Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pengetahuan Dasar Geografi


A. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari kata “geos” yang artinya bumi dan“graphein” yang artinya pencitraan. Jadi menurut etimologinya Geografi berarti ilmu yang menggambarkan keadaan muka bumi.

Geografi pertama kali dikemukakan  oleh Erastostenes (276-196 SM) dalam buku Geographika. Dari beberapa pengertian geografi, maka yang digunakan dalam pembelajaran geografi yakni pengertian geografi dari hasil seminar dan lokakarya (Semlok) para Ikatan Geograf Indonesia (IGI)  di Semarang tahun 1988 yang menyepakati bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

B. Objek Studi Geografi

Objek studi geografi terdiri dari objek material (subtansi materi yang dikaji) dan objek formal (cara pandang dan berpikir terhadap fenomena). Objek material geografi yakni fenomena geosfer (litosfer, pedosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Objek material geografi bisa menjadi objek kajian ilmu-ilmu lain contohnya litosfer bisa menjadi objek kajian ilmu geologi, petrografi, dan mineralogi tetapi yang membedakannya objek formal dari masing-masing ilmu.

Objek formal (pendekatan) geografi dibedakan menjadi pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach).

C. Pendekatan Geografi

Pendekatan geografi dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Pendekatan Keruangan

Pendekatan ini merupakan suatu metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) sebagai wadah untuk mengakomodasikan kegiatan manusia dalam menjelaskan fenomena geosfer.

Dalam mengaplikasikan pendekatan keruangan, seseorang tidak cukup hanya menyebutnya saja, namun harus secara eksplisit dan jelas menyebutkan tema apa yang akan dianut serta penjelasan mengenai operasionalisasi pendekatannya. Sembilan tema analisis dalam pendekatan keruangan yang dikembangkan oleh disiplin geografi, yaitu

a. Analisis pola (spatial pattern analysis)

Penekanan utamanya pada sebaran elemen-elemen pembentuk ruang  dengan menggunakan  kalimat tanya 5W+1H (what, where,when,why,who, and how). Dalam konsep keruangan geografi terdapat konsep esensial, yaitu:

1. Aglomerasi

Merupakan kecenderungan pengelompokan pada suatu kegiatan serupa, misalnya kegiatan pertanian,industri,dan sebagainya.

2. Jarak

Fenomena geografi dapat dijelaskan dengan jarak misalnya lokasi industri mencari jarak yang dekat dengan pasar,dan lain-lain. Jarak dapat bersifat absolute maupun relative

3. Letak

Letak sangat penting dalam menjelaskan fenomena geografi, sehingga ada istilah letak geografis, dan sebagainya

4. Keterjangkauan

Keterjangkauan sangat erat kaitannya dengan jarak, baik jarak relatif maupun absolute

5. Interaksi

Fenomena geografi dapat dijelaskan dengan interaksi, terutama pada geografi manusia

6. Distribusi/deferensiasi

Terjadinya variasi keruangan di permukaan bumi mendorong terjadinya interaksi inter wilayah

7. Keterpaduan

Pada dasarnya geografi merupakan sintesis dari berbagai fenomena di suatu daerah maupun keterpaduan antar daerah

 

b. Analisis struktur keruangan (spatial structure analysis)

Penekanannya pada analisis susunan elemen-elemen pembentuk ruang yang dapat dikemukakan dari fenomena fisikal maupun non fisikal. Tugas utama analisis struktur keruangan yakni mengidentifikasi susunan keruangan kemudian dikaitkan dengan upaya untuk menjawab pertanyaan geografi (5W +1H)

c. Analisis proses keruangan (spatial process analysis)

Penekanannya pada proses keruangan yang biasanya divisualisasikan pada perubahan ruang.

d. Analisis interaksi keruangan (spatial interaction analysis)

Pada analisis ini hubungan timbal balik antara ruang yang satu dengan yang lain memiliki variasi yang sangat besar sehingga mengenali faktor pengontrol sangat penting.

e. Analisis organisasi dalam system keruangan (spatial organization analysis)

