Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

 

Materi Pertemuan 1 dan 2

 

  1. Sejarah Lahirnya Sosiologi

Lahirnya sosiologi dilatar belakangi oleh dua peristiwa besar, yaitu Revolusi Industri (Inggris) dan Revolusi Sosial (Perancis), yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial masyarakat Eropa Barat, sehingga terjadi kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang ada.

Istilah sosiologi sendiri digunakan pertama kali oleh Auguste Comte (1789-1857). Beberapa sumbangannya antara lain:

  1. Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematis
  2. Ia mengatakan, bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewati tiga jenjang. Yaitu jenjang teologi, jenjang metafisika, dan jenjang positif, yakni objek yang dikaji harus berupa fakta dan kajian harus bermanfaat serta mengarah pada kepastian dan kecermatan.
  3. Ia mengatakan sosiologi merupakan ‘ratu’ ilmu sosial dan menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu.
  4. Ia membagi sosiologi ke dalam dua bagian besar, yaitu statika sosial (social statics) serta dinamika sosial (social dynamics).

Setelah itu istilah sosiologi dikembangkan oleh Karl Max (1818-1883) yang mengembangkan konsep sejarah perjuangan kelas, yaitu lahirnya kelompok borjuis dan kelas proletar.

Kemudian muncul Herbert Spencer (1820-1903) ynag beranggapan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industry. Termasuk pula asosiasi masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi pengetahuan, dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan keindahan.

Selanjutnya ada Emile Durkheim (1858-1917)  yang berpendapat bahwa sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat dan proses-proses sosial. Durkheim dan rekan-rekannya mengklasifikasikan sosiologi menjadi tujuh bagian berdasarkan pokok bahasannya, yaitu sosiologi umum, sosiologi agama, sosiologi hokum dan  moral, sosiologi tentang kejahatan, sosiologi ekonomi, sosiologi masyarakat, sosiologi estetika.

Menurut Max Weber (1864-1920) sendiri, sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan pengertian adalah tentang aksi-aksi sosial. Weber menyebutkan pula bahwa sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami ‘tindakan sosial’.

Salah satu teori peran yang dikaitkan dengan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead yang menguraikan tahap pengembangan diri (self) manusia, yang berlangsung melalui beberapa tahap, yaitu tahap paly stage, tahap game stage, dan tahap generalized other.

Sampai sekarang, pemikiran-pemikiran para tokoh sosiologi tersebut masih digunakna dan dikembangkan. Di Indonesia, sosiologi hadir pada tahun 1950-an. Tokoh-tokoh sosiologi di Indonesia antara lain; Selo Soemardjan, Soelaeman Soemardi, dan Hasan Shadily.

Objek Kajian Sosiologi

Definisi dari para ahli di atas menunjukkan betapa luas dan rumitnya masyarakat sebagai objek kajian sosiologi. Berdasarkan batasannya, definisi sosiologi mempunyai ciri-ciri:

  1. Sebagai ilmu yang mengkaji interaksi manusia dan manusia yang lain;
  2. Dalam kelompok (seperti; keluarga, kelas sosial atau masyarakat); dan
  3. Produk-produk yang timbul dari interaksi tersebut, seperti nilai, norma, serta kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan, bahwa objek studi atau kajian sosiologi adalah masyarakat, yakni hubungan antara manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan masyarakat.

  1. Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial

Ilmu sangat berbeda dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan yang secara khusus mempelajari tentang hal penyebab terjadinya sesuatu dan mengapa bisa terjadi. Ada beberapa syarat ilmiah yang dapat disebut sebagai ilmu. Sifat yang ilmiah untuk syarat ilmu banyak pengaruhnya dari ilmu-ilmu alam yang sudah ada terlebih dahulu.

Objektif. Objek kajian dari sebuah ilmu harus ada dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, terlihat dari luar maupun bentuknya dari dalamnya. Objeknya juga bersifat ada dan harus diuji keberadaannya. Dalam hal mengkaji sebuah objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni penyesuaian antara tahu dengan objek, sehingga dapat disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.

