masyarakat pun akan meningkat dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan

industri-industri semakin berkembang menjadi lebih baik.

g.  Kesadaran Politik Semakin Tinggi

Masyarakat yang terdidik umumnya akan menyadari pentingnya kontribusi setiap individu dalam praktek politik. Tingginya kesadaran politik ini ditandai

dengan meningkatnya partisipasi dalam politik praktis.

h.  Perlindungan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan Beragama

Gejala  sosial  memberi  pelajaran  pada  masyarakat  akan  pentingnya  hidup berdampingan     dan     menghormati     keanekaragaman.     Dengan     begitu,

diharapkan akan munculnya kerukunan antar umat beragama yang berujung

pada terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki.

2. Pemecahan Masalah Sosial

Dalam ilmu sosial pada umumnya pemecahan masalah sosial dilakukan dengan dua pendekatan yaitu dengan prefentif dan represif. Pendekatan represif lebih banyak digunakan yaitu setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah sosial,  barulah  diambil tindakan-tindakan untuk mengatasi  masalah  tersebut. Sedangkan pendekatan preventif merupakan tindakan-tindakan upaya pencegahan agar gejala dan penyebab masalah sosial tidak terjadi. Dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial tidak bisa hanya dilihat dari satu aspek saja tetapi harus juga melihat aspek lain yang mempengaruhinya.

a.  Upaya mengatasi kenakalan Remaja

Usaha-usaha  pencegahan  kenakalan  remaja  dapat  dilakukan  dengan  cara moralitas maupun abolisionalistis. Cara moralistis menekankan pada upaya

pembentukan   dan   pembinaan   moral   dan   mental   remaja,   yang   dapat

dilakukan  melalui  penyuluhan  kesadaran  hukum  bagi  anak  dan  remaja, penanaman rasa tanggungjawab sosial, penanaman kesadaran beragama dan

penyuluhan tentang  sebab-musabab kenakalan  remaja.  Cara  abolisionalitis dalam pencegahan kenakalan remaja dilakukan dengan mengurangi sebab-

sebab yang mendorong anak remaja melakukan perbuatan delinkuen. Selain itu upaya pencegahan kenakalan remaja juga dapat dilakukan dengan cara berusaha mengerti pribadi anak dan minatnya serta memberikan cinta kasih

yang simpatik.

Langkah-langkah lain yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengatasi terjadinya kenakalan remaja adalah :

1) Mengedepankan Keteladanan

Remaja  harus  bisa  mendapatkan  sebanyak  mungkin  figur  orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka

yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Untuk  itu  diperlukan  perilaku-perilaku  keteladanan  dari  orang  dewasa

atau para orang tua. Keteladanan dapat mendorong remaja untuk meniru atau mengadaptasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

2) Adanya  motivasi  dari  keluarga,  guru,  teman  sebaya  untuk  melakukan perbuatan-perbuatan  yang positif  dan membawa kepada  kebaikan  baik

untuk saat sekarang maupun untuk menyongsong masa depannya.

3) Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4) Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi  arahan  dengan  siapa  dan  di  komunitas  mana  remaja  harus

bergaul.

5) Remaja  membentuk  ketahanan  diri  agar  tidak  mudah  terpengaruh  jika ternyata  teman  sebaya  atau  komunitas  yang  ada  tidak  sesuai  dengan

harapan.


 

 

 

b. Upaya Dalam Mengatasi Kesenjangan Sosial

Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan miskin sangatlah dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena dampak dari hal ini, memang benar kalau dikatakan bahwa Orang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangan yang terlalu mencolok antara yang kaya” dan yang miskin”. Banyak orang kaya yang memandang rendah kepada golongan bawah, apalagi jika ia miskin dan juga kotor, jangankan menolong, sekedar melihatpun mereka tidak mau.