Penekananya pada keterkaitan antara kenampakan satu dengan yang lain secara individual, tujuannya mengetahui elemen lingkungan yang berpengaruh terhadap elemen pembentuk ruang.

f. Analisis asosiasi keruangan (spatial association analysis)

Bertujuan untuk mengungkapkan terjadinya asosiasi keruangan antara berbagai kenampakan pada suatu ruang.

g. Analisis tendensi atau kecenderungan (spatial tendency/trend analysis)

Penekanannya pada upaya kecenderungan perubahan suatu gejala berdasarkan analisis yang berbasis ruang dan waktu.

h. Analisis pembandingan (spatial comparison analysis)

Tujuannya untuk mengetahui kelemahan atau kelebihan suatu ruang dibandingkan dengan ruang yang lain

i. Analisis sinergisme keruangan (spatial sinergism analysis)

Bertujuan untuk menganalisis sinergi antara suatu wilayah dengan yang lain

  1. Pendekatan ekologikal/ kelingkungan

Pendekatan ini mengacu pada kajian ecology. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya. Pendekatan ini menekankan pada interelasi antara manusia dan lingkungannya. Pendekatan ini mempunyai empat tema analisis utama,yaitu:

a. Tema analisis interaksi antara perilaku manusia-lingkungan

Analisis ini fokus pada perilaku manusia, baik perilaku sosial, ekonomi, kultural, dan perilaku politik yang dilakukan seseorang atau komunitas tertentu.

 

b. Tema analisis aktivitas manusia-lingkungan

Analisis ini menekankan pada keterkaitan antara aktivitas manusia dengan lingkungan sehingga kegiatan manusianya yang menjadi sentral.

 

c. Tema analisis keterkaitan antara kenampakan fisikan alami-elemen lingkungan

Contohnya sebuah danau menunjukkan peningkatan polusi air yang mengakibatkan biota danau mati, maka dapat menganalisis keterkaitan antara faktor internal dan eksternal.

 

d. Tema analisis keterkaitan antara fisikal buatan-lingkungan

Terdapat permukiman mengalami genangan yang sebelumnya tidak pernah terjadi sehingga menganalisis faktor internal dan eksternal yang memiliki keterkaitan.

Contohnya dalam mengkaji suatu daerah permukiman maka yang ditinjau adalah bentuk ekosistem hasil interaksi persebaran dan aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya.

Demikian pula jika mengkaji daerah pertanian, perdagangan, industri, dan pariwisata.

  1. Pendekatan kompleks wilayah

Pendekatan ini merupakan integrasi dari pendekatan keruangan dan pendekatan ekologis.

Misalnya, dalam mengkaji gempa bumi disuatu wilayah. Maka pertanyaan yang muncul adalah mengapa diwilayah tersebut dapat terjadi gempa? Lalu, bagaimana persebaran gejala dan masalah tersebut di permukaan bumi, dan faktor apa yang menjadi penyebabnya.

 D. Konsep Dasar Geografi

Pada seminar dan lokakarya di IKIP Semarang tahun 1989 juga menyepakati 10 konsep dasar geografi, yaitu:

  1. Konsep Lokasi

Dalam kajian geografi ada dua macam lokasi, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak suatu tempat/wilayah dipermukaan bumi yang secara eksak dapat dipastikan dan tidak berubah, ditunjukkan oleh letak lintang dan bujur (letak astronomis). Contoh: Indonesia terletak di 6°LU - 11°LS sampai dengan 95°BT - 141°BT

Sedangkan letak relatif merupakan letak suatu tempat/wilayah dikaitkan dengan wilayah yang lain.Contoh: Balikpapan berada di antara Penajam dan Samarinda.

  1. Konsep jarak

Menurut suharyono dan Amien (1994) menjelaskan bahwa jarak sebagai konsep geografi mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Suhardjo (1988) menjelaskan ada tiga dimensi dalam ukuran jarak, yaitu (1) jarak fisik/geometrik yang diukur dengan satuan panjang seperti kilometer, mil, yard, dll; 2) jarak waktu dengan satuan ukuran jam, menit, hari, dsb; (3) jarak ekonomi yang dihitung dengan ongkos/biaya alam rupiah.