Metodis. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang artinya: cara, jalan. Metodis artinya metode tertentu yang dipakai dan biasanya merujuk kepada sebuah metode ilmiah. Usaha yang telah dilakukan agar dapat meminimalisasi segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam hal yang menyimpang dari hal mencari sebuah kebenaran. Resiko yang harus ditanggung yakni untuk menjamin kepastian kebenaran. Sebuah ilmu pengetahuan harus mampu untuk bertanggung jawab terhadap pengetahuan/ teori yang ada di dalamnya.

Sistematis. Di dalam pengalamannya mencoba menjelaskan dan mengetahui suatu objek, ilmu harus terumus dan teruraikan di dalam hubungan yang masuk diakal (logis) dan teratur agar terbentuk suatu sistem yang memiliki keutuhan, menyeluruh, terpadu dalam segi arti, dan dapat memaparkan sebuah rangkaian sebab akibat menyangkut tentang objektifnya. Pengetahuan yang dapat tersusun dengan sistematis merupakan rangkaian sebab akibat dari syarat ilmu yang ketiga.

Universal. Sebuah kebenaran yang akan dicapai yakni sebuah kebenaran yang universal yang tidak bersifat tertentu (umum). Sebuah ilmu bukan hanya harus memenuhi unsur kebenaran, melainkan juga harus bersifar universal. Maksudnya adalah sebuah ilmu pengetahuan harusnya bisa berlaku dimana saja.

Contohnya adalah ilmu sosial, menyadari kadar ke-umum-an memiliki kandungan berbeda dengan ilmu alam kerena objeknya adalah dari tindakan manusia. Oleh sebab itu agar mencapai tingkat yang unversal didalam ilmu sosial, harus adanya konteks dan tertentu pula. Misal: Semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat.

Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji masyarakat, Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang terikat oleh suatu tata cara (sistem), kebiasaan, dan adat istiadat tertentu yang dianut oleh anggota-anggotanya.

Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte (1798- 1857). Pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang masyarakat telah menempatkan Auguste Comte sebagai peletak dasar ilmu sosiologi

Sosiologi Sebagai Ilmu Sosial

Koentjaraningrat mengatakan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul atau saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Sebagai ilmu, sosiologi didukung oleh beberapa hal yaitu:

  1. Memiliki objek kajian
  2. Memiliki metode ilmiah
  3. Memiliki masyarakat ilmiah

Berdasarkan sifat dan hakikatnya sebagai ilmu, sosiologi memiliki beberapa karakteristik di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Tidak memiliki konsep maupun teori yang tetap dan pasti mengingat objek kajiannya adalah masyarakat yang bersifat dinamis dan majemuk.
  2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat kategoris, yakni terbatas dalam hal mengkaji sesuatu yang telah terjadi dalam kehidupan masyarakat.
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat umum, yakni memusatkan perhatiannya terhadap gejala-gejala sosial yang bersifat universal.
  4. Sebagai ilmu murni (pure science), sosiologi membatasi diri dari persoalan-persoalan yang bersifat penilaian.

JAWABLAH SOAL DIBAWAH INI !

  1. Sebutkan perbedaan pengetahuan dengan ilmu!
  2. Jelaskan pengertian sosiologi menurut pendapatmu sendiri!
  3. Jelaskan latarbelakang lahirnya sosiologi !
  4. Bagaimana pemahaman kalian terhadap Sosiologi sebagai ilmu sosial? Jelaskan menggunakan bahasa kalian!
  5. Sebutkan cabang-cabang sosiologi !

 

Pertemuan 3 dan 4

REALITAS SOSIAL SEBAGAI OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI

  • Masyarakat yaitu pekumpulan dari beberapa individu yang menduduki suatu wilayah tertentu serta memiliki aspek-aspek kehidupan di dalamnya.
  • Interaksi sosial yaitu hubungan bolak balik antara individu satu dengan individu lain, individu dengan kelompok, serta kelompok satu dengan kelompok lain.
  • Sosialisasi yaitu suatu proses dalam pergaulan individu dalam lingkungan masyarakat.
  • Nilai dan norma yaitu suatu hal yang dianggap baik dan benar yang diwujudkan dalam norma.
  • Organisasi sosial yaitu suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh mesyarakat tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
  • Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat dimana akan memperngaruhi kehidupan sosialnya.