Solusi yang dapat ditempuh menitikberatkan kepada hal-hal berikut :

1) Kebijakan pemerintah harus menekankan kepada peningkatan/perbaikan infrastruktur  desa  terutama  pada  desa-desa  yang  kondisi  geografisnya

tidak menguntungkan.

2) Akses terhadap pendidikan, informasi dan kesehatan gratis harus menjadi prioritas   bagi   pemerintah   sehingga   akselerasi   pembangunan   dapat

terwujud dengan efektif.

3) Pemerintah perlu memberikan bantuan modal bagi masyarakat.

4) Segregasi  atau  eksklusi  terhadap masyarakat  pedesaan baik dari  aspek etnik, suku, agama, gender dan sejenisnya harus dihapuskan.

c.  Upaya Mengurangi Pengangguran

Pengangguran bukan lagi masalah pribadi, namun menjadi masalah bersama yang harus diatasi baik pemerintah, perusahaan, organisasi, dan masyarakat sekitar. Menurunkan angka pengangguran menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama untuk meningkatkan kinerja ekonomi negara. Karena pengangguran merupakan kondisi yang memprihatinkan dan dapat membahayakan perekonomian suatu negara, maka harus dilakukan pencegahan atau paling tidak mengurangi angka pengangguran yang ada. Hal ini   dapat   dilakukan   dengan   kerjasama   pemerintah,   lembaga   terkait, pengusaha, instansi dan masyarakat.

Solusi yang dilakukan agar dapat mengurangi angka pengangguran ini setiap tahunnya  akan  semakin  sulit  seiring  meningkatnya  para  pencari  kerja,

kebutuhan   perusahaaan,  munculnya  sumber   daya   mesin   yang  semakin canggih dari tahun ke tahun, kebijakan pemerintah dan hal lain yang pasti

akan mempengaruhi besarnya angka pengangguran. Setiap waktu harus diperbaharui agar selalu update dengan keadaan kenyataan yang ada.

Berikut  beberapa  cara  yang  bisa  dilakukan  untuk  permasalahan pengangguran yang ada, yaitu :

1) Membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya

2) Meningkatkan peredaran modal usaha

3) Menempatkan pencari kerja ke tempat yang sesuai kemampuan

4) Melatih   para   pencari   kerja   untuk   memiliki   jiwa   entrepreneur   atau membuka usaha sendiri

5) Penyuluhan  di  masyarakat  tentang teknologi  dan  hubungannya  dengan

perekonomian

6) Training dan pelatihan sertifikasi untuk para calon pekerja.

Cara-cara tersebut dapat dilakukan dengan kerjasama dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga dari pengusaha, masyarakat.

d.  Upaya Penanggulangan Virus (Covid-19)

Pemeritah secara resmi menetapkan wabah virus corona (Covid-19) sebagai

Bencana  Nasional  melalui  Keputusan   Presiden  Nomor   12  Tahun   2020


 

 

 

Penetapan    Bencana    Nonalam    Penyebaran    Covid-19    Sebagai    Bencana

Nasional.

Untuk mencegah penyebaran COVID-19 :

1) Cuci  tangan  Anda  secara  rutin.  Gunakan  sabun  dan  air,  atau  cairan pembersih tangan berbahan alkohol.

2) Selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin.

3) Kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan.

4) Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda.

5) Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu.

6) Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan.

7) Jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis. Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus

Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk dapat melakukan rapid test

atau PCR, kalian dapat pergi ke lab. Rumah Sakit atau laboratorium resmi di daerahmu.

 

 

 Latihan Soal

 

1.   Dampak positif masalah sosial salah satunya yaitu Meningkatnya Penguasaan

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jelaskan hal tersebut!

2.   Mengapa pengangguran hanya dapat dikurangi, tidak bida diselesaikan dengan tuntas?

3.   Sebagai anggota masyarakat, apa yang kalian lakukan dengan adanya pandemi

Covid-19 ini?


 

Posting Komentar untuk "SOSIOLOGI XI: PERMASALAHAN SOSIAL"