Konsep jarak di bagi menjadi dua yaitu, sebagai berikut:

-Jarak absolut/Mutlak adalah jarak yang di hitung dengan hitungan panjang

*Contoh:Jarak dari BPN Regency ke SMAN 4 sejauh 4,3 Km

-Jarak relatif adalah jarak yang di hitung dengan lamanya waktu

*Contoh:dari bpn regency ke sman 4 membutuhkan waktu 11 menit (tanpa hambatan)

  1. Konsep keterjangkauan

Konsep keterjangkauan berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidanya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai. Keterjangkauan tidak saja ditentukan oleh kondisi alam, namun juga oleh perkembangan teknologi.

*Contoh: dari Balikpapan untuk ke jakarta membutuhkan transportasi pesawat/kapal

  1. Konsep pola

Pola menggambarkan bentuk persebaran fenomena yang ada pada ruang di permukaan bumi, baik yang bersifat alamiah maupun hasil karya manusia, contohnya pola aliran sungai, pola persebaran penduduk, dll.

*Contoh: persebaran penduduk di daerah sungai akan mengikuti alur sungai

  1. Konsep morfologi

Morfologi atau bentuk muka bumi memiliki peranan penting antara lain berpengaruh terhadap pola persebaran penduduk, aktivitas penduduk dalam pengelolaan lahan, dll.

*Contoh: Balikpapan merupakan kota perbukitan

  1. Konsep aglomerasi

Aglomerasi merupakan kecenderungan pengelompokan suatu fenomena tertentu pada suatu wilayah. Misalnya, pengelompokan industri, pengelompokan permukiman. Contoh : orang-orang perkotaan lebih senang tinggal di perumahan elit.

  1. Konsep nilai kegunaan

Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat fenomena atau sumber daya alam tertentu yang tidak selalu memberikan manfaat yang sama bagi penduduknya.

Contoh: laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan sebagi sumber penghasilan

  1. Konsep interaksi/interdependensi

Adanya interaksi bahkan interdependensi disebabkan tidak ada satu wilayah di permukaan bumi yang bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Contoh :

a.  Kota membutuhkan hasil pertanian sedangkan di desa membutuhkan pakaian sehingga saling membutuhkan.

 

b. Interaksi kota – desa terjadi, karena adanya perbedaan potensi alam.

 

b. Desa menghasilkan bahan baku, sedangkan kota menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan, maka terjadi interaksi.

9. Konsep deferensiasi areal

Konsep ini timbul karena setiap wilayah memiliki karakteristik yang membedakannya dengan wilayah yang lain berupa fisik, sosial budaya, hasil interaksi antara unsur alam dan manusia dalam suatu wilayah.

Contoh :

    1. Jenis tanaman yang dibudidayakan, antara dataran tinggi, akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah.
    2. Jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencahariannya nelayan, berbeda dengan penduduk yang tinggal di daerah rendah cenderung mata pencahariannya petani.
    3. Kota yogya terkenal dengan bakpia patuk sementara kota gunung kidul terkenal dengan makanan geplak. Kota Yogya terkenal dengan gudeg sementara kota Solo terkenal dengan nasi liwet.
    4. Di pantai penghasil garam sedangkan pertanian daratan tinggi penghasil sayuran.

10. Konsep keterkaitan keruangan

Dalam suatu ruang tertentu terdapat keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lain yang bersifat alami atau sosial budaya.

 Contoh:  Daerah pantai penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut.

 

E. Prinsip Geografi

  1. Prinsip penyebaran

Fenomena yang terdapat di geosfer baik unsur fisik maupun manusia tersebar tidak merata di permukaan bumi.

Contoh:

    • Persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia
    • Persebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya
    • Persebaran total penduduk transmigran di Indonesia yang tidak merata
  1. Prinsip interelasi

Fenomena yang terdapat di geosfer baik unsur fisik maupun manusia terdapat keterkaitan antara satu dengan yang lain.