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku sosial masyarakat baik individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok. Realitas sosial merupakan suatu kenyataan atau fakta yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

Konsep-konsep ralitas sosial, yaitu:

    Konsep keluarga 

    Konsep masyarakat 

    Kelompok sosial atau organisasi sosial

    Komunitas sosial

    Suku bangsa

 

Proses terjadinya realitas sosial, yaitu:

  1. Eksternalisasi adalah proses dimana semua ide muncul dari pemikiran manusia.
  2. Objektifikasi adalah proses dimana semua ide dipresepsikan dalam kenyataan.
  3. Interalisasi adalah proses dimana kenyataan objek dimasukkan ke dalam diri manusia menjadi suatu pengetahuan.

Contoh realitas social

  • Bidang budaya, yaitu adanya keinginan para pemuda melestarikan kebudayaan daerahnya dengan mempelajarinya dengan baik.
  • Bidang sosial, yaitu saat terjadi bencana alam di suatu daerah masyarakat berbondong-bondong berupaya menolongnya dan memberikan bantuan

 

 

 

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI !

  1. Berikan bukti bahwa manusia tidak bersifat statis atau tetap !
  2. Sebutkan dan jelaskan faktor pembentuk realitas sosial.
  3. Sebutkan contoh realitas sosial yang anda keahui dan carilah di se3kitar lingkungan anda !

 

 

 

Pertemuan 5&6

Kehidupan sosial sebagai objektivitas

Realitas Objektif

Kehidupan manuasia yang dihadapi setiap hari merupakan suatu fakta, artinya masyarakat yang dapat mempengaruhi dan mengubah bentuk perilaku manusia melalui suatu norma/aturan yang sebenarnya mereka ciptakan sendiri. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan manusia hanyalah sebuah objek dan sasaran dari suatu aturan. Kehidupan manusia dalam masyarakat membentuk kehidupan sosial yang lebih luas. Kehidupan sosial tersebut menjadi suatu objek dan dapat dijelaskan melalui realitas objektif.  Supaya kamu lebih memahami realitas objektif ini simak dua contoh gambaran di bawah ini ya:

  1. Sarana belajar berperan penting terhadap kemajuan belajar seorang siswa. Adanya kelengkapan belajar yang memadai dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai siswa.

Berdasarkan contoh dan gambaran di atas, siswa merupakan objek dari sarana belajar yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Sarana belajar yang merupakan faktor eksternal mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam sudut pandang kehidupan objektif tidak mempertimbangkan kemampuan dan motivasi seseorang secara pribadi. Hal tersebut menjelaskan bahwa prestasi siswa dipengaruhi oleh sarana belajar, tanpa melihat usaha, minat dan motivasi pribadinya. Realitas objektif dapat dikatakan sebagai pengetahuan manusia yang bersifat umum (massal) yang mempunyai sifat memaksa di luar masing-masing individu.

 

  1. Prestasi siswa akan meningkat jika rajin belajar.

            Berdasarkan contoh di atas, realitas objektif (pengetahuan umum) adalah diberlakukannya aturan jika rajin belajar, siswa dapat meningkat prestasinya. Namun, cara pandang tersebut menjadi pertanyaan seperti apa sebenarnya wujud dari rajin belajar tersebut? Realitas objektif tidak melihat karakter unik dari masing-masing individu, sehingga dapat dikatakan bahwa rajin belajar (subjek) merupakan langkah nyata untuk meningkatkan presetasi siswa (objek). Akan tetapi, ketika siswa menjadi subjek, pemahaman siswa terhadap prestasi dan rajin belajar akan sangat beragam maknanya.

 Realitas Subjektif

Ada banyak realitas yang tidak dapat dijelaskan hanya dari sisi objeknya saja, hal ini juga berlaku pada kehidupan sosial. Kehidupan sosial manusia yang dihadapi sehari-hari dapat dilihat dari sisi subjeknya atau dari sudut pandang pelaku supaya memiliki penjelasan yang lebih luas. Subjek dalam hal ini bisa meliputi individu maupun institusi lainnya. Berikut adalah contohnya:

  • Rudi memiliki kebiasaan yang sedikit unik dari kebanyakan orang, ia belajar sambil mendengarkan musik rock. Menurutnya, intensitas belajar yang sedikit tetapi rutin, ampuh untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Selain itu, menurut rudi prestasi bukan sekedar nilai dan piala, tetapi juga kebermanfaatan untuk orang lain.