Contoh: Terjadi fenomena banjir parah yang diakibatkan oleh penebangan hutan di wilayah hulu. Fenomena ini menunjukaan adanya prinsip interelasi antara gejala sosial dengan gejala fisik. Hubungan antara perbuatan manusia, yang berdampak pada kerusakan alam yang terjadi.

  1. Prinsip deskripsi

Suatu fenomena dideskripsikan melalui tulisan, tabel, gambar, peta, grafik, dan lain-lain secara kualitatif maupun kuantitatif.

Contoh:

    • Tabel angka pengangguran di provinsi Jawa Timur
    • Grafik peta lempeng tektonik di dunia
    • Peta wilayah lautan di kawasan Asia Tenggara
    • Gambar persebaran curah hujan di Indonesia
  1. Prinsip korologi

Prinsip korologi merupakan gabungan dari ketiga prinsip diatas. Dalam prinsip ini gejala dan permasalahan  geografi dianalisis persebarannya, interaksi dan interelasinya dari berbagai aspek yang mempengaruhinya.

Contoh:

    • Untuk mengkaji masalah hujan harus dikaji tentang sirkulasi curah hujan di Indonesia, lantaran kenapa terdapat perbandinghan curah hujan di berbagai kawasan dan akibat yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan di kawasan tersebut.
    • Untuk mengkaji masalah temperatur udara maka harus dikaji tentang temperatur suhu udara di pedesaan dan perkotaan, lantaran akibatnya pedesaan dan dampak banyaknya pepohonan di desa atas temperatur udara di kawasan pedesaan dibandingkan dengan perkotaan.
    • Untuk mengkaji masalah hujan harus dikaji tentang sirkulasi curah hujan di Indonesia, lantaran kenapa terdapat perbandinghan curah hujan di berbagai kawasan dan akibat yang ditimbulkan dari tingginya curah hujan di kawasan tersebut.
    • Untuk mengkaji masalah temperatur udara maka harus dikaji tentang temperatur suhu udara di pedesaan dan perkotaan, lantaran akibatnya pedesaan dan dampak banyaknya pepohonan di desa atas temperatur udara di kawasan pedesaan dibandingkan dengan perkotaan.

F. Cabang Ilmu Geografi

  1. Meteorologi: mempelajari cuaca.
  2. Klimatologi: mempelajari iklim.
  3. Oseanografi: mempelajari lautan.
  4. Hidrologi: mempelajari air permukaan (sungai, rawa, danau) dan air tanah.
  5. Geologi: mempelajari bumi secara keseluruhan (lapisan, struktur).
  6. Geomorfologi: mempelajari bentuk muka bumi dan prosesnya.
  7. Botani: mempelajari tumbuh-tumbuhan.
  8. Zoologi: mempelajari hewan.
  9. Demografi: mempelajari perkembangan penduduk (persebaran, susunan).
  10. Antropologi: mempelajari manusia dan kehidupannya (ras, budaya).

Soal Latihan

  1. Jelaskan pengertian geografi menurut Semlok IGI!
  2. Buatlah contoh fenomena terkait konsep lokasi relatif, aglomerasi dan asosiasi!
  3. Jelaskan tentang objek material geografi beserta contoh fenomenanya!
  4. Banjir selalu terjadi di Jabodetabek setiap akhir tahun. Uraikan penggunaan pendekatan kompleks wilayah dalam memahami fenomena tersebut!.
  5. Uraikan contoh prinsip interelasi terkait fenomena urbanisasi!
  6. Apa perbedaan aspek fisik dan non fisik geografi!
  7. Jelaskan minimal 5 ilmu bantu geografi!
Catatan : Materi yang ditampilkan diambil dari beberapa sumber yang tidak dicantumkan. Jika ada masalah dengan hak cipta segera hubungi kami di halaman kontak.

Posting Komentar untuk "Pengetahuan Dasar Geografi"