Berdasarkan contoh di atas, Rudi sebagai subjek mengungkapkan pendapatnya terhadap cara-cara belajar yang umumnya di gunakan oleh sebagian orang. Rudi melakukan hal yang tidak dilakukan oleh siswa pada umumnya.  Rudi sebagai subjek mengubah pandangan masyarakat tentang cara belajar dan pemahaman prestasi. Akan tetapi cara dan tindakan belajar Rudi sebagai subjek tidak harus diterima di masyarakat dan mungkin hanya Rudi yang dapat melakukan hal tersebut. Di lain sisi, pendapat dan pandangan Rudi sebagai subjek dapat memberikan pengaruh kepada orang lain atau bahkan mengendalikan posisi objek.

 

Kehidupan Sosial Merupakan Proses Objektivikasi

Objektivikasi merupakan proses dari gagasan atau pendapat masing-masing individu yang dikemukakan dengan cara berinteraksi dengan individu lain. Ketika gagasan atau pendapat dari seseorang disepakati dan menjadi gagasan umum di masyarakat, maka saat itu realitas subjektif berubah menjadi realitas objektif atau yang biasa disebut objektivikasi. Untuk memudahkan kamu dalam memahami proses objektivikasi simak contoh berikit ini:

  • Alfredo merupakan peneliti yang tinggal di desa mayoritas nelayan. Selama proses penelitian, dia mengungkapkan terjadinya penurunan penyu di laut akibat penangkapan besar oleh nelayan. Karena kedekatannya dengan para nelayan, Alfredo sering sekali berkumpul dan mengobrol dengan mereka. Ketika berkumpul, ia mengungkapkan gagasannya kepada nelayan untuk tidak menangkap penyu. Hal tersebut langsung disepakati oleh nelayan, karena sebelumnya dari mereka pun sudah sadar bahwa penangakapan penyu berakibat terhadap kepunahannya. Akhirnya, seluruh nelayan secara bertahap tidak lagi menangkap penyu, secara adat pun sepakat bahwa penangkapan penyu akan mendapatkan sanksi. Aturan yang telah dibuat dan disepakati bersama disosialisasikan kepada pemuda-pemuda di desa tersebut yang nantinya akan berprofesi sebagai nelayan.

Ilustrasi Proses Objektivikasi

 

Berdasarkan ilustrasi di atas, kehidupan sosial merupakan proses objektivikasi individu yang selalu memiliki gagasan untuk menciptakan aturan dalam kehidupannya. Pengagas aturan pun pada akhirnya akan terpengaruh oleh aturan yang dibuatnya sendiri. Kehidupan sosial merupakan proses eksternalisasi, internalisasi, dan objektivikasi. Ketiga elemen ini bergerak secara berkesinambungan, artinya kehidupan sosial merupakan proses yang saling mempengaruhi antara objek dan subjek

KONSEP – KONSEP REALITAS SOSIAL BUDAYA

Berikut ini beberapa realitas sosial budaya yang terdapat di masyarakat.

1.Masyarakat

Adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial terntentu dalam waktu yang cukup lama.Dari pengerti tersebut dapat dilihat bahwa masyarakat merupakan organisasi manusia yang selalu berhubungan dan memiliki unsur berikut:

  1. Orang-orang dalam jumlah relatif besar yang saling berinteraksi,baik antara individu dengan kelompok maupun atarkelompok.
  2. Adanya kerja sama yang secara otomatis terjadi dalam setiap masyarakat,baik dalam skala kecil(antarindividu) maupun dalam skala luas.
  3. Berada dalam wilayah dengan batas-batas tertentu yang merupakan wadah tempat berlangsungan suatu tata kehidupan bersam
  4. Berlangsung dalam waktu relatif lama ,serta memiliki norma sosial tertentu yang menjadi pedoman dalam sistem tata kelakuan dan hubungan warga masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

2.Interaksi Sosial : Adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu,antara individu dari kelompok dan antarkelompok.

3.Status dan Peran : Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat yang merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat statis. Peran merupakan pola tindakan dari orang yang memiliki status tertentu dan merupakan aspek masyarakat yang kurang lebih bersifat dinamis.

4.Nilai : Nilai itu adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.Pergeseran nilai akan mempengaruhi kebiasaan dan tata kelakuan.

5.Norma : Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial,dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar.Ada empat macam norma yang ada dalam masyarakat antara lain:

  1. Norma agama,yaitu petunjuk hidup yang berupa perintah dan larangan agar manusia berada dalam jalan yang diridhai Tuhan.
  2. Norma adat,yaitu norma yang berkaitan dengan sistem penyelanggaraan hidup yang terjadi secara berulang-ulang karena dibakukan dan diyakini.
  3. Norma kesusilaan dan kesopanan,yaitu tuntutan perilaku yang harus dipatuhi oleh setiap warga masyarakat.Norma ini memiliki substansi pokok mengenai penghargaan terhadap harkat dan martabat orang lain.
  4. Norma huku,yaitu norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-lembaga berwenang pidana.

6.Lembaga Sosial : Menurut Paul B.Horton dan Chester L Hunt,lembaga adalah sistem hubungan sosial yang terorganisir dan mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umu tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.Lembaga merupaka satu sistem norma untuk mencapai suatu tujuan yang oleh masyarakat dianggap penting

7.Sosialisasi : Sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah masyarakat.Melalui proses sosialisasi ,seorang individu akan memperoleh pengetahuan,nilai-nila dan norma-norma yang akan membekalinya dalam proses pergaulan.

8.Perilaku Menyimpang : Merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.

9.Pengendalian Sosial : Setiap masyarakat menginginkan adanya suatu ketertiban agar tata hubungan antarwarga masyarakat dapat berjalan secara tertib dan lancar,untuk kepentingan ini masyarakat membuat norma sebagai pedoman yang pelaksanaannya memerlukan suatu bentuk pengawasan dan pengendalian

10.Proses Sosial

Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan suatu perubahan.Dlama suatu proses sosial terdapat komponen-komponen yang saling terkait satu sama lain,yaitu:

  1. Struktur sosial,yaitu susunan masyarakat secara komprehensif yang menyangkut individu ,tata nilai,dan struktur budayanya.
  2. Interaksi Sosial,yaitu keseluruhan jalinan antarwarga masyarakat.
  3. Struktur alam lingkungan yang meliputi letak,bentang alam,iklim,flora dan fauna.Komponen isi merupakan salah satu komponen yang turut mempengaruhi bagaimana jalannya proses sosial dalam suatu masyarakat.

11.Perubahan Sosial Budaya : Adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya baru yang dianggap ideal.

12.Kebudayaan : Adalah semua hasil cipta,rasa dan karsa manusia dalam hidup bermasyarakat.Dalam arti luas,kebudayaan merupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi yang keberadaannya diciptakan oleh manusia.Dibentuk oleh:

  1. artefak,yaitu benda hasil karya manusia
  2. sistem aktivitas,seperti berbagai jenis tarian,olahraga,kegiatan sosial,ritual
  3. sistem ide atau gagasan,yaitu pola pikir yang ada di dalam pikiran manusia.

 

JAWABLAH SOAL DIBAWAH INI !

  1. apakah yang kalian pahami tentang realitas objektif
  2. apakah yang kalian pahami tentang realitas subjektif
  3. jelaskan secara singkat Kehidupan Sosial Merupakan Proses Objektivikasi

 

 

 

 

Pertemuan 7&8

GEJALA SOSIAL

A. Pengertian Gejala Sosial

Gejala Sosial adalah masalah sosial yang memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Gejala sosial juga dapat diartian sebagai fenomena sosial. Munculnya fenomena sosial tersebut berawal dari adanya perubahan sosial. Perunahan sosisal tidak bisa kita hindari namun kita perlu mengantisipasi. Pengertian gejala sosial juga dapat kita artikan sebagai sebuah peristiwa yang sering terjadi pada lapisan masyarakat baik masyarakat tradisional maupun masyarakat modern.

B. Faktor Penyebab Gejala Sosial

  1. Faktor kultural, Faktor ini merupakan nilai yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat atau komunitas. Berikut beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural diantaranya kemiskinan, kerja bakti, perilaku menyimpang dan lain sebagainya.
  2. Faktor struktural, ini merupakan sebuah keadaan yang memengaruhi stuktur yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural bisa dilihat dari pola hubungan antar individu dan kelompokyang terjalin dalam lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi faktor struktural diantaranya seperti penyuluhan sosial, interaksi antar individu dan lain sebagainnya.

C. Macam-Macam Gejala Sosial

  1. Ekonomi, merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendapatan. Tingkat pendapatan yang dimiliki individu bisa mengakibatkan gejala sosial dalam masyarakat. Dilihat dari aspek ekonomi, gejala sosial sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat. Jika ada seseorang yang kurang bisa mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa gejala sosial di lingkungannya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dan lain sebagainya.
  2. Budaya, Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan sehingga sudah patutnya kita saling menghormati budaya lain. Dengan adanya perbedaan kebudayaan jangan membuat persatuan menjadi pecah. Tidak hanya di negara sendiri, perbedaan budaya dengan negara lain juga harus dihormati. Keragaman budaya yang ada disekitar kita juga dap[at menyebabkantimbulnya gejala sosial seperti tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja dan lain sebagainya.
  3. Lingkungan alam, Gejala sosial dalam lingkungan alam menyangkut aspek kesehatan. Seseorang yang terserang penyakit bisa mengakibatkan gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Contoh gejala sosial yang dapat ditumbulkan diantaranya penyakit menular, pencemaran lingkungan dan lain sebagainya.
  4. Psikologis, Perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek psikologi. Jika seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menyebabkan gejala sosial dalam masyarakat seperti diorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat dan lain sebagainya.

D. Contoh Gejala Sosial dalam Masyarakat

  1. Kemiskinan, merupakan contoh gejala sosial yang sering dijumpai disekitar kita. Kemskinan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut yaitu individu atau kelompok orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya. Kemiskinan relatif yaitu individu atau kelompok orang yang mampu memenuhi kebutuhan minimum hidupnya, akan tetapi dirinya masih merasa miskin jika dibandingkan dengan orang lain atau kelompok lain. Kemiskinan bisa disebabkan tidak mampunya seseorang dalam memenuhi kebutuhan primer. akan tetapu dalam sosiologi, salah satu faktor penyebab kemiskinan ini yaitu karena lembaga kemasyarakatan dibidang ekonomi yang tidak berfungsi dengan baik. Permasalahan ini dapat menyebar ke bidang lain seperti pendidikan, sosial, dan lain sebagainya.
  2. Masalah kependudukan, Indonesia merupakam negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang padat. Penduduk merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal tersebut dikarenakan penduduk menjadi subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya pembangunan maka dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk di suatu negara. Kesejahteraan penduduk akan mengalami gangguan yang dipengaruhi oleh perubahan demografis yang sering sekali tidak dirasakan. Masalah kependudukan bisa berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang tidak rata, ledakan penduduk dan lain sebagainya.

Masalah diatas perlu adanya penanggulangan, karena dapat memengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk. Berikut ini beberapa cara untuk mengatasi permasalahan kependudukan yaitu:

  1. Melalui program keluarga berencana (KB)
  2. Transimigrasi
  3. Mengatur pertumbuhan jumlah penduduk

E. Dampak Gejala Sosial Di Masyarakat

  1. Dampak positif, Gejala sosial yang ada dalam masyarakat harus disikapi dengan baik. Pabila kita terbuka dan mengimbangi perubahan sosial busaya yang ada maka perubahan tersebut akan memberikan dampak positif bagi kita. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemajuan di bidang ateknologi salah satunya teknologi komunikasi dengan alat komunikasi modern seperti smartphone dan alat komunikasi modern lainnya yang membuat kita dapat berinteraksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.
  2. Dampak negatif, Seseorang yang tidak bisa menerima perubahan akan mengalami keguncangan culture shock. Ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi gejala
  3. sosial akan membawnya ke arah perilaku menyimpang.

 

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI !

  1. Apakah yang kalian pahami tentang gejala sosial !
  2. Jelaskan faktor penyebab terjadinya gejala sosial !
  3. Analisalah disekitar anda dan berikan contoh tentang gejala sosial !
  4. Sebutkan bentuk dan jenis gejala sosial !

Posting Komentar untuk "FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